• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 10 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Imam Al Ghazali: Dunia dan Akhirat Tak Perlu Seimbang

Oleh Sodikin
6 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
perkara, doa

Ilustrasi berdoa

5
BAGIKAN

Oleh: Aditya Budi
adityabudi82@gmail.com

IMAM al-Ghazali (1058-1111 M) sosok yang dalam dunia keislaman dikenal sebagai Hujjatul Islam pernah mengalami krisis ruhani yang sedemikan rupa. Krisis yang akhirnya mampu mengantar Al-Ghazali menghasilkan sebuah karya Magnum Opus nan fenomenal yaitu Ihya Ulumuddin. Karya yang dianggap sebagai sintesis antara fiqih dan tasawuf, antara ilmu dzahir dan batin.

Karirnya yang cemerlang hingga mampu menjadi guru besar di Universitas Nizhamiyah di Baghdad, yang menurut Philip K. Hitti menjadi role model perguruan tinggi di kemudian hari. Namun hal tersebut malah membuat al-Ghazali gundah gulana. Ia takut bahwa jangan-jangan keilmuannya dan aktivitasnya saat itu hanyalah demi meraih ketenaran dunia semata. Ia takut bahwa sesungguhnya apa yang ia jalani bukanlah jalan yang benar-benar Allah ridhai.

BACA JUGA: Inilah Rahasia Puasa Menurut Imam Al Ghazali

ArtikelTerkait

Kenangan Bersama Ayah

Renungan: Mengapa Shalat Tidak Diterima oleh Allah SWT?

Kenapa Aku Tidak Mau Olahraga

Kenapa Aku Harus Terus Memperbaiki Shalatku?

Dalam karyanya al-Munqidz Min adh-Dhalal, tergambar bahwasannya Imam al-Ghazali menyadari bahwa seluruh aktifitasnya selama ini ada kecenderungan tidak dimaksudkan untuk Allah. Akan tetapi lebih kepada untuk dunia dan mencari ketenaran di mata penguasa (masyarakat). Ketakutan yang demikian itulah yang membuat dirinya berpikir, bermuhasabah dan selalu merasa resah.

Konon keraguan dan keresahannya al-Ghazali akan salahnya niat yang berlangsung hampir berbulan-bulan semakin menjadi-jadi. Hingga pada puncaknyaa al-Ghazali tak mampu lagi berbicara dan tak dapat lagi mengajar, karena Allah telah mengunci lidahnya, ungkap al-Ghazali. Meski ia memaksa berkali-kali dan dokter pun tak sanggup menjelaskan dan mengobatinya.

Semua peristiwa tersebut akhirnya membuat al-Ghazali menarik diri dari aktivitas keduniaannya, merenung dan berkontemplasi mencari makna haqiqi apa yang sebenarnya sedang ia alami. Lahirlah Ihya Ulumuddin, sebuah karya babon tentang sinergi antara yang lahir dan yang batin, kezuhudan dan menjadi salah satu kitab rujukan utama ilmu tasawuf hingga saat ini.

Al-Ghazali menyadari bahwa pada saat itu sedemikan banyak para cendikia dan ulama hanya terjebak dalam ilmu-ilmu dzahir semata. Berlomba-lomba untuk kebanggaan diri dan mencari ketenaran. Bahkan ilmu fiqih diasumsikan al-Ghazali bukan hanya ilmu cangkang/kulit tapi juga termasuk ilmu dunia.

Dalam Ihya’ Ulumuddin mencerminkan pentingnya aspek-aspek kezuhudan harus hidup di masyarakat. Tingkat ilmu yang paling rendah adalah setiap orang harus mengetahui bahwasannya dunia itu hina, kotor, dan fana sedangkan akhirat begitu agung, ungkap al-Ghazali.

Al-Ghazali telah mewanti-wanti bahwa urusan dunia dan akhirat tak perlu seimbang. Ya, karena memang keduanya tak akan pernah bisa diseimbangkan. Mengapa demikian ? Al-Ghazali menganalogikan dunia dan akhirat bak dua istri yang dimadu. Keduanya saling bertentangan. Ketika engkau beri perhatian lebih pada yang satu maka yang satunya lagi akan marah.

Tak cukup sampai disitu. Sekali lagi al-Ghazali mengkiaskan urusan dunia dan akhirat dengan sedemikan apik. Keduanya bagaikan dua mata timbangan, ketika engkau melebihkan berat pada yang satunya maka sisi satunya akan ringan. Dunia dan akhirat laksana timur dan barat, saat engkau mendekati salah satunya artinya engkau juga menjauhi yang satu lainnya.

Keduanya bagaikan gelas yang salah satunya penuh sedang yang satunya lagi kososng. Maka sebanyak apapun engkau memindahkan air ke gelas satunya, maka gelas yang lainnya akan kosong begitulah seterusnya. Lantas al-Ghazali menyebut mereka adalah bodoh, akalnya telah rusak. Yaitu mereka yang tak mengetahui dunia itu hina, kotor, kenikmatan yang bercampur penderitaan.

Advertisements

BACA JUGA: Imam Al-Ghazali: Gila Jabatan adalah Penyakit Hati

Namun demikian, bukan berarti dunia harus dinafikan sama sekali. Dalam karyanya yang lain, Jawahir al-Qura’an, al-Ghazali mengisyaratkan bahwasanya dunia adalah jembatan akhirat. Selama seorang hamba menjadikan dunia sebagai jembatan maka kehidupan/aktifitas dunia menjadi diterima. Dunia adalah tempat persinggahan bagi mereka yang berjalan menuju Allah, ungkap al-Ghazali.

Sedangkan tubuh manusia ibarat kendaraan. Maka barangsiapa yang tidak pandai mengatur persinggahan dan kendaraannya maka perjalanan – menuju Allah – tidak akan berjalan dengan baik. Selama urusan kehidupan dunia tidak diatur sedemikian rupa, yaitu untuk ibadah dan fokus kepada Allah maka perjalanannya – menuju alam akhirat – tak akan sempurna.

Demikianlah sekelumit pandangan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, seorang filsuf dan teolog Asy’ariyah dan bermadzah Syafi’i. Jika keduanya tak mungkin semimbang, maka sebaik-baik jalan hidup adalah senantiasa mengakhiratkan urusan dunia kita, menjadikan aktivitas dunia selalu bernilai akhirat. Wallahu’alam Bishshawab. []

RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Tags: akhiratDuniaImam Al-Ghazali
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini 10 Teman Iblis, Mungkin Kita Salah Satunya? (1)

Next Post

Ditolak UGM, Ustaz Somad Dianggap Kontroversial

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Kesalahan Besar Orangtua Muslim, Hal Sepele yang Tak Boleh Orangtua Lakukan pada Anak, Fase Belajar Anak, Cara Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual, Keutamaan Memuliakan Anak Yatim, Cara Meminang Hati Anak, Ayah

Kenangan Bersama Ayah

10 Juni 2025
Shalat, Keutamaan Shalat Dhuha, Shalat yang Tidak Diterima oleh Allah SWT, Hukum Shalat tanpa Peci, shalat

Renungan: Mengapa Shalat Tidak Diterima oleh Allah SWT?

9 Juni 2025
Olahraga, Pola Hidup Sehat, Kuisioner

Kenapa Aku Tidak Mau Olahraga

9 Juni 2025
Hukum Melafadzkan Niat, Syaban, Hukum Baca Doa Iftitah dalam Shalat, Tata Cara Shalat Hajat

Kenapa Aku Harus Terus Memperbaiki Shalatku?

8 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Itikaf, Lapar

Kenapa Lapar Terus padahal Sudah Makan? Apakah Ini Gejala Penyakit?

Oleh Haura Nurbani
10 Juni 2025
0

Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong, Uang

Istri Suka Ambil Uang Diam-diam dari Dompet Suami, Bolehkah?

Oleh Dini Koswarini
10 Juni 2025
0

tambang nikel,tambang

6 Kemungkinan Dampak Buruk Tambang Nikel bagi Alam

Oleh Yudi
10 Juni 2025
0

Kesalahan Besar Orangtua Muslim, Hal Sepele yang Tak Boleh Orangtua Lakukan pada Anak, Fase Belajar Anak, Cara Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual, Keutamaan Memuliakan Anak Yatim, Cara Meminang Hati Anak, Ayah

Kenangan Bersama Ayah

Oleh Dini Koswarini
10 Juni 2025
0

Beramal Mengharap Dunia, Akhir Zaman

Umur Dunia Ternyata Hanya 1500 Tahun?

Oleh Yudi
10 Juni 2025
0

Terpopuler

Sayuran-sayuran yang Ternyata Mengandung Tinggi Gula

Oleh Haura Nurbani
9 Juni 2025
0
Zakat Fitrah, sayuran

Berikut adalah beberapa sayuran yang ternyata mengandung gula cukup tinggi, meskipun sering dianggap sehat dan rendah gula

Lihat LebihDetails

Begini Hubungan Ayah dan Anak Tiri Menurut Islam

Oleh Laras Setiani
22 April 2020
0
Begini Hubungan Ayah dan Anak Tiri Menurut Islam 1 imam al ghazali

Seorang suami juga harus mengetahui bahwa termasuk menggauli istrinya dengan baik adalah dengan berlaku baik kepada anak perempuan bawaan istrinya....

Lihat LebihDetails

Apa yang Terjadi Kalau Manusia Dewasa Tidur Malam Kurang dari 6 Jam?

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pagi Hari, Ciri Diabetes di Usia Muda, Muslim

Jika manusia dewasa tidur malam kurang dari 6 jam secara konsisten, ada berbagai dampak negatif yang bisa terjadi, baik jangka...

Lihat LebihDetails

Umur Dunia Ternyata Hanya 1500 Tahun?

Oleh Yudi
10 Juni 2025
0
Beramal Mengharap Dunia, Akhir Zaman

Pertanyaan tentang berapa lama umur dunia sering muncul dalam kajian-kajian Islam, terutama yang membahas akhir zaman.

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.