• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 14 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Inspirasi

Kisah Inspiratif Anak Muda Lulusan UGM yang Memilih Jadi Petani

Oleh Yudi
5 tahun lalu
in Inspirasi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Anak Muda Lulusan UGM Ini Pilih Jadi Petani. Foto: Twitter @tanikelana

Anak Muda Lulusan UGM Ini Pilih Jadi Petani. Foto: Twitter @tanikelana

88
BAGIKAN

KISAH penuh inspirasi datang dari lulusan Fisipol UGM bernama Dipa. Melalui akun Twitter @tanikelana, Dipa bercerita soal kisahnya yang terjun ke dunia petani. Petani memang bukan profesi yang diminati kebanyakan anak millennial seusianya, namun Dipa optimis petani merupakan profesi impiannya.

Cerita Dipa jadi petani ia tuangkan di utas (thread) Twitter @tanikelana yang saat ini sudah mendapat lebih dari 45 ribu likes. Dipa mengatakan perjalanannya menjadi petani baru dimulai Januari 2020 saat ia pilih pulang kampung.

Tak butuh waktu lama, tepatnya Maret 2020 ia bulatkan tekad untuk terjun langsung ke kebun dan ladang. Dipa membawa cangkul untuk menggarap lahannya.

Berikut cerita lengkap pengalaman Dipa, anak muda lulusan UGM yang pilih profesi sebagai petani:

ArtikelTerkait

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

BACA JUGA: Tolak Bantuan Sembako, Petani di Gowa: Saya Miskin, Tapi yang Lebih Butuh Banyak

1 Minat jadi petani muncul saat dirinya masih kuliah

Pria 22 tahun ini sudah memiliki minat jadi petani sejak kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia bergabung dengan komunitas @sektimuda yang merupakan wadah belajar bersama tentang pertanian alami. Dipa mempelajari banyak hal seperti cara buat pupuk hingga pestisida nabati langsung pada petani.

“Aku belajar dengan Pak Udik, salah satu guru yg sering mengajarkan tentang nutrisi dan cara buat pupuk organik cair untuk tanaman,” tulisnya di Twitter. Dipa bersama teman-teman komunitasnya bahkan melakukan kunjungan langsung ke petani.

Salah satunya ke Bantul untuk bertemu praktisi pertanian bernama Pak Daliman. “Setelah banyak ketemu petani, belajar nanam di kos, jiwa bertaniku yang dipupuk sejak kecil karena main harvestmoon makin menjadi. Di situ aku makin yakin, cita-citaku adalah jadi seorang petani,” tulisnya pada utas 12 Juni 2020.

2 Pinjam uang untuk modal menggarap lahan

Untuk mewujudkan cita-citanya, Dipa menunggu lulus kuliah dari Fisipol UGM. Setelah itu ia memberi tahu keluarganya dan merasa sangat beruntung karena mendapat dukungan. “Di sana aku minjem sedikit uang ke keluargaku buat modal, sisanya aku jual buku-buku yg dikumpulin selama kuliah,” ujarnya.

Lalu pada Maret 2020, Dipa benar-benar mulai bertani. Namun proses mendapatkan lahan tidak semudah yang dibayangkan. Ia sempat mencari tahu sana-sini hingga akhirnya dipertemukan seorang rekan yang memiliki minat sama dan sedang menggarap lahan. Dipa mengatakan, “Akhirnya setelah obrolan singkat di waktu senja, aku langsung diajak buat garap lahan kosong seluas 450-an meter.

Pertama, ia menanam kangkung dan bayam. Setelah itu Dipa belajar bahwa ada banyak faktor yang sulit diperhitungkan dalam dunia pertanian. “Fluktuasi harga, iklim, hama, dan penyakit. Di situ kamu bakal bener-bener belajar pentingnya sabar dan tekun,” ujarnya.

3 Makin cinta alam sejak jadi petani

Setelah menanam kangkung, Dipa berhasil memanen hasilnya 3-4 minggu kemudian. “Di situ aku jualin sebagian ke tukang sayur, tiap hari berangkat jam 6, panen kangkung terus keliling ke beberapa tukang sayur. Hasilnya cukup lumayan buat sehari-hari,” tulisnya.

Total baru sekitar 5 bulan ia jadi petani, namun ia sudah merasakan banyak hal positif dari profesi ini. “Rasanya kaya bener-bener merdeka, hidup ga cuma buat ngumpulin uang, bisa terus saling berbagi lewat hasil tani, dan semakin sadar bahwa sepenuhnya kita bergantung pada alam yg sayangnya terus kita rusak,” tulisnya.

Pria asal Sukabumi ini juga menulis dua alasan utama jadi petani. Pertama ingin mencari penghasilan yang halal dan berkah. Kedua tidak mau semakin merusak alam. “Aku merasa hidup singkat, dan amat sayang hanya lahir untuk turut merusak bumi dan seisinya. Di situ aku merasa lewat bertani, apalagi dengan prinsip “Agroekologi”, mungkin aku bisa hidup tanpa menimbulkan banyak mudharat,” ungkap Dipa.

4 Mengalami banyak kegagalan

Belajar jadi petani, tentu saja Dipa pernah alami kegagalan. Ia mengatakan bahkan sering gagal. “Misal aku nanam cabe, padahal tanahnya asam dan kritis unsur hara. Akhirnya sampai sekarang cabenya ternyata buntet. Di situ belajar kalau tanah yang sehat adalah faktor paling penting dalam budidaya pertanian,” katanya memberi contoh.

Dipa juga menyemangati anak-anak muda lain yang ingin jadi petani. Menurutnya sumber daya material seperti lahan, modal awal, dan skala usaha memang penting, namun ada dua aspek lain yang juga amat penting. Keduanya adalah sumber daya pengetahuan dan jaringan atau “network”.

BACA JUGA: Akibat Pencemaran Laut, Perusahaan Australia Digugat Rp 2 Triliun oleh Petani NTT

Ia menilai meski mulai dari kecil, semuanya akan lebih mudah jika dilakukan gotong-royong atau bersama-sama. “Belajar bareng2, sewa lahan bareng temen, bagi tugas dari budidaya sampai ke distribusi hasilnya, dan minimal ada temen cerita ketika lelah dan susah,” pungkasnya.

5 Tidak perhitungan menjual hasil tani

Menariknya, pria yang mengenyam pendidikan Hubungan Internasional (HI) ini tidak mau perhitungan menjual hasil taninya. Misalnya ketika menjual bayam, ia mematok harga Rp 1.500-2.500 saja per ikat.

“Kadang di desa itu penentuan harga didasarkan atas hubungan kerabat dan rasa ga enak, jadinya ya jangan terlalu “perhitungan”,” tulisnya. Lalu untuk caisim, Dipa menjual Rp 2.500-3.000 per kg. Ia menjual langsung ke konsumen di kampung sekitar.

Dari berbagai unggahan Dipa di Twitter, terlihat kalau ia tak pelit ilmu. Sering kali ia membagikan tips dan trik dalam bercocok tanam. Dipa bahkan rutin mengunggah foto atau video yang menunjukkan kondisi lahan serta tanamannya. []

SUMBER: DETIK

Tags: padiPanganpetani
Share88SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Terjerat Sampah Plastik, 160 Kura-Kura Terluka dan Puluhan Lainnya Mati

Next Post

Pengantin Menjama Shalat karena Sibuk dengan Riasan, Apa Hukumnya?

Yudi

Yudi

Terkait Posts

gunung, naik gunung, shalat

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

8 Juli 2025
menikah, KUA

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

6 Juli 2025
gunung, mendaki gunung

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

2 Juli 2025
rasa benci, anak, ayah

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

30 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Anak Muda Lulusan UGM yang Memilih Jadi Petani

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga, Rezeki Halal, Miskin

Kenapa Selalu Miskin? Bisa Jadi Karena Hutang yang Tak Dibayar …

Oleh Dini Koswarini
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Kenapa Selalu Miskin? Bisa Jadi Karena Hutang yang Tak Dibayar …

Oleh Dini Koswarini
13 Juli 2025
0
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga, Rezeki Halal, Miskin

Berikut lima poin penting mengapa selalu miskin bisa jadi karena hutang yang tidak dibayar:

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

Untuk Suami yang Suka Bikin Konten Pamer Kecantikan Istrinya

Oleh Yudi
12 Juli 2025
0
kecanduan hp, hp, ponsel, anak, otak, suami, istri

Salah satu tren yang sering terlihat adalah para suami yang gemar membuat konten untuk memamerkan kecantikan istrinya.

Lihat LebihDetails

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0
Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Dalam kehidupan rumah tangga, talak atau perceraian adalah salah satu kata yang paling ditakuti.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.