BERBOHONG adalah salah satu perilaku yang umum dalam kehidupan sosial, namun bisa berdampak besar jika dilakukan terus-menerus. Menariknya, meskipun seseorang berusaha menutupi kebohongannya, tubuh secara tidak sadar sering memberikan sinyal. Bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan perubahan kecil pada fisik bisa menjadi petunjuk. Berikut adalah beberapa ciri fisik yang sering tampak pada orang yang sedang atau sering berbohong:
1. Gerakan Mata yang Tak Wajar
Salah satu tanda klasik dari orang yang berbohong adalah gerakan mata yang tidak natural. Misalnya:
-
Menghindari kontak mata, terlalu sering memalingkan pandangan, menunduk, atau melihat ke arah kiri bawah (terutama saat menjawab pertanyaan penting).
-
Berlawanan, beberapa pembohong justru menatap terlalu lama untuk menutupi rasa bersalah — ini disebut sebagai “tatapan berlebihan”.
BACA JUGA: Propaganda Kebohongan Yahudi di Madinah
2. Sering Menyentuh Wajah
Kebiasaan menyentuh wajah — seperti menggaruk hidung, menyentuh bibir, atau menutupi mulut — bisa menjadi tanda ketidaknyamanan saat berkata tidak jujur. Hal ini disebabkan oleh reaksi stres dan meningkatnya tekanan psikologis.
3. Perubahan Nada Suara
Orang yang berbohong sering mengalami perubahan nada suara. Suaranya bisa menjadi lebih tinggi, bergetar, atau tidak stabil. Ini adalah respons dari sistem saraf terhadap stres.
4. Keringat Berlebih
Kebohongan bisa memicu reaksi stres yang meningkatkan produksi keringat, terutama di area wajah, telapak tangan, atau ketiak. Jika seseorang tiba-tiba berkeringat saat berbicara tentang hal sensitif, bisa jadi itu tanda ia tidak jujur.
5. Gerakan Tubuh Gelisah
Orang yang berbohong cenderung lebih gelisah. Ia mungkin:
-
Menggerak-gerakkan kaki atau tangan secara berlebihan
-
Menggeser posisi duduk terus-menerus
-
Memainkan benda seperti pena atau handphone
Semua ini menunjukkan kecemasan dan ketidaknyamanan.
6. Ekspresi Wajah Tidak Sinkron dengan Ucapan
Misalnya, seseorang berkata “Saya senang sekali” namun wajahnya datar atau justru menunjukkan ekspresi cemas. Ketidaksinkronan antara ekspresi wajah dan ucapan adalah tanda kuat adanya kebohongan.
7. Perubahan Warna Wajah
Wajah bisa tiba-tiba memerah (karena peningkatan aliran darah akibat stres) atau malah pucat (karena rasa takut ketahuan). Reaksi ini bisa muncul sangat cepat dan kadang hanya berlangsung beberapa detik.
8. Jeda atau Terlalu Banyak Detail
Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita. Atau sebaliknya, mereka bisa memberi terlalu banyak detail yang sebenarnya tidak perlu — upaya untuk meyakinkan orang lain.
BACA JUGA: Apa Hukuman Sosial untuk Seorang Pembohong?
Catatan Penting:
Perlu diingat, ciri-ciri ini bukanlah bukti pasti bahwa seseorang berbohong. Banyak faktor lain seperti gugup, cemas, atau kelelahan bisa memicu reaksi serupa. Namun, bila beberapa tanda muncul bersamaan dan dalam konteks yang mencurigakan, kemungkinan adanya kebohongan patut dipertimbangkan.
Mendeteksi kebohongan melalui ciri fisik memang bukan ilmu pasti, tapi bisa menjadi alat bantu untuk membaca situasi. Yang terpenting adalah selalu mengedepankan komunikasi yang jujur, terbuka, dan saling percaya dalam hubungan antar manusia. []