DI tengah malam yang sunyi, dalam perjalanan panjang menyusuri pantai utara — dari Surabaya menuju Jakarta — ingatan tentang masa kecil itu hadir tanpa diundang. Bukan sembarang kenangan, tapi potongan hidup yang begitu manis, terlalu manis untuk dilupakan. Ayah.
Aku teringat Ayah…
Di kampung halaman, di antara derak suara cemeti dan lantunan hafalan di surau kecil seperempat malam pertama. Di situlah aku mengenal arti perjuangan, dari kisah-kisah epik para pahlawan Islam yang gagah berani menolak mundur demi kemuliaan agama. Di situlah aku mengenal semangat, dari suara tegas Ayah yang tak sekadar menyuruh, tapi memberi teladan.
BACA JUGA: 4 Hal yang Harus Anak Lihat dari Ayahnya
Ayah bukan sekadar sosok yang menafkahi. Ia adalah guruku. Pendamping ibuku dalam membentuk pijakan awal kakiku. Ia menanam nilai-nilai di ladang kecil masa kecilku, yang kini tumbuh menjadi arah dalam langkah-langkah dewasaku.
Dan kini, di tengah malam dan gemuruh kereta yang menderu, aku terdiam dalam doa…
“Ya Allah… Jika selama ini aku tak cukup pandai mengucap terima kasih, maka izinkan malam ini jadi saksi. Aku memohon, balaslah setiap kebaikan Ayah. Terimalah ia dalam kasih-Mu. Ridhoilah hidup dan wafatnya…”
BACA JUGA: Raihan!
Sebab, tak ada guru yang lebih sabar dari seorang Ayah yang mengajarkan kita cara mengenal Allah— dengan cinta, dengan teguran, dengan peluh, bahkan kadang dengan air mata.
Lirik Asli:
Dalam sebuah perjalanan menyusuri pantai utara
Berkereta di tengah malam Surabaya-Jakarta
Kuteringat masa indah, di masa-masa kecilku
Kenangan bersama ayah di kampung halaman
Sungguh indah
Terlalu manis untuk dilupakan
Sungguh mesra
Meski beriring ketegangan
Suasana pengajian petang seperempat malam pertama
Riuh rendah suara hafalan atau cemeti hukuman
Hening hanya decahan, kala epik dipaparkan
Liku-liku perjuangan para pahlawan Islam
Yang gagah perkasa
Di medan perjuangan
Yang tak takut mati
Untuk meraih kemuliaan Islam
Ayah terima kasih, ananda haturkan kepadamu
Yang telah mendidik dan membesarkanku bersama ibu
Ayah, engkaulah guruku yang terbaik sepanjang usiaku
Yang telah membimbing masa kecilku, meniti jalan Tuhanku
Allah s’moga Kau berkenan
Membalas s’gala kebaikannya
Menerimanya, dan meridhoinya
Di hadirat-Mu
Ayah terima kasih, ananda haturkan kepadamu
Yang telah mendidik dan membesarkanku bersama ibu
Ayah, engkaulah guruku yang terbaik sepanjang usiaku
Yang telah membimbing masa kecilku, meniti jalan Tuhanku
Allah s’moga Kau berkenan
Membalas s’gala kebaikannya
Menerimanya, dan meridhoinya
Di hadirat-Mu
Ayah terima kasih, ananda haturkan kepadamu
Yang telah mendidik dan membesarkanku bersama ibu
Ayah, engkaulah guruku yang terbaik sepanjang usiaku
Yang telah membimbing masa kecilku, meniti jalan Tuhanku
Allah s’moga Kau berkenan
Membalas s’gala kebaikannya
Menerimanya, dan meridhoinya
Di hadirat-Mu []