PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten. Terpilih sebagai Ketua Majelis Syuro (KMS) Muhammad Sohibul Iman, dan Muzzamil Yusuf sebagai Presiden untuk periode 2025-2030. Selain mereka, kita bisa melihat PKS di kepengerusan strategis dihuni oleh anak-anak muda.
Muhammad Kholid ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal PKS menggantikan Aboe Bakar Al-Habsyi yang telah menjabat sejak September 2020. Nurhadi sebagai Bendahara Umum. Dan Pipin Sopian sebagai Kepala Kantor Staf Presiden PKS. Tiga nama terakhir, tak pelak merupakan anak-anak muda yang usianya masih 40 tahunan.
Ini, tentu wajah baru buat PKS. Bukan sekadar perubahan simbolik atau slogan politik musiman, tapi sebuah transformasi nyata dalam tubuh partai yang selama ini dikenal dengan konsistensinya dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam, keadilan sosial, dan integritas.
BACA JUGA: Pakar Sebut PKS Musuh Bebuyutan Gelora, Sulit Disatukan di Koalisi Prabowo
Era Baru Politik PKS, Digital namun Syar’i
PKS masa kini dihuni oleh energi baru: anak-anak muda yang tidak hanya cakap secara ideologis, tetapi juga tangguh dalam menjawab tantangan zaman. Generasi milenial dan gen Z yang kini mulai mengisi pos-pos penting di tingkat pengurus, baik pusat maupun daerah, menjadi bukti bahwa regenerasi di PKS bukan wacana, tapi agenda yang dijalankan dengan serius dan terstruktur.
Mereka datang dengan semangat baru, dengan cara komunikasi yang lebih segar, lebih membumi, dan tetap berpijak pada prinsip syar’i yang menjadi jati diri PKS sejak awal berdiri. Di tengah perubahan gaya hidup masyarakat, PKS mampu mengadaptasi diri tanpa kehilangan ruh perjuangannya. Di era digital ini, wajah baru PKS hadir di berbagai platform media sosial dengan konten-konten yang kreatif, informatif, dan mendidik.
Kita melihat para kader muda PKS bicara soal isu-isu lingkungan, teknologi, pemberdayaan perempuan, hak-hak disabilitas, dan problematika anak muda, tanpa meninggalkan narasi spiritual yang menjadi fondasi perjuangan. Mereka tampil dengan gaya yang modern namun tetap santun. Berpakaian syar’i tapi tidak kaku. Berbicara tegas tapi tetap menyejukkan. Inilah wajah Islam yang solutif, progresif, dan relevan dengan zaman.
Regenerasi ini bukan sekadar kosmetik politik. Ia lahir dari kebutuhan akan pembaruan struktur dan semangat organisasi yang lebih segar. Di tengah makin jenuhnya publik terhadap elit-elit lama yang hanya berputar-putar di tempat yang sama, PKS justru menyodorkan wajah-wajah baru yang bersih, kompeten, dan memiliki kredibilitas. Anak-anak muda ini bukan hanya lulusan luar negeri atau jebolan kampus ternama, tapi juga aktivis sosial, penggerak komunitas, hingga pendiri startup yang peka terhadap kebutuhan masyarakat urban dan desa.
Bisa Jadi Pilihan Anak muda
Dalam banyak survei internal maupun eksternal, tren elektabilitas PKS cenderung naik di kalangan pemilih muda. Ini bukan kebetulan. Ini adalah buah dari kerja nyata, konsistensi narasi, dan keberanian mengambil langkah pembaruan. Saat partai lain sibuk dengan konflik internal atau tarik-ulur kepentingan elit, PKS justru melangkah tenang dengan roadmap perubahan yang matang dan partisipatif.
Pemilu 2029 bukan hanya sekadar pertarungan angka suara, tapi juga tentang pertarungan narasi dan arah masa depan bangsa. Di sinilah PKS hadir dengan keunikan: menjadi partai ideologis yang mampu menjawab kebutuhan zaman. Tidak terjebak pada pragmatisme sempit, tapi juga tidak tertinggal dalam modernitas. Mereka tampil sebagai kekuatan politik yang menyeimbangkan antara nilai dan inovasi.
BACA JUGA: Jabatan Kades Jadi 8 Tahun, Begini Penjelasan PKS
Kans PKS menang di 2029 semakin terbuka lebar jika momentum ini dijaga dan dikonsolidasikan. Kehadiran tokoh-tokoh muda yang inspiratif seperti dokter muda, pegiat literasi, dai milenial, hingga pengusaha kreatif dalam barisan PKS, akan menjadi magnet kuat bagi pemilih muda yang selama ini skeptis terhadap dunia politik. Mereka tidak hanya bicara soal janji, tapi menyuguhkan rekam jejak kerja nyata di tengah masyarakat.
Dengan mesin partai yang semakin solid, jaringan akar rumput yang kuat, dan keterlibatan aktif anak-anak muda, PKS membuktikan bahwa partai Islam tidak harus eksklusif, tidak harus kaku. Ia bisa menjadi inklusif, adaptif, dan tetap kokoh pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Inilah wajah baru PKS. Muda, syar’i, modern, dan siap memenangkan hati rakyat Indonesia di Pemilu 2029. []