• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 7 Februari 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Konsep Zuhud menurut Imam Al-Ghazali pada Era Modern

Oleh Saad Saefullah
1 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Golongan yang Akan Dinaungi Allah di Hari Kiamat,

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

Konsep Zuhud menurut Imam Al-Ghazali pada Era Modern 1 Zuhud menurut Imam Al-GhazaliBAGAIMANAKAH konsep zuhud menurut Imam Al-Ghazali pada era modern sekarang ini? Apakah masih relevan?

Kemajuan teknologi pada era globalilsasi pada saat ini telah melahirkan berbagai kemudahan dalam hidup manusia.

Namun di sisi lain, kemajuan juga menggeser tata nilai dalam kehidupan. Sebagian besar orang menjadi meterialistis dan bergaya hidup serba mewah.

Akibatnya kehidupan manusia menjadi kurang spiritualis, bahkan keimanan pada Yang Maha Kuasa juga mulai luntur. Hal itu disebabkan oleh takutnya kehilangan apa yang dimiliki (seperti harta, kekuasaan, jabatan dan lain sebagainya), takut pada masa depan yang tidak disukai, kecewa terhadap hasil kerja yang tidak memuaskan dan rasa bersalah atas perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan.

ArtikelTerkait

6 Cara Pengembangan Diri

Semangat dan Istiqamah ke Majelis Ilmu

Peran Ibu dan Jebakan Viral Media Sosial

Menjadikan Keluarga Qurani dan Menumbuhkan Generasi Islami di Zaman Kekinian

Maka solusinya adalah kembali ke ajaran agama melalui tasawuf.

Tasawuf menjadi jalan untuk melawan ketidakpastian kehidupan. Tasawuf adalah kesadaran adanya komunikasi dengan tuhan. Dan fase awal memasuki tasawuf adalah zuhud.

Zuhud dalam ajaran tasawuf merupakan konsep yang menjauhkan seseorang dari persoalan dunia sehingga berdampak negatif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban.

BACA JUGA: Nasihat Imam Ghazali untuk Anak-anak

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Pengertian Zuhud

Secara bahasa zuhud berasal dari kata zahida, zahuda, zahuda-zuhdan yang berarti meninggalkan dan tidak menyukai, sedangkan secara etimologis, zuhud berarti ragaba’an syai’in wa tarakahu, artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya.

Sedangkan Zahada fi al-dunya, berati menjauhkan diri dari kesenangan dunia untuk beribadah. Orang yang melakukan zuhud disebut al-zahid, zuhhad atau zahidun yang berarti orang yang meninggalkan kehidupan dan kesenangan duniawi dan memilih akhirat. (Syukur, 2000: 1)

Menurut Hafiun (2017: 78) Zuhud tidak bisa dilepaskan dari dua hal.

Pertama, zuhud sebagai bagian yang tidak bisa terpisahkan dari tasawuf. Kedua, zuhud sebagai moral (akhlak) islam. Zuhud sebaagai ajaran tasawuf adalah adanya kesadaran dan komunikasi langsug antara manusia dengan tuhan sebagai perwujudan ihsan dan merupakan suatu tahapan menuju ma’rifat kepada Allah SWT.

Kemudian kedua, zuhud sebagai akhlak islam yaitu sikap hidup yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim dalam mamahami dan menyikapi urusan dunia. Kedua pengertian tersebut pada hakikatnya adalah sama, bahwa zuhud adalah merupakan syarat yang harus dimilki seorang muslin untuk meraih ridhlo Allah.

Tabungan Amal, Zuhud menurut Imam Al-Ghazali
Foto: Unsplash

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Meninggalkan Dunia

Menurut imam Al-Ghazali orang zuhud adalah mereka yang di hatinya tak terlintas keindahan dan kenikmatan harta dunia (alaiq al-dunya). Pada hakikatnya zuhud ialah meninggalkan sesuatu yang dikasihi dan berpaling darinya kepada sesuatu yang lain yang lebih baik darinya karena menginginkan sesuatu di akhirat.

Merujuk kepada pandangan Al-ghazali dalam kitab ihya’ulumuddin, menyebutkan bahwa orang zuhud memerlukan makan sekedar menahan lapar dan menambahkan kekuatan pada tubuh badan dengan niat untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Orang zuhud tidak mementingkan harta kekayaan, tidak ingin berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta yang banyak. Untuk mengontrol diri agar tidak mencintai kenikmatan dunia, imam al-Ghazali pun memilih untuk hidup sederhana. (Ahmad, 2005: 32)

Dalam Muhtasar Ihya’ Ulumuddin, zuhud adalah menolak sesuatu dan mengandalkan yang lain maka siapa yang meninggalkan kelebihan dunia dan meolaknya serta mengharapkan akhirat, maka ia pun zahid di dunia. Zuhud sebagai posisi maqom dalam tasawuf merupakan salah satu aspek perwujudan ihsan yang berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang gamba dengan Tuhan-Nya.

BACA JUGA: Zuhud Bukan Berarti Miskin

Dalam dunia tasawuf seseorang yang ingin bertemu dengan Tuhan-Nya harus melakukan perjalanan (Suluk) dan menghilangkan sesuatu yang menghalangi antara dirinya dengan Tuhan-Nya yaitu dunia materi.

AL-Ghazali membagi tingkatan zuhud menjadi tiga yaitu :

1. Tingkatan mutazahhid (orang yang berusaha untuk zuhud). Tingkatan ini adalah yang terendah, orang yang zuhud di dunia dan ia rindu kepadanya.

Akan tetapi hatinya masih cenderung kepada dunia. Nafsunya berpaling kepada dunia. Akan tetapi ia berusaha sungguh-sunggug mencegahnya. Orang ini berusaha untuk tetap zuhud.

2. Meninggalkan dunia dengan mudah, karena dipandangnya hina dunia itu, dengan dikaitkan yang diharapkannya.

Artinya zahid di sini menginginkan balasan dari Allah SWT.

3. Zuhud yang tertinggi, dimana tidak ada keinginan suatu apapun selain kepada Allah SWT. Orang dalam kezuhudannyaorangini tidak mengetahui bahwa dirinya ini tidak ada nilainya dibandingkan dengan Allah SWT.

Zuhud ini muncul karena telah makrifat kepada Allah SWT. Dan ini adalah zuhud yang paling tinggi tingkatan atau derajatnya. ( Al-Ghazali, 2007)

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Tiga Dimensi

Menurut Al-Ghazali dalam jurnal Hidayati (2016: 246), Zuhud meliputi tiga dimensi: ‘ilm, hal,’amal, adapun yang dimaksud dengan ‘ilm disini adalah pengetahuan bahwa akhirat itu lebih baik, kekal.

Sedangkan dunia hanyalah sementara. Menjual dunia untuk meraih akhirat (karena akhirat adalah kehidupan yang lebih disukai karena lebih baik dan kekal), sedangkan hal (keadaan) bisa dilihat dari sikap sesorang, bagaimana dia hidup bersosial dan berinteraksi dengan sesama dengan menggunakan akhlak yang baik.

Surah Al-Kahfi Langkah, Zuhud menurut Imam Al-Ghazali Taubat Laki-Laki Penghuni Surga Tanda Allah Mencintai Hamba-Nya, Kunci Agar Awet Muda
Foto: Pixabay

BACA JUGA: Ini 12 Ciri Sahabat Sejati Menurut Imam Ghazali

Adapun Amal yang muncul dari hal (keadaan) zuhud adalah: 1) meninggalkan sesuatu yang tidak disukai (yaitu dunia). 2) mengeluarkan dari hati kecintaan pada dunia, 3) memasukkan dalam hati cinta pada kepatuhan, 4) mengeluarkan dari tangan dan mata oada kecintaan pada dunia, 5) menugaskan tangan, mata dan anggota tubuh yang lain untuk cinta pada kepatuhan.

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Urgensi Zuhud di Era Modern.

Menurut Muhatadin (2020: 85-86), banyak yang berpandangan bahwa zuhud hanyalah sifat yang bisa dimiliki oleh para sufi, hidup miskin, berpakaian compang camping.

Dalam konteks kemajuan zaman modern saat ini, dimana hampir semua orang berlomba-lomba untuk mengejar materi menuruti nafsunya, yang semakin menjauhkan diri dari hakikat tujuan penciptaan manusia.

Hamka berpendapat bahwa boleh saja menguasai harta benda dunia, namun jangan sampai menghalangi seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan. Zuhud adalah sebagai upaya pembentukan sikap tehadap dunia dimasa modern seperti sekarang ini.

Yang secara praktis mempunyai potensi yang besar karena mampu menawarkan pembebasan spiritual, ia mengajak manusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya mengenal Tuhan-Nya.

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Zuhur Adalah Maqom dan Moral Islam

Dalam hal ini zuhud dijadikan maqom (station) dan sebagai moral islam. Dimana manusia pada posisi ini tidak berarti lari dari kehidupan dunia nyata melainkan suatu usaha untuk melindungi diri dengan nilai-nilai rohaniah yang baru yang akan menegakkannya saat menghadapi problema hidup dan kehidupan serba matarialistik.

keimanan, Zuhud menurut Imam Al-Ghazali
Foto: World Bulletin

Zuhud bisa diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat modern karena dapat menjadikan suatu ketentraman dalam diri manusia secara pribadi dan masyarakat secara umum dalam menghadapi materialisme, sukalerisme, dan hedonisme.

BACA JUGA: 5 Perkara yang Merupakan Inti Zuhud, Muslim Harus Tahu!

Inilah yang menjadi alasan betapa signifikannya konsep zuhud ini untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini, sehingga kehidupan masyarakat akan terkendali dan tidak akan tamak dalam mengejar dunia hanya sebatas mengumpulkan harta benda untuk kesenangan dunia semata.

Dengan menerapkan konsep zuhud dalam kehidupan berarti menciptakan kepedulian sosial dan memahami kehidupan dunia hanyalah sementara, segala kebutuhan hidup yang dititipkan Tuhan mestilah digunakan untuk kebaikan guna mengumpulkan bekal kehidupan yang akan datang yaitu alam akhirat yang kekal. []

Sumber Rujukan
Ahmad, Abdul Fattah Sayyid. Tasawuf Antara Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah, terj. Muhammad Muchon Anasy. Jakarta: Khalifah, 2005.
Al-Ghazali. Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, terj. Zein Husein Al-Hamid. Jakarta: Pustaka Utami, 2007.
Hafiun, Muhammad. “ Zuhud Dalam Ajaran Tasawuf”, Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, Vol. 14, No. 1, Juni, 2017.
Hidayati, Tri Wahyu. “Perwujudan Sikap Zuhud dalam Kehidupan”, Millati, Journal of Islamic Studies and Humanities, Vol. 1, No. 2, Desember, 2016.
Muhatadin. “Zuhud dan Signifikansinya Terhadap Modernitas (Pemikiran Abu Al-Qasim Al-Qusyairi Dalam Kitab Risalat Al-Qusyariyat Fi’ilmi AL-Tashawwuf), Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy, Vol. 2, No. 1, Juni, 2020.
Syukur, Amin Syukur. Zuhud di Abad Modern. Yogjakarta: Pustaka pelajar, 2000.

Tags: imam ghazalipengertian zuhudzuhudZuhud menurut Imam Al-Ghazali
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

6 Cara Mendapatkan Rezeki Halal Berlimpah Berkah

Next Post

Kehidupan Abadi yang Dilupakan

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki dengan tiga orang anak yang menyukai kisah-kisah Nabi dan para sahabat

Terkait Posts

Cara Pengembangan Diri

6 Cara Pengembangan Diri

6 Februari 2023
Majelis Ilmu

Semangat dan Istiqamah ke Majelis Ilmu

5 Februari 2023
peran ibu

Peran Ibu dan Jebakan Viral Media Sosial

4 Februari 2023
keluarga qurani

Menjadikan Keluarga Qurani dan Menumbuhkan Generasi Islami di Zaman Kekinian

4 Februari 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Foto: Unsplash

Mulai dari Munafik sampai Takut Celaan Manusia, Inilah 10 Faktor Perusak Amal!

Oleh Haura Nurbani
6 Februari 2023
0

Ada faktor perusak amal yang harus kita waspadai.

Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri

Salah Satunya Cemburu, 10 Inilah Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri

Oleh Haura Nurbani
6 Februari 2023
0

Ada beberapa sikap suami yang harus disyukuri istri. 

nikah beda agama Perjodohan yang Dilarang, Tips Menguatkan Pernikahan, kebaikan yang diperoleh Mak Comblang, pria dan wanita menikah pengantin

Ini Kata MUI tentang Putusan MK Soal Nikah Beda Agama

Oleh Eneng Susanti
6 Februari 2023
0

pernikahan beda agama masih terjadi di Indonesia. Lantas, bagaimana aturan hukum terkait nikah beda agama ini?

Perbuatan yang Membuat Suami Istri Terhalang Masuk Surga Berdasarkan Al-Qur'an, berikut peran suami dalam keluarga muslim: Hak Istimewa antara Suami dan Istri, Ilustrasi pilar pernikahan

Waspada, Ini Perbuatan yang Membuat Suami Istri Terhalang Masuk Surga

Oleh Eneng Susanti
6 Februari 2023
0

SAHABAT mulia Islampos, semua orang tentunya ingin memiliki pasangan hidup yang langgeng hingga ke surga. Namun, ternyata, ada beberapa perbuatan...

Terpopuler

Warga Solo Ngeluh Pajak PBB Naik Drastis, Gibran: Pengin Diskon? Bisa

Oleh Yudi
5 Februari 2023
0
jokowi, gibran

Merespons keluhan warga itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyebut ada stimulus kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB).

Lihat Lebih

Bagaimana Jika Calon Jamaah Gagal Naik Haji karena Tidak Sanggup Lunasi Biaya?

Oleh Eneng Susanti
5 Februari 2023
0
gagal naik haji ibadah haji, berkah haji, Lokasi ziarah jamaah haji dan umrah, lebaran haji idul adha jamaah haji hadis tentang haji

mengingat naiknya biaya haji tahun 2023, muncul pertanyaan, bagaimana jika calon jamaah gagal naik haji karena tidak sanggup melunasi biaya...

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications