• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 21 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Inspirasi

Kisah Inspiratif Anak Muda Lulusan UGM yang Memilih Jadi Petani

Oleh Yudi
5 tahun lalu
in Inspirasi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Anak Muda Lulusan UGM Ini Pilih Jadi Petani. Foto: Twitter @tanikelana

Anak Muda Lulusan UGM Ini Pilih Jadi Petani. Foto: Twitter @tanikelana

88
BAGIKAN

KISAH penuh inspirasi datang dari lulusan Fisipol UGM bernama Dipa. Melalui akun Twitter @tanikelana, Dipa bercerita soal kisahnya yang terjun ke dunia petani. Petani memang bukan profesi yang diminati kebanyakan anak millennial seusianya, namun Dipa optimis petani merupakan profesi impiannya.

Cerita Dipa jadi petani ia tuangkan di utas (thread) Twitter @tanikelana yang saat ini sudah mendapat lebih dari 45 ribu likes. Dipa mengatakan perjalanannya menjadi petani baru dimulai Januari 2020 saat ia pilih pulang kampung.

Tak butuh waktu lama, tepatnya Maret 2020 ia bulatkan tekad untuk terjun langsung ke kebun dan ladang. Dipa membawa cangkul untuk menggarap lahannya.

Berikut cerita lengkap pengalaman Dipa, anak muda lulusan UGM yang pilih profesi sebagai petani:

ArtikelTerkait

7 Peran Keluarga dalam Menentukan Kesuksesan Anak di Masa Depan

Bahaya Terlalu Lama Main Media Sosial Setiap Hari, Berapa Waktu Ideal?

8 Tips agar Daging Kurban Tidak Cepat Busuk

7 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Kamu Masuk Usia 40 Tahun

BACA JUGA: Tolak Bantuan Sembako, Petani di Gowa: Saya Miskin, Tapi yang Lebih Butuh Banyak

1 Minat jadi petani muncul saat dirinya masih kuliah

Pria 22 tahun ini sudah memiliki minat jadi petani sejak kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia bergabung dengan komunitas @sektimuda yang merupakan wadah belajar bersama tentang pertanian alami. Dipa mempelajari banyak hal seperti cara buat pupuk hingga pestisida nabati langsung pada petani.

“Aku belajar dengan Pak Udik, salah satu guru yg sering mengajarkan tentang nutrisi dan cara buat pupuk organik cair untuk tanaman,” tulisnya di Twitter. Dipa bersama teman-teman komunitasnya bahkan melakukan kunjungan langsung ke petani.

Salah satunya ke Bantul untuk bertemu praktisi pertanian bernama Pak Daliman. “Setelah banyak ketemu petani, belajar nanam di kos, jiwa bertaniku yang dipupuk sejak kecil karena main harvestmoon makin menjadi. Di situ aku makin yakin, cita-citaku adalah jadi seorang petani,” tulisnya pada utas 12 Juni 2020.

2 Pinjam uang untuk modal menggarap lahan

Untuk mewujudkan cita-citanya, Dipa menunggu lulus kuliah dari Fisipol UGM. Setelah itu ia memberi tahu keluarganya dan merasa sangat beruntung karena mendapat dukungan. “Di sana aku minjem sedikit uang ke keluargaku buat modal, sisanya aku jual buku-buku yg dikumpulin selama kuliah,” ujarnya.

Lalu pada Maret 2020, Dipa benar-benar mulai bertani. Namun proses mendapatkan lahan tidak semudah yang dibayangkan. Ia sempat mencari tahu sana-sini hingga akhirnya dipertemukan seorang rekan yang memiliki minat sama dan sedang menggarap lahan. Dipa mengatakan, “Akhirnya setelah obrolan singkat di waktu senja, aku langsung diajak buat garap lahan kosong seluas 450-an meter.

Pertama, ia menanam kangkung dan bayam. Setelah itu Dipa belajar bahwa ada banyak faktor yang sulit diperhitungkan dalam dunia pertanian. “Fluktuasi harga, iklim, hama, dan penyakit. Di situ kamu bakal bener-bener belajar pentingnya sabar dan tekun,” ujarnya.

3 Makin cinta alam sejak jadi petani

Setelah menanam kangkung, Dipa berhasil memanen hasilnya 3-4 minggu kemudian. “Di situ aku jualin sebagian ke tukang sayur, tiap hari berangkat jam 6, panen kangkung terus keliling ke beberapa tukang sayur. Hasilnya cukup lumayan buat sehari-hari,” tulisnya.

Advertisements

Total baru sekitar 5 bulan ia jadi petani, namun ia sudah merasakan banyak hal positif dari profesi ini. “Rasanya kaya bener-bener merdeka, hidup ga cuma buat ngumpulin uang, bisa terus saling berbagi lewat hasil tani, dan semakin sadar bahwa sepenuhnya kita bergantung pada alam yg sayangnya terus kita rusak,” tulisnya.

Pria asal Sukabumi ini juga menulis dua alasan utama jadi petani. Pertama ingin mencari penghasilan yang halal dan berkah. Kedua tidak mau semakin merusak alam. “Aku merasa hidup singkat, dan amat sayang hanya lahir untuk turut merusak bumi dan seisinya. Di situ aku merasa lewat bertani, apalagi dengan prinsip “Agroekologi”, mungkin aku bisa hidup tanpa menimbulkan banyak mudharat,” ungkap Dipa.

4 Mengalami banyak kegagalan

Belajar jadi petani, tentu saja Dipa pernah alami kegagalan. Ia mengatakan bahkan sering gagal. “Misal aku nanam cabe, padahal tanahnya asam dan kritis unsur hara. Akhirnya sampai sekarang cabenya ternyata buntet. Di situ belajar kalau tanah yang sehat adalah faktor paling penting dalam budidaya pertanian,” katanya memberi contoh.

Dipa juga menyemangati anak-anak muda lain yang ingin jadi petani. Menurutnya sumber daya material seperti lahan, modal awal, dan skala usaha memang penting, namun ada dua aspek lain yang juga amat penting. Keduanya adalah sumber daya pengetahuan dan jaringan atau “network”.

BACA JUGA: Akibat Pencemaran Laut, Perusahaan Australia Digugat Rp 2 Triliun oleh Petani NTT

Ia menilai meski mulai dari kecil, semuanya akan lebih mudah jika dilakukan gotong-royong atau bersama-sama. “Belajar bareng2, sewa lahan bareng temen, bagi tugas dari budidaya sampai ke distribusi hasilnya, dan minimal ada temen cerita ketika lelah dan susah,” pungkasnya.

5 Tidak perhitungan menjual hasil tani

Menariknya, pria yang mengenyam pendidikan Hubungan Internasional (HI) ini tidak mau perhitungan menjual hasil taninya. Misalnya ketika menjual bayam, ia mematok harga Rp 1.500-2.500 saja per ikat.

“Kadang di desa itu penentuan harga didasarkan atas hubungan kerabat dan rasa ga enak, jadinya ya jangan terlalu “perhitungan”,” tulisnya. Lalu untuk caisim, Dipa menjual Rp 2.500-3.000 per kg. Ia menjual langsung ke konsumen di kampung sekitar.

Dari berbagai unggahan Dipa di Twitter, terlihat kalau ia tak pelit ilmu. Sering kali ia membagikan tips dan trik dalam bercocok tanam. Dipa bahkan rutin mengunggah foto atau video yang menunjukkan kondisi lahan serta tanamannya. []

SUMBER: DETIK

Tags: padiPanganpetani
Share88SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Terjerat Sampah Plastik, 160 Kura-Kura Terluka dan Puluhan Lainnya Mati

Next Post

Pengantin Menjama Shalat karena Sibuk dengan Riasan, Apa Hukumnya?

Yudi

Yudi

Terkait Posts

orang tua, gen z, anak, sukses

7 Peran Keluarga dalam Menentukan Kesuksesan Anak di Masa Depan

19 Juni 2025
jariyah, media sosial, ghibah

Bahaya Terlalu Lama Main Media Sosial Setiap Hari, Berapa Waktu Ideal?

16 Juni 2025
daging merah, daging kurban, kurban

8 Tips agar Daging Kurban Tidak Cepat Busuk

26 Mei 2025
uban, usia 40

7 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Kamu Masuk Usia 40 Tahun

22 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Itikaf, Lapar, makan

Hal-hal yang Tak Boleh Dilakukan setelah Makan

Oleh Haura Nurbani
21 Juni 2025
0

cina, koruptor

Tegas dan Tanpa Ampun: Inilah Hukuman Bagi Koruptor di Cina

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0

kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0

Hukum Shalat di Rumah Orang Non Muslim, Shalat Sunnah, Tempat Terlarang untuk Shalat, Hukum Muslim Sengaja Tinggalkan Shalat, Hikmah Musibah Seorang Manusia, Shalat Dhuha

Waktu-waktu yang Dilarang Mendirikan Shalat

Oleh Dini Koswarini
21 Juni 2025
0

Ibnu Abbas, Bani Israil

Sikap terhadap Bani Israil, dari Era Nabi Ya‘qub hingga Rasulullah ﷺ

Oleh Saad Saefullah
21 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kebiasaan yang Menyebabkan Seorang Pria Bisa Mandul

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
impotensi, usia 40 tahun, 40 tahun, shalat, mandul, pria

Kandungan nikotin, tar, dan zat kimia lain dalam rokok dapat merusak DNA sperma pada pria dan merusak sel telur serta...

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Olahraga yang Tepat buat Orang yang Sudah Berusia 40 Tahun, Apa Saja Ya?

Oleh Dini Koswarini
20 Juni 2025
0
Olahraga

Berikut ini beberapa jenis olahraga yang cocok untuk usia 40 tahun ke atas.

Lihat LebihDetails

Usia Berapa Anak Jangan Minum Air Teh dan Kopi? Ini Penjelasan Medisnya

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0
kopi, teh

Baik teh maupun kopi sama-sama mengandung kafein, sebuah zat stimulan yang bekerja langsung pada sistem saraf pusat.

Lihat LebihDetails

Di Usia Berapa Suami Mulai Kehilangan Hasrat kepada Istri?

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0
suami, istri, seksual, perawan

Ada banyak faktor yang membuat seorang suami kehilangan ketertarikan atau gairah terhadap istrinya, dan tidak semuanya murni soal usia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

  • 91Share on WhatsApp
  • 23Share on Facebook
  • 15Share on Telegram
  • 445Share on Twitter
  • 65Share on Pinterest
  • 26Share on LinkedIn
  • 35Share on Email