GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi memberlakukan aturan jam malam bagi pelajar yang dipastikan mulai berlaku pada Ahad pada 1 Juni 2025. Peraturan jam malam tersebut berupa larangan aktivitas pelajar mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. “Mudah-mudahan para bupati, wali kota sama dengan gubernur Jawa Barat,” kata Dedi dikutip dari siaran pers Humas Jawa Barat.
Jam malam untuk anak-anak adalah hal relevan, terutama bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat luas yang peduli dengan perkembangan generasi muda. Mari kita bahas dari beberapa sudut pandang:
BACA JUGA: Kalau Malam Hari, Suami Lebih Baik Ngapain?
✅ Manfaat Diberlakukannya Jam Malam untuk Pelajar
1- Menjaga Keamanan dan Keselamatan
Anak-anak yang berada di luar rumah pada malam hari lebih rentan terhadap bahaya: kriminalitas, kecelakaan, atau pergaulan bebas.
Jam malam bisa menjadi bentuk perlindungan dari lingkungan yang berisiko.
3- Mendorong Disiplin dan Tanggung Jawab
Anak-anak belajar mengatur waktu dan memahami batasan.
Ini membantu pembentukan karakter yang disiplin sejak dini.
4- Meningkatkan Kualitas Waktu Bersama Keluarga
Anak berada di rumah saat malam, waktu yang ideal untuk berinteraksi dan membangun ikatan keluarga.
5- Mendukung Kesehatan Fisik dan Mental
Pola tidur yang cukup dan teratur sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
⚠️ Tantangan atau Risiko dari Jam Malam
1- Tidak Efektif Tanpa Pendampingan.
Jika hanya bersifat aturan tanpa pengasuhan dan komunikasi, anak bisa merasa terkekang dan memberontak. Untuk itu, di rumah, orangtua juga harus memberikan aturan dan pendampingan.
2- Bisa Menimbulkan Konflik
Anak-anak remaja khususnya bisa menganggapnya sebagai bentuk kontrol berlebihan.
3- Kurangnya Ruang Aman di Siang Hari
Jika anak dilarang malam-malam, tapi lingkungan siang juga tidak mendukung (misal: tidak ada tempat bermain), justru jadi tekanan tersendiri.
BACA JUGA: Agar Mudah Bangun Malam
📌 Kesimpulan: Bagus atau Tidak?
Bagus, bahkan perlu didukung.
1- Jam malam bisa sangat bermanfaat, asalkan diterapkan dengan bijak
2- Disertai komunikasi yang terbuka.
3- Disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak.
4- Dibarengi dengan alternatif kegiatan positif di rumah.
4- Diterapkan dengan kasih sayang, bukan hanya larangan. []