• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 8 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Konsep Zuhud menurut Imam Al-Ghazali pada Era Modern

Oleh Saad Saefullah
3 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Golongan yang Akan Dinaungi Allah di Hari Kiamat,, Cara Meraih Ketenangan, Keimanan dengan Istighfar, Istighfar

Foto: Freepik

1
BAGIKAN

Konsep Zuhud menurut Imam Al-Ghazali pada Era Modern 1 Zuhud menurut Imam Al-GhazaliBAGAIMANAKAH konsep zuhud menurut Imam Al-Ghazali pada era modern sekarang ini? Apakah masih relevan?

Kemajuan teknologi pada era globalilsasi pada saat ini telah melahirkan berbagai kemudahan dalam hidup manusia.

Namun di sisi lain, kemajuan juga menggeser tata nilai dalam kehidupan. Sebagian besar orang menjadi meterialistis dan bergaya hidup serba mewah.

Akibatnya kehidupan manusia menjadi kurang spiritualis, bahkan keimanan pada Yang Maha Kuasa juga mulai luntur. Hal itu disebabkan oleh takutnya kehilangan apa yang dimiliki (seperti harta, kekuasaan, jabatan dan lain sebagainya), takut pada masa depan yang tidak disukai, kecewa terhadap hasil kerja yang tidak memuaskan dan rasa bersalah atas perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan.

ArtikelTerkait

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Maka solusinya adalah kembali ke ajaran agama melalui tasawuf.

Tasawuf menjadi jalan untuk melawan ketidakpastian kehidupan. Tasawuf adalah kesadaran adanya komunikasi dengan tuhan. Dan fase awal memasuki tasawuf adalah zuhud.

Zuhud dalam ajaran tasawuf merupakan konsep yang menjauhkan seseorang dari persoalan dunia sehingga berdampak negatif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban.

BACA JUGA: Nasihat Imam Ghazali untuk Anak-anak

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Pengertian Zuhud

Secara bahasa zuhud berasal dari kata zahida, zahuda, zahuda-zuhdan yang berarti meninggalkan dan tidak menyukai, sedangkan secara etimologis, zuhud berarti ragaba’an syai’in wa tarakahu, artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya.

Sedangkan Zahada fi al-dunya, berati menjauhkan diri dari kesenangan dunia untuk beribadah. Orang yang melakukan zuhud disebut al-zahid, zuhhad atau zahidun yang berarti orang yang meninggalkan kehidupan dan kesenangan duniawi dan memilih akhirat. (Syukur, 2000: 1)

Menurut Hafiun (2017: 78) Zuhud tidak bisa dilepaskan dari dua hal.

Pertama, zuhud sebagai bagian yang tidak bisa terpisahkan dari tasawuf. Kedua, zuhud sebagai moral (akhlak) islam. Zuhud sebaagai ajaran tasawuf adalah adanya kesadaran dan komunikasi langsug antara manusia dengan tuhan sebagai perwujudan ihsan dan merupakan suatu tahapan menuju ma’rifat kepada Allah SWT.

Advertisements

Kemudian kedua, zuhud sebagai akhlak islam yaitu sikap hidup yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim dalam mamahami dan menyikapi urusan dunia. Kedua pengertian tersebut pada hakikatnya adalah sama, bahwa zuhud adalah merupakan syarat yang harus dimilki seorang muslin untuk meraih ridhlo Allah.

Tabungan Amal, Zuhud menurut Imam Al-Ghazali
Foto: Unsplash

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Meninggalkan Dunia

Menurut imam Al-Ghazali orang zuhud adalah mereka yang di hatinya tak terlintas keindahan dan kenikmatan harta dunia (alaiq al-dunya). Pada hakikatnya zuhud ialah meninggalkan sesuatu yang dikasihi dan berpaling darinya kepada sesuatu yang lain yang lebih baik darinya karena menginginkan sesuatu di akhirat.

Merujuk kepada pandangan Al-ghazali dalam kitab ihya’ulumuddin, menyebutkan bahwa orang zuhud memerlukan makan sekedar menahan lapar dan menambahkan kekuatan pada tubuh badan dengan niat untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Orang zuhud tidak mementingkan harta kekayaan, tidak ingin berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta yang banyak. Untuk mengontrol diri agar tidak mencintai kenikmatan dunia, imam al-Ghazali pun memilih untuk hidup sederhana. (Ahmad, 2005: 32)

Dalam Muhtasar Ihya’ Ulumuddin, zuhud adalah menolak sesuatu dan mengandalkan yang lain maka siapa yang meninggalkan kelebihan dunia dan meolaknya serta mengharapkan akhirat, maka ia pun zahid di dunia. Zuhud sebagai posisi maqom dalam tasawuf merupakan salah satu aspek perwujudan ihsan yang berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang gamba dengan Tuhan-Nya.

BACA JUGA: Zuhud Bukan Berarti Miskin

Dalam dunia tasawuf seseorang yang ingin bertemu dengan Tuhan-Nya harus melakukan perjalanan (Suluk) dan menghilangkan sesuatu yang menghalangi antara dirinya dengan Tuhan-Nya yaitu dunia materi.

AL-Ghazali membagi tingkatan zuhud menjadi tiga yaitu :

1. Tingkatan mutazahhid (orang yang berusaha untuk zuhud). Tingkatan ini adalah yang terendah, orang yang zuhud di dunia dan ia rindu kepadanya.

Akan tetapi hatinya masih cenderung kepada dunia. Nafsunya berpaling kepada dunia. Akan tetapi ia berusaha sungguh-sunggug mencegahnya. Orang ini berusaha untuk tetap zuhud.

2. Meninggalkan dunia dengan mudah, karena dipandangnya hina dunia itu, dengan dikaitkan yang diharapkannya.

Artinya zahid di sini menginginkan balasan dari Allah SWT.

3. Zuhud yang tertinggi, dimana tidak ada keinginan suatu apapun selain kepada Allah SWT. Orang dalam kezuhudannyaorangini tidak mengetahui bahwa dirinya ini tidak ada nilainya dibandingkan dengan Allah SWT.

Zuhud ini muncul karena telah makrifat kepada Allah SWT. Dan ini adalah zuhud yang paling tinggi tingkatan atau derajatnya. ( Al-Ghazali, 2007)

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Tiga Dimensi

Menurut Al-Ghazali dalam jurnal Hidayati (2016: 246), Zuhud meliputi tiga dimensi: ‘ilm, hal,’amal, adapun yang dimaksud dengan ‘ilm disini adalah pengetahuan bahwa akhirat itu lebih baik, kekal.

Sedangkan dunia hanyalah sementara. Menjual dunia untuk meraih akhirat (karena akhirat adalah kehidupan yang lebih disukai karena lebih baik dan kekal), sedangkan hal (keadaan) bisa dilihat dari sikap sesorang, bagaimana dia hidup bersosial dan berinteraksi dengan sesama dengan menggunakan akhlak yang baik.

Surah Al-Kahfi Langkah, Zuhud menurut Imam Al-Ghazali Taubat Laki-Laki Penghuni Surga Tanda Allah Mencintai Hamba-Nya, Kunci Agar Awet Muda
Foto: Pixabay

BACA JUGA: Ini 12 Ciri Sahabat Sejati Menurut Imam Ghazali

Adapun Amal yang muncul dari hal (keadaan) zuhud adalah: 1) meninggalkan sesuatu yang tidak disukai (yaitu dunia). 2) mengeluarkan dari hati kecintaan pada dunia, 3) memasukkan dalam hati cinta pada kepatuhan, 4) mengeluarkan dari tangan dan mata oada kecintaan pada dunia, 5) menugaskan tangan, mata dan anggota tubuh yang lain untuk cinta pada kepatuhan.

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Urgensi Zuhud di Era Modern.

Menurut Muhatadin (2020: 85-86), banyak yang berpandangan bahwa zuhud hanyalah sifat yang bisa dimiliki oleh para sufi, hidup miskin, berpakaian compang camping.

Dalam konteks kemajuan zaman modern saat ini, dimana hampir semua orang berlomba-lomba untuk mengejar materi menuruti nafsunya, yang semakin menjauhkan diri dari hakikat tujuan penciptaan manusia.

Hamka berpendapat bahwa boleh saja menguasai harta benda dunia, namun jangan sampai menghalangi seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan. Zuhud adalah sebagai upaya pembentukan sikap tehadap dunia dimasa modern seperti sekarang ini.

Yang secara praktis mempunyai potensi yang besar karena mampu menawarkan pembebasan spiritual, ia mengajak manusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya mengenal Tuhan-Nya.

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Zuhur Adalah Maqom dan Moral Islam

Dalam hal ini zuhud dijadikan maqom (station) dan sebagai moral islam. Dimana manusia pada posisi ini tidak berarti lari dari kehidupan dunia nyata melainkan suatu usaha untuk melindungi diri dengan nilai-nilai rohaniah yang baru yang akan menegakkannya saat menghadapi problema hidup dan kehidupan serba matarialistik.

keimanan, Zuhud menurut Imam Al-Ghazali
Foto: World Bulletin

Zuhud bisa diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat modern karena dapat menjadikan suatu ketentraman dalam diri manusia secara pribadi dan masyarakat secara umum dalam menghadapi materialisme, sukalerisme, dan hedonisme.

BACA JUGA: 5 Perkara yang Merupakan Inti Zuhud, Muslim Harus Tahu!

Inilah yang menjadi alasan betapa signifikannya konsep zuhud ini untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini, sehingga kehidupan masyarakat akan terkendali dan tidak akan tamak dalam mengejar dunia hanya sebatas mengumpulkan harta benda untuk kesenangan dunia semata.

Dengan menerapkan konsep zuhud dalam kehidupan berarti menciptakan kepedulian sosial dan memahami kehidupan dunia hanyalah sementara, segala kebutuhan hidup yang dititipkan Tuhan mestilah digunakan untuk kebaikan guna mengumpulkan bekal kehidupan yang akan datang yaitu alam akhirat yang kekal. []

Sumber Rujukan
Ahmad, Abdul Fattah Sayyid. Tasawuf Antara Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah, terj. Muhammad Muchon Anasy. Jakarta: Khalifah, 2005.
Al-Ghazali. Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, terj. Zein Husein Al-Hamid. Jakarta: Pustaka Utami, 2007.
Hafiun, Muhammad. “ Zuhud Dalam Ajaran Tasawuf”, Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, Vol. 14, No. 1, Juni, 2017.
Hidayati, Tri Wahyu. “Perwujudan Sikap Zuhud dalam Kehidupan”, Millati, Journal of Islamic Studies and Humanities, Vol. 1, No. 2, Desember, 2016.
Muhatadin. “Zuhud dan Signifikansinya Terhadap Modernitas (Pemikiran Abu Al-Qasim Al-Qusyairi Dalam Kitab Risalat Al-Qusyariyat Fi’ilmi AL-Tashawwuf), Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy, Vol. 2, No. 1, Juni, 2020.
Syukur, Amin Syukur. Zuhud di Abad Modern. Yogjakarta: Pustaka pelajar, 2000.

Tags: imam ghazalipengertian zuhudzuhudZuhud menurut Imam Al-Ghazali
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

6 Cara Mendapatkan Rezeki Halal Berlimpah Berkah

Next Post

Kehidupan Abadi yang Dilupakan

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Ashabul Kahfi, gua, Ashabul Kahfi

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

23 Mei 2025
wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Hal yang Dimakruhkan dalam Wudhu, Sunnah Wudhu

Sunnah-sunnah Wudhu, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0

Lari Malam Hari, Jam Malam

Jam Malam untuk Pelajar, Baguskah?

Oleh Haura Nurbani
7 Juni 2025
0

PKS

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0

Keunggulan Pendidikan di Arab Saudi!, Arab Saudi

10 Kebiasaan Aneh di Arab Saudi

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0

Makanan Sehat, Makanan

10 Makanan yang Sebaiknya Ga Dimakan saat Malam Hari

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0

Terpopuler

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails

Muslimah, Utamakan Ketentuan Syar’i Dulu sebelum Gaya dalam Berjilbab

Oleh Eneng Susanti
4 Februari 2018
0
Foto hanya ilustrasi. Sumber: Adam/Islampos.

Ketentuan syar’i lah yang harusnya jadi standar dalam pilihan fashion seorang muslimah, termasuk dalam berjilbab.

Lihat LebihDetails

10 Makanan yang Sebaiknya Ga Dimakan saat Malam Hari

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Makanan Sehat, Makanan

Berikut adalah 10 makanan yang sebaiknya gak dimakan saat malam hari, karena bisa mengganggu kualitas tidur, bikin berat badan naik,...

Lihat LebihDetails

Apa Benar Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk?

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Bahaya Tubuh yang Gemuk, Sarapan

Ada yang bilang sarapan penting agar tidak gemuk, benarkah?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.