• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 22 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Bercermin pada Ulat

Oleh Adam
7 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ibrahim bin Adam, Hawa Nafsu

Foto: Aldi/Islampos

95
BAGIKAN

 

Oleh: Nur Afilin

TAK hanya QS. Al-Baqarah: 183, di bulan Ramadhan biasanya hewan  yang satu ini pun ikut naik daun.  Mengapa? Setidaknya ada dua alasan mengapa kita perlu belajar dari hewan ini. Mari sama-sama kita bercermin darinya.

Ulat pun Taat 

ArtikelTerkait

Setelah Allah dan Rasul-Nya… Ibu

Hey, Kenapa Kamu Ga Mau Bayar Utang?

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

Sudah menjadi sunnatullah bahwa ulat memiliki siklus hidup tertentu. Sama dengan manusia dan makhluk Allah SWT lainnya, tentu siklus hidup ini ialah out of control, kekuasaan mutlaknya hanya di tangan Allah. Dan tahapan ketika menjadi kepompong itu amat menarik jika kita cermati. Coba kita tilik ayat Allah berikut:

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Israa’ [17]: 44) .

Disebutkan dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir banyak riwayat terkait pembahasan ayat di atas. Namun, secara singkat, kesimpulannya ialah bahwa ternyata segala benda yang bernyawa maupun tidak bernyawa bertasbih kepada Allah. Sehingga tak heran kalau dalam beberapa riwayat Rasulullah SAW sebut kalimat tasbih itu sebagai dzikirnya semua makhluk di langit dan di bumi.

Lebih lanjut, Ibnu Katsir juga menyebutkan persoalannya ialah manusia memang tidak diberi kemampuan untuk mendengar tasbihnya tumbuhan, hewan, dll. Dan memang itu bukanlah hal yang terpenting. Maka, banyak kalangan menilai bahwa siklus hidup dan insting hewan, misalnya, sebagai dua buah bukti tasbihnya hewan atau tumbuhan kepada Allah. Logis. Karena apakah mereka (hewan dan tumbuhan) itu berkuasa menciptakan sendiri siklus hidup dan insting yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan? Tentu tidak.

Sejatinya mereka hanya menjalani apa yang telah Allah gariskan. Ketundukan dalam menjalani sunnatullah inilah yang sering disebut sebagai tasbihnya mereka kepada Allah.

Sehingga, masa menjadi kepompong bagi ulat ialah masa ia menjalani perintah sekaligus sunnatullah. Ia amat taat, tak ada sedikit pun kemauan untuk berontak kepada-Nya. Oleh karenanya, ulat yang secara kasat mata saja ternyata sedemikian taat, bagaimana dengan kita? Bolehlah ia itu buruk secara fisik dan rakus dalam perangai.

Namun, bukankah saat ini juga tak sedikit manusia yang lebih rakus daripada ulat ini. Tak peduli halal atau haram, langsung tikam. Tidak jadi soal orang lain sakit, yang penting diri sendiri bangkit. Lebih parah lagi, tak sedikit Muslim yang tanpa udzur syar’i meninggalkan puasa Ramadhan yang wajib hukumnya. Lalu, masih pantaskah manusia macam ini dikatakan lebih mulia daripada ulat?

Puasa Ulat

Advertisements

Seperti sudah disinggung sebelumnya, ada fase menjadi kepompong dalam siklus hidup ulat. Di fase inilah perilaku yang sebelumnya rakus, tak kenal malu, dan merugikan orang lain mulai hilang. Yang ada kemudian ialah entitas baru yang amat tunduk kepada Allah SWT. Ia tak lagi makan sembarangan. Mungkin hanya air embun pagi hari yang jadi sumber kehidupannya. Ia pun tak lagi berkeliaran meresahkan pemilik tanaman. Dikatakan bahwa fase kepompong ini berkisar 16-21 hari. Lebih singkat daripada puasa Ramadhan kita yang 29 atau 30 hari, bukan? Namun, coba kita tengok hasilnya.

Lepas masa kepompong, maka tak ada lagi keburukan menempel dalam pribadi makhluk bernama kupu-kupu. Yang ada ialah keanggunan, kebersihan, ketertiban, dan ketaatan. Kupu-kupu tidak lagi seperti ulat yang telah menjadi masa lalu kelamnya. Biarlah dulu dihina, namun sekarang dipuja lantaran keindahannya. Tiada lagi sembarang makan, karena kini hanya sari bunga sebagai santapan. Tidak pula kini merugikan lantaran sekarang justru banyak dicari orang. Sungguh perubahan drastis yang luar biasa.

Oleh karena itu, tidakkah kita menginginkan ibadah Ramadhan kita (khususnya puasa) berhasil mengubah pribadi kita? Tidakkah kita malu jika selepas Ramadhan alih-alih peningkatan amal, justru kemerosotan ibadah kembali kita jalani? Maka, tidak ada pilihan lain bagi kita, selain memanfaatkan momen-momen terakhir Ramadhan secara optimal. Salah pemanfaatan bisa berujung pada buramnya hari-hari pasca Ramadhan nanti. Tetap kobarkan semangat optimalisasi ibadah di bulan suci. Tak ada jaminan tahun depan Ramadhan bisa kita cicipi. Semoga ridho Ilahi selalu menyertai. Aamiin. []

Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word

Tags: bulan puasabulan ramadhanpuasa ulatRamadhan
Share95SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ramadhan di Masa Kesultanan Islam Nusantara

Next Post

Di ILC Mendagri Tegaskan e-KTP yang Tercecer Tidak Mungkin Digunakan untuk Pilkada atau Pileg

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

Tips agar Menantu Disayang Mertua, Ibu

Setelah Allah dan Rasul-Nya… Ibu

20 Juni 2025
Dosa Suami terhadap Istri, Kuisioner Test Kejujuran,, Utang

Hey, Kenapa Kamu Ga Mau Bayar Utang?

20 Juni 2025
Keutamaan Pembaca Quran, Orang yang Dirindukan Surga, Surat Al-BAqarah, Adab Membaca Al-Quran, Quran

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

16 Juni 2025
tokoh

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

14 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor, Istri

Kenapa Aku Harus Baik pada Istriku?

Oleh Saad Saefullah
22 Juni 2025
0

shalat, shalat hajat

Mengapa Kita Harus Shalat Hajat Minimal Sekali Seumur Hidup?

Oleh Yudi
22 Juni 2025
0

Mencari Nafkah, bekerja dalam islam, pekerjaan terbaik, nafkah, KERJA, pegawai, karyawan, rajin

Hukum Pengusaha yang Gemar Tunda Gaji Karyawan

Oleh Yudi
22 Juni 2025
0

istri, suami, muslimah, aurat

Mengapa Banyak Muslimah di Indonesia Tak Malu Lagi Membuka Aurat?

Oleh Yudi
22 Juni 2025
0

israel, palestina, zionis

Sejarah Jahatnya Kelompok Zionis, Asal Mula Gerakan Nasionalis Yahudi

Oleh Yudi
22 Juni 2025
0

Terpopuler

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Menikah dengan ‘Mantan Pezina’, Bagaimana?

Oleh Mila
18 Mei 2024
0
Jomblo, Pernikahan Terlarang dalam Islam, Syarat Cerai, Talak, Hukuman bagi Pelaku Zina

Ketika itu, ‘Anaq mengajaknya tidur bersama di rumahnya. Namun, Martsad menjelaskan kepadanya bahwa ajaran Islam mengharamkan segala macam perzinaan

Lihat LebihDetails

7 Kebiasaan yang Menyebabkan Seorang Pria Bisa Mandul

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
impotensi, usia 40 tahun, 40 tahun, shalat, mandul, pria

Kandungan nikotin, tar, dan zat kimia lain dalam rokok dapat merusak DNA sperma pada pria dan merusak sel telur serta...

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

  • 123Share on WhatsApp
  • 41Share on Facebook
  • 23Share on Telegram
  • 620Share on Twitter
  • 98Share on Pinterest
  • 42Share on LinkedIn
  • 56Share on Email