IYA, ini kenapa aku tidak mau olahraga.
Sore ini, izinkan saya membela diri.
Bukan di pengadilan, tapi di depan cermin.
Topiknya serius: “Kenapa aku tidak olahraga.”
Pertama, aku bukan malas. Aku cuma… sangat rebahan-oriented.
Katanya, tubuh butuh rebahan, kan? Nah, aku rebahan all the time.
Totalitas. Dari pagi sampai malam. Bahkan kadang sampai mimpi pun aku rebahan.
Kedua, olahraga itu butuh niat.
Dan aku sudah niat… besok.
Setiap hari aku berniat. Hasilnya?
Rekor nasional: 365 niat dalam setahun. Nol aksi.
BACA JUGA: Kalau Sudah 40 Tahun tapi Tidak Pernah Olahraga
Ketiga, aku menjaga tubuhku agar tidak cedera.
Karena olahraga bisa bikin keseleo. Duduk di kasur? Aman.
Apalagi kalau sambil nonton YouTube tentang orang yang olahraga.
Itu namanya “olahraga visual”.
📌 Tapi… tiba-tiba aku baca kutipan ini:
“Sesungguhnya tubuhmu punya hak atasmu.” — (HR. Bukhari)
Wah. Bergetar hati ini. Tubuhku protes, “Bang, gua punya hak juga ya. Gua bukan cuma tempat makan dan rebahan.”
Lalu, kutemui kalimat ulama salaf:
“Aku tidak melihat sesuatu yang lebih bermanfaat bagi tubuh daripada sedikit makan dan banyak bergerak.” — Imam Ibnul Qayyim
Dan saat itu, rebahan terasa seperti dosa nasional.
Lemak-lemakku bersorak, “Hidup rebahan! Hidup gorengan!”
Tapi ruhku berkata lirih, “Hidup sehat… biar bisa sujud dengan ringan.”
🎯 Kesimpulan?
Aku sadar…
Kadang kita terlalu kreatif bikin alasan,
padahal tubuh ini amanah, bukan karpet buat rebahan.
Maka mulai sore ini…
Kalau olahraga masih berat,
minimal… berjalanlah menuju kebaikan.
Atau minimal… jalanin niatnya, jangan cuma niat.
BACA JUGA: Apa Akibat Tidak Olahraga selama Sebulan bagi Laki-laki?
Mari kita luruskan niat, bukan hanya untuk perut kotak-kotak (apalagi di usia segini, udah bukan ngitung tubuh sterek,
tapi agar tubuh ini kuat…
buat ibadah panjang umur.
Karena siapa tahu…
Suatu hari nanti kita bisa berkata,
“Aku lari… bukan dari kenyataan. Tapi dari penyakit.” []