• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 9 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Menghafal Al-Qur’an; Sejarah, Tantangan, dan Keutamaannya

Oleh Mila
7 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Adab Membaca Al-Quran

Foto: Rizky Febrian/Islampos

0
BAGIKAN

“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Tuhanku sesungguhnya aku menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya. Lalu Al-Qur’an berkata, ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menghalanginya dari tidur waktu malam hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya. Maka keduanya dapat memberikan syafaat.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani dan Hakim. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 3882).

MENGHAFAL al-Qur’an mempunyai keutamaan di dunia dan di akhirat. Keutamaan di dunia di antaranya adalah nikmat Rabbani yang datang dari Allah, yang menjanjikan kebaikan, keberkahan dan kenikmatan dan ilmu bagi penghafalnya. Dan para penghafal Al-Qur’an mendapatkan Tasyrif Nabawi (penghargaan khusus dari Nabi). Dan seorang yang menghafal Al-Qur’an orang-orang terhormat yang merupakan keluarga Allah yang ada di atas bumi.

Di akhirat kelak, selain akan mendapatkan syafaat, para penghafal Al-Qur’an juga mendapat kehormatan berupa Tajul Karomah (mahkota kemuliaan) bagi dirinya dan kedua orang tuanya.

1. Sejarah menjaga kemurnian al-Qur’an

ArtikelTerkait

Sunnah-sunnah Wudhu, Apa Saja?

2 Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah

30 Perbuatan yang Merusak Amal Baik

Mana yang Lebih Mulia, Malaikat ataukah Manusia yang Shalih?

Tak bisa disangkal bahwa Nabi Muhammad SAW menerima wahyu al-Qur’an dari Jibril dengan cara hafalan, karena beliau adalah seorang ummy (al-‘Ankabut : 48). Demikian pula beliau mengajarkan kepada para sahabat. Setiap kali turun ayat al-Qur’an para sahabat yang kebanyakan juga tidak bisa baca tulis dengan penuh semangat menghafal ayat-ayat al-Qur’an yang mereka terima dari Nabi, di samping ada beberapa sahabat yang diminta untuk menuliskannya.

Lalu muncullah gagasan untuk mengumpulkan al-Qur’an pada masa kekhalifahan Abu Bakar Siddiq ra dari Umar ibnu Khattab ra. Umar merasa khawatir akan hilangnya sebagian Al-Qur’an dari penghafalnya yang banyak gugur dalam pertempuran.

Oleh sebab itu khalifah Abu Bakar ra memerintahkan Zaid bin Tsabit, penulis suhuf-suhuf di zaman Rasulullah untuk mengumpulkan suhuf-suhuf al-Qur’an, baik yang terdapat pada pelepah kurma, tulang hewan maupun dari para penghafal Al-Qur’an yang masih hidup. Dengan demikian kaum muslimin pada saat itu sepakat meyakini, bahwa mushaf Abu Bakar adalah mushaf Al-Qur’an yang sahih yang diakui oleh semua sahabat tanpa ada yang membantah.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab nyaris tidak ada lagi kegiatan dalam rangka mengumpulkan Al-Qur’an, karena menitikberatkan pada penyebaran agama Islam ke seluruh penjuru dunia.

Barulah pada masa Khalifah Usman bin Affan ra, setelah wilayah kekuasaan Islam sudah semakin luas, oleh sebab itu semakin beraneka ragam pula bangsa-bangsa bukan Arab yang memeluk Agama Islam.

Seorang sahabat bernama Hudzaifah ibnu Yaman mengusulkan kepada khalifah agar segera diambil kebijaksanaan terkait timbulnya perbedaan-perbedaan mengenai bacaan al-Qur’an, karena setiap kabilah merasa paling baik bacaan al-Qur’annya.

Usul itu segera diterima Khalifah Usman ra, untuk segera mengirim utusan untuk meminta mushaf kepada Hafsah yang disimpan di rumahnya untuk disalin (diperbanyak). Untuk memperbanyak mushaf ini kembli khalifah Usman menunjuk Zaid sebagai ketuanya dengan anggota-anggotanya Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.

Setelah selesai memperbanyak mushaf, maka Usman menyerahkan kembali mushaf yang asli kepada Hafsah. Kemudian lima mushaf lainnya dikirim kepada penguasa di Mekah, Kuffah, Basrah dan Suriah, dan salah satunya dipegang oleh Khalifah Usman bin Affan sendiri.

Advertisements

Demikianlah sejak saat itu mushaf Al Qur’an tersebut dinamai mushaf al Imam atau lebih dikenal dengan mushhaf Usmany, karena disalin pada masa khalifah Usman bin Affan.

2. Tantangan penghafal al-Qur’an pada saat ini

Dibanding dengan tradisi tahfizh al-Qur’an di negara-negara Timur Tengah, tradisi menghafal al-Qur’an di Indonesia untuk saat ini mempunyai beberapa perbedaan dan tantangan tersendiri, antara lain :

1. Dipandang sebagai ilmu khusus yang berdiri sendiri dan tidak diorientasikan sebagai dasar ilmu yang harus dilengkapi oleh ilmu-ilmu bantu yang lain.

2. Dilaksanakan di pesantren dan khusus untuk menghafal al-Qur’an. Santri secara full-time berada di pesantren dan khusus menghafal al-Qur’an.

3. Usia santri yang menghafal al-Qur’an sudah menginjak usia remaja, antara 12 – 18 tahun

4. Saat menghafal al-Qur’an tidak dibarengi dengan belajar ilmu lain baik secara formal maupun informal.

5. Setelah selesai (khatam) menghafal al-Qur’an jarang yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Kondisi zaman yang kian menyulitkan seseorang untuk dapat mengingat hafalannya. Seperti gangguan akibat wanita, maraknya media yang menyiarkan kemaksiatan, atau karena faktor makanan.

Dengan beberapa ciri tersebut, para huffazh al-Qur’an di Indonesia biasanya disiapkan untuk upacara sema’an, menjadi kyai dan ustadz di pesantren tahfizh al-Qur’an atau menjadi peserta, pelatih atau hakim Musabaqah Hifzhil-Qur’an baik di tingkat kabupaten, propinsi, nasional maupun internasional. Jarang kita dengar para huffazh al-Qur’an di Indonesia menjadi ulama besar sebagai pimpinan Majelis Ulama atau Syuriyah, atau menjadi imam di masjid-masjid besar.

3. Keutamaan menghafal al-Qur’an di bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan al-Qur’an, maka dari itu hendaknya seorang Muslim memberikan porsi perhatian yang lebih terhadap al-Qura’n di bulan ini. Suasana dan peluang waktu untuk menghafal al-Qur’an di bulan suci Ramadhan, tentu akan berbeda bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainya. Di bulan suci Ramadhan, semangat untuk beramal akan semakin meningkat, terutama dalam membaca Al-Quran dan shalat malam selain yang paling inti yaitu berpuasa di siang harinya.

Salah satu keutamaan menghafal al-Qur’an di bulan suci ini adalah bisa menguatkan ingatan karena malam di bulan Ramadhan senantiasa diisi dengan shalat sunnah, seperti Tarawih.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa untuk memperkuat ingatan hafalan al-Qur’an adalah dengan shalat Qiyamullail.

Diriwayatkan dari sebuah hadits yang diterima dari Ibnu Abbas ra. Beliau berkata: “ Sewaktu kami bersama Rasulullah SAW di suatu majlis tiba-tiba datang Ali bin Abi Thalib lalu berkata kepada Rasulullah:” hafalan Al-Qur’an telah hilang dari ingatanku”. Bagaimana supaya hafalanku jadi kuat? Kemudian Rasulullah SAW berkata kepadanya:” Hai bapak Hasan! Maukah aku ajarkan/beritahukan kepadamu satu amalan/do’a yang dapat bermanfaat bagimu dan bagi orang yang engkau ajarkan dan akan selalu ingat/ selalu menetap dihatimu apa yang engkau pelajari/hafal? lalu sayyidina Ali menjawab:” Ya. Mau ya Rasul”. Beliau berkata:” Apabila datang malam jum’at maka bangunlah pada sepertiga malam kalau sanggup karena pada waktu tersebut merupakan maqom ijabah doa sebagaimana yang dikatakan Nabi Ya’kub kepada anaknya;” Tuhanmu akan mengampuni dosamu.” Wallahu’alam bisshawab. []

Tags: al-quranhafidzpenghafal
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Diundang Sahur oleh Mahasiswa, Ini Jawaban Mengejutkan Erdogan

Next Post

Cetak Dai Milenial, Bakomubin Gelar Festival Mubaligh Indonesia

Mila

Mila

Terkait Posts

Hal yang Dimakruhkan dalam Wudhu, Sunnah Wudhu

Sunnah-sunnah Wudhu, Apa Saja?

8 Juni 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud, Bangun Malam, Surah Al-Baqarah

2 Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah

7 Juni 2025
mayit, Perbuatan

30 Perbuatan yang Merusak Amal Baik

6 Juni 2025
Nasihat, Malaikat

Mana yang Lebih Mulia, Malaikat ataukah Manusia yang Shalih?

6 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Olahraga, Pola Hidup Sehat, Kuisioner

Kenapa Aku Tidak Mau Olahraga

Oleh Dini Koswarini
9 Juni 2025
0

Perbuatan Buruk Kaum Yahudi, israel, Malaikat Jibril

5 Strategi Menghancurkan Militer Penjajah Israel dalam Perspektif Al-Qur’an

Oleh Saad Saefullah
9 Juni 2025
0

Hukum Melafadzkan Niat, Syaban, Hukum Baca Doa Iftitah dalam Shalat, Tata Cara Shalat Hajat

Kenapa Aku Harus Terus Memperbaiki Shalatku?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Ciri Motor yang Harus Segera Diservis, Motor

Si Raja Jalanan dan HP Sakti Mandraguna, Kenapa Sih Maen HP Waktu Berkendara?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Penyebab Suami Loyo di Tempat Tidur, Jima, nusyuz

Kenapa Suami Sukanya Minta Jima Terus sama Istri?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Terpopuler

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten.

Lihat LebihDetails

Al-Qur’an Buktikan Alam Semesta Terus Mengembang

Oleh Sodikin
7 September 2018
0
galaksi kanibal

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan...

Lihat LebihDetails

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails

Durasi Tidur Siang yang Ideal, Berapa Lama Ya?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0
Akibat Bangun Pagi, Ciri Tubuh yang Sehat, Tidur Siang

Dalam berbagai riwayat, Rasulullah dikenal memiliki rutinitas tidur siang, terutama sebelum melaksanakan salat Zuhur.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.