APA yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Kahfi?
وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا
”Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah Sembilan tahun”
Sabab Nuzul QS. Al-Kahfi ayat 25
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia mengatakan diturunkannya ayat ini “Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah Sembilan tahun” kemudian dikatakan kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah itu beberapa tahun ataukah berapa bulan?” Maka Allah menurunkan ayat” tiga ratus tahun dan ditambah Sembilan tahun lagi.”
Munsabah Ayat
Ayat ini memiliki keterkaitan erat dengan ayat sebelum dan sesudahnya, pada ayat 24 Allah memerintahkan nabi Muhammad untuk senantiasa mengucapkan “Insya Allah” Ketika berjanji atau menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan masa depan. Sementara itu, ayat 26 menegaskan bahwasannya hanya Allah-lah yang mengetahui secara pasti berapa lama para penghuni gua (Ashabul Kahfi) tinggal di dalamnya.
Tidak ada satu pun yang dapat mencampuri Keputusan-Nya. Ini menunjukan bahwa Allah adalah Dzat yang maha mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun tersembunyi.
Uraian Tafsir
Ibnu Katsir dalam kitabnya menjelaskan. Ayat ini adalah wahyu dari Allah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Dalam ayat ini, Allah menceritakan tentang Ashabul kahfi (sekelompok pemuda beriman yang ditidurkan di dalam gua oleh Allah swt). Mereka tertidur sampai Allah membangunkan mereka kembali dengan memperlihatkan keadaan mereka kepada orang-orang yang hidup pada saat itu.
Jangka waktu mereka tertidur di dalam gua menurut ketentuan Allah adalah 300 tahun menurut perhitungan syamsiyah. Akan tetapi, jika dihitung menggunakan perhitungan qamariyah maka di tambah 9 tahun, rentang perbedaan antara perhitungan bulan dan matahari dalam 100 tahun ialah 3 tahun. Oleh karena itu, setelah menyebutkan 300 tahun, Allah menegaskan dengan tambahan 9 tahun untuk menyempurnakan perhitungan tersebut.
Penafsiran imam Abu Ja’far bin Jarir ath-Thabari dalam tafsrinya mengenai QS.Al-Kahf ayat 25, ia memberikan penjelasan bahwasannya jumlah tersebut merupakan jumlah tahun berapa lama tinggalnya Ashabul kahfi di dalam gua, sebagaimana yang telah di ketahui para ahli kitab (Yahudi dan Nasrani).
BACA JUGA: Berapa Lama Para Pemuda Kahfi Berada di Gua?
Angka tersebut disebutkan dalam bentuk kalender Syamsiyah yakni, 300 tahun kemudian di tambah 9 tahun yang menggunakan kalender Qamariyyah, sehingga menjadi 309 tahun. Ia juga mengaitkan angka tersebut dengan angka yang diketahui oleh orang-orang yahudi dan Nasrani. Lalu Allah swt mengoinformasikan wahyu sebagai bentuk pembenaran terhadap kebenaran kisah para Ashabul Kahfi, dan membantah mereka yang meragukan adanya Ashabul Kahfi.
Dalam tafsir al-Misbah Allah swt berfirman bahwa Ashabul kahfi tinggal di dalam gua selama 300 tahun menurut perhitungan kalender syamsiyah dan di tambah Sembilan tahun menurut kalender Qamariah. Kalender syamsiyah yang digunakan oleh orang yahudi memiliki jumlah hari lebih panjang dibandingkan kalender qamariyah (yang digunakan oleh masyarakat mekkah). Selisihnya sekitar 11 hari setiap tahun. jika dihitung selama 300 tahun syamsiyah, maka selisihnya menjadi 3300 hari atau kurang lebih 9 tahun dalam kalender qamariyah. Fakhruddin ar-Razi menolak pendapat ini secara tegas.
Fakhruddin ar-Razi menolak keras pemahaman ini alasannya ialah, angka 9 bukanlah angka yang tetap dan pasti beliau berpendapat tidak ada dalil tegas yang menyebutkan tambahan 9 tahun karena perbedaan kalender jika Allah ingin menyebutkan selisih kalender seharusnya ada penjelasan lebih rinci dalam ayat ataupun hadits.
Menurut ar-Razi penyebutan 300 tahun dalam kalender syamsiyah dan tambahan 9 tahun bukan untuk menunjukan perbedaan kalender. Akan tetapi lebih kepada memberi penekanan bahwa Allah lebih mengetahui segala sesuatu menjawab perdebatan dikalangan ahli kitab tentang berapa lama Ashabul Kahfi tinggal di gua, beliau juga berpendapat bahwa angka ini bisa saja merupakan angka yang dipahami oleh orang-orang pada masa itu.Ayat ini mengingatkan kita bahwa ilmu manusia sangat terbatas dan hanya Allah lah yang mengetahui hal-hal yang ghaib.
Analisis Kritis pada QS.Al-Kahfi ayat 25
Ayat ini menyebutkan berapa lama Ashabul Kahfi tinggal di dalam gua yaitu selama tiga ratus Sembilan tahun. Jika dikaji ada beberapa point penting:
Dalam ayat ini waktu menjadi bukti yang sangat konkrit atas kekuasaan Allah yang tidak memiliki batas. Secara pemikiran Rasional sangat mustahil bagi manusia untuk tertidur selama beratus-ratus tahun tanpa mengalami adanya kerusakan fisik atau kematian. Namun, dengan adanya kisah Ashabul kahfi ini Allah menunjukan bahwasannya waktu dapat tunduk sesuai kehendaknya. Hal ini mengkritisi pandangan manusia modern yang seringkali berpresepsi waktu sebagai entitas absolut yang tidak bisa dilampaui.
Kontardiksi Ilmiah atau Mukjizat?
Namun secara ilmiah tubuh manusia itu tidak mampu bertahan hidup ratusan tahun lamanya dalam keadaan tertidur. Akan tetapi dalam pandangan teologis, inilah sesuatu yang disebut dengan mukjizat, maka dari itu ayat ini menentang logika materialisme yang hanya mengandalkan akal dan empirisme, dengan menegaskan adanya dimensi ghaib yang tidak dapat diukur dengan pendekatan sains.
Dari beberapa penafsiran dan presepsi di atas ayat ini memilki hikmah dan pesan penting di dalamnya.
Terlihat sederhana, namun ayat ini mengandung banyak hikmah dan pelajaran yang sangat relevan bagi kehidupan manusia.
Salah satu hikmah terbesar dalam ayat ini adalah bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Termasuk waktu, tertidurnya Ashabul Kahfi berabad-abad tanpa mengalami kematian atau kerusakan tubuh sedikit pun ini adalah sebuah bentuk mukjizat yang menunjukan bahwa waktu bukan batas bagi kehendaknya Allah swt.
Hal ini mengajarkan kita semua agar tidakk sombong dengan perencanaan atau pencapaian duniawi karena semuanya berada di dalam kehendaknya. Namun tidak menutup kemungkinan untuk kita semua makhluk Allah membuat rencana dan berusaha dengan sesuatu apa yang kita inginkan, jika jatuh tiga kali maka bangun empat kali. rencana itu bukan gagal tapi Allah ingin memberikannya pada saat kamu butuh bukan kamu ingin.
Para pemuda Ashabul Kahfi lebih memilih mengasingkan diri mereka demi menjaga kemurnian dan keutuhan iman. Allah membalas keteguhan tersebut dengan perlindungan-Nya yang luar biasa, salah satunya melalui tidur Panjang ini. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hal ini mengajarkan bahwa prinsip dan komitmen. Terhadap nilai-nilai keimanan kadang membutuhkan pengorbanan. Tetapi Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang teguh.
Ayat ini menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa waktu tidak selalu berjalan dalam prespektif manusia. kita sebagai manusia berusaha untuk tidak menilai segala hal hanya berdasarkan ukuran duniawi saja. Terkadang sesuatu yan terlihat lama atau pun sia-sia dalam presepsi manusia justru memilki nilai besar di sisi Allah.
So gunakanlah waktu kita dengan sebaik mungkin, karena waktu adalah pahala yang tak ternilai jumlahnya.
BACA JUGA: Siapa Saja Pemuda Beriman dalam Kisah Ashabul Kahfi?
Para pemuda Ashabul Kahfi mereka sendiri pun tidak tahu berapa lama mereka akan berada di dalam gua itu, namun mereka semua menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Dalam berkehidupan kita diajarkan untuk selalu Ikhlas dalam menjalani, mengahadapi ujian dan yakin bahwa Allah akan memberikan jalan terbaik meski waktu dan prosesnya tidak selalu kita pahami.
KESIMPULAN
QS. AL-Kahfi ayat 25 ini bukan hanya sekadar catatan atau cerita Sejarah. Ada pelajarn penting di dalamnya tentang kekuasaan Allah atas waktu. Penting nya menjaga iman, serta keikhlasaan dan ketawakkalan dalam menghadai segala cobaan, ujian, badai yang menerjang pada kehidupan kita, jadi kita ingat dan selalu berprinsip hanya bersandar pada Allah dan meminta pertiloongan kepada-Nya, karena hanya Allah satu-satunya yang dapat menolong kita dari hiruk pikuk, riuh, gemuruh kehidupan dunia ini. []
IG : @salmaaafi
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter. Sertakan foto diri, Kartu Tanda Identitas (KTP/KTP/SIM), akun media sosial (IG, Facebook, atau Tiktok), dan imel.