• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Kalianlah yang Mendzalimi Wanita!

Oleh Rifki M Firdaus
8 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: ITV

Foto: ITV

0
BAGIKAN

Oleh: Ustadz Budi Ashari

 

KITA coba sekarang masuk ke ilmu fikih lebih dalam. Fikih tentang: apakah wanita boleh menjadi hakim. Saya nukilkan beberapa penjelasan ulama besar di bidang fikih.

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 13/146-147:

ArtikelTerkait

Setelah Allah dan Rasul-Nya… Ibu

Hey, Kenapa Kamu Ga Mau Bayar Utang?

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

“Mereka (para ulama) sepakat dengan syarat laki-laki untuk menjadi hakim, kecuali Hanafiyah dan mereka hanya mengecualikan masalah hudud (hukuman-hukuman fisik). Adapun Ibnu Jarir memutlakkan hal ini. Hujjah Jumhur Ulama adalah hadits shahih: Tidaklah bahagia suatu kaum yang mengangkat pemimpin mereka seorang wanita.”

Al Mawardi dalam Al Ahkam As Sulthoniyyah h. 110:

“Adapun Ibnu Jarir Ath Thabari berpendapat syudzudz (aneh dan sendiri) dengan membolehkan wanita menjadi hakim pada semua hukum. Tetapi sebuah pendapat tidak dihiraukan jika ditolak oleh Ijma’, apalagi ada firman Allah Ta’ala: {Laki-laki (suami) itu qowwam bagi perempuan (istri), karena Allah telah Melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan)}. Yakni: pada akal dan logika, maka wanita tidak boleh memimpin laki-laki.”

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni 10/36:

“Bagi kami (yang diambil) adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: (Tidak berbahagia suatu kaum yang mengangkat pemimpin mereka seorang wanita). Karena seorang hakim harus hadir di majlis pertikaian dan laki-laki, diperlukan kesempurnaan logika, akal dan kecerdasan. Adapun wanita kurang akal, sedikit logika. Tidak tepat hadir di kumpulan laki-laki, tidak diterima kesaksiannya walau berjumlah 1000 wanita kecuali jika ada laki-laki bersama mereka. Tidak boleh memimpin kepemimpinan besar, tidak boleh memimpin negeri-negeri. Untuk itulah Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mengangkat seorang wanita menjadi hakim dan pemimpin negeri, demikian juga para khalifah setelahnya dan juga siapapun setelah mereka.”

Sebenarnya ada beberapa pembahasan di dalam kalimat-kalimat para ulama di atas. Diperlukan ruang yang lebih luas untuk membahasnya. Karena dipastikan akan banyak yang protes. Itu disebabkan oleh cara pandang yang menggunakan kacamata hari ini. Tapi pembahasan kita hanya pada satu poin saja: wanita menjadi penentu hukum.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa wanita tidak diperkenankan menjadi hakim, penentu hukum. Bahkan Al Mawardi menyebutnya sebagai ijma’ (kesepakatan para ulama). Dan pendapat Ath Thabari dianggap sebagai pendapat yang syadz.

Banyak yang akan mengkritik konsep Islam ini. Dan silakan. Itulah mengapa tulisan dengan judul ini hadir.

Apa keberatan orang-orang hari ini terhadap konsep yang satu ini?

Ada kelompok yang menuntut kesamaan hak dan derajat antara wanita dan laki-laki. Ada kelompok yang ‘yakin’ sedang berjuang ‘mengangkat’ harkat dan martabat wanita. Ada yang merasa memuliakan wanita dan sebagai bukti pemuliaan adalah mengangkatnya di kepemimpinan publik.

Mereka itulah yang ketika wanita dilarang menjadi hakim dalam Islam, berkata: Anda telah menuduh wanita itu makhluk yang hina dan lemah. Anda merendahkan wanita yang telah dengan luar biasa melahirkan Anda sendiri. Anda menganggap wanita tidak bisa adil. Ini tindakan diskriminatif!

Baiklah. Coba duduk sebentar. Dan renungi ulasan berikut ini.

Pertama, laki-laki dan wanita jelas berbeda

Tanyakan langsung kepada ahli otak. Apakah otak laki-laki secara fisik dan secara fungsi kerjanya sama persis dengan otak wanita? Jawaban mereka: Tidak sama. Sementara itu, dunia hukum memerlukan kecerdasan otak dan logika yang kuat. Inilah rahasia mengapa Nabi mengatakan bahwa akal wanita setengah laki-laki. Bukan dalam rangka menyingkirkan wanita. Sama sekali bukan. Tetapi Nabi sedang mengungkapkan sesuatu yang baru bisa diungkap secara penelitian ilmiah 15 abad berikut. Ya, itu di zaman kita sekarang.

Kedua, ini berhubungan langsung dengan tema keluarga

Renungilah kalimat Nabi tentang sebagian ciri istri ideal berikut,

تزوجوا الودود الولود

“Nikahilah(wanita) yang banyak kasih sayangnya dan banyak anaknya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasai)

Wanita yang banyak kasih sayangnya. Kalimat ini harus digarisbawahi. Karena keluarga dengan kasih sayang istri yang terbatas, akan membatasi usia pernikahan. Wanita harus memiliki persediaan kasih sayang yang sangat cukup untuk bisa dirasakan oleh suami dan anak-anaknya. Dan inilah salah satu rahasia penting langgengnya keluarga. Karena kasih sayang mampu meredam semua kelelahan, kepenatan, kebosanan dan rasa sakit.

Apa hubungannya dengan pembahasan kita tentang wanita yang menjadi penentu hukum?

Karakter hukum itu logis dan tidak basa-basi. Para penegak hukum dituntut untuk memiliki logika kuat yang cerdas dan cerdik. Perasaan dibatasi masuk ke wilayah ini.

Seorang wanita yang telah menikah mengaku berzina di zaman Nabi dan terbukti pengakuannya sah, maka tidak ada basa-basi dan tidak ada perasaan di sini. Hukum ditegakkan. Wanita itu mati mulia dengan dihukum rajam.

Seorang penegak hukum tidak berkata: menurut perasaan saya, anda melanggar hukum.

Tapi akan berkata: sesuai dengan undang-undang, pasal sekian ayat sekian, Anda diancam hukuman sekian.

Seorang penegak hukum tidak berkata: saya tidak tega memvonis anda, maka saya jatuhi vonis sekian saja.

Tapi akan berkata: sesuai dengan fakta persidangan, anda terbukti bersalah dan divonis sekian.

Bayangkan suasana seperti itu menjadi seluruh kehidupan seorang wanita. Bertahun, berpuluh tahun bergelut dengan suasana seperti itu. Bukankah, perlahan tapi pasti perasaan wanita yang mahal itu terkikis. Logika menggeser rasa. Seiring dengan itu, kasih sayang menipis bahkan bisa sirna.

Suami yang penat seharian dalam tugas wajibnya mencari nafkah, hanya perlu sentuhan rasa seorang istri yang akan membangkitkan kembali tenaga dan semangatnya. Tapi apa daya, kasih sayang itu telah menipis dan hampir sirna.

Anak-anak yang sedang terus belajar menapaki terjalnya kehidupan ini terkadang terseok terjatuh, hanya perlu sentuhan rasa seorang bunda yang akan meraih tangan mereka untuk bangkit dan belajar lebih baik lagi. Tapi apa daya, kasih sayang itu telah menipis dan hampir sirna.

Rumah, ‘surga’ keluarga muslim di dunia perlu diatur dengan sentuhan rasa dan kasih seorang wanita. Agar terlihat semakin rapi, indah dan nyaman. Tapi apa daya, kasih sayang itu telah menipis dan hampir sirna.

Suatu saat saya menyampaikan hal ini di masyarakat. Selesai kajian, saya disalami oleh seorang bapak yang berkata: Luar biasa. Saya ini pengacara dan teman-teman saya yang suami istri berprofesi pengacara rata-rata cerai. Ternyata ini jawabannya.

Ya. Laki dan perempuan yang diciptakan berbeda, justru bertujuan untuk saling melengkapi dan saling menutupi. Karena kelebihan dan kekurangan masing-masing berbeda. Kalau seorang wanita yang harusnya memiliki kasih sayang dan rasa lebih dari laki-laki, telah berubah menjadi seperti laki-laki yang sangat logis dan hampir sirna rasanya, maka seakan laki-laki itu menikah dengan ‘laki-laki’. Kalau sudah begini, jelas bukan rumahtangga namanya. Keretakan, selanjutnya karamnya bahtera tak terhindarkan.

Jadi, perdebatan jangan hanya dihentikan di bab: apakah wanita tidak bisa adil seperti laki-laki. Karena sangat mungkin wanita bisa adil seperti laki-laki.

Tapi itu bukan dunianya. Sehingga wanita pasti akan memaksakan diri. Wanita akan menabrak dan mendobrak pagar fitrahnya.

Ini peradaban egois. Wanita diminta untuk bekerja di luar kemampuannya.

Ini peradaban egois. Wanita dipuji di luar sana, tetapi tidak pernah dipikirkan nasib rumah tangganya.

Jadi…

Siapa yang sebenarnya dzalim terhadap wanita? []

Sumber: Arsip Islampos

Tags: dzalimmendzalimiwanita
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Presiden Rusia: Kami Siap Bantu Wujudkan Palestina Merdeka

Next Post

Israel Larang Pejabat Swiss Masukki Gaza

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

Tips agar Menantu Disayang Mertua, Ibu

Setelah Allah dan Rasul-Nya… Ibu

20 Juni 2025
Dosa Suami terhadap Istri, Kuisioner Test Kejujuran,, Utang

Hey, Kenapa Kamu Ga Mau Bayar Utang?

20 Juni 2025
Keutamaan Pembaca Quran, Orang yang Dirindukan Surga, Surat Al-BAqarah, Adab Membaca Al-Quran, Quran

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

16 Juni 2025
tokoh

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

14 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0

Donasi

Laporan Donasi Islampos: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp4.475.004!

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Dosa Suami kepada Istri, Keutamaan Asiyah,. Ciri Istri yang Toksik, haid

14 Hari Masih Haid, Apa yang Harus Dilakukan Wanita, dan Apakah Harus Lakukan Shalat?

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

suami, istri, reproduksi, aib, cerai, perceraian, cemburu, fitnah, mahram, kekasih, pernikahan, hubungan intim,

Pentingnya Istri Tidak Malu untuk Memuaskan Suami karena Termasuk Ibadah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0

Terpopuler

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Ternyata, Ini Waktu yang Tepat untuk Ngopi di Pagi Hari!

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0
Ngopi

Pagi hari itu ngopi. Karena, pagi hari selalu menyimpan cerita tersendiri. Ia datang membawa harapan, semangat baru, dan kesempatan untuk...

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Tubuh yang Tidak Sehat Dilihat dari Berat Badan?

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Ciri Tubuh yang Tidak Sehat

Berikut ini adalah ciri-ciri tubuh yang tidak sehat jika dilihat dari kondisi berat badan, baik kelebihan maupun kekurangannya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.