DALAM pernikahan, hubungan suami istri bukan hanya soal cinta dan tanggung jawab, tetapi juga tentang kemesraan dan keintiman. Salah satu aspek penting yang sering terabaikan adalah peran istri dalam memuaskan suami secara lahir dan batin, terutama dalam hubungan suami-istri (jima’). Sayangnya, banyak istri yang masih merasa canggung, malu, atau bahkan enggan mengekspresikan kemesraan di ranjang, padahal ini adalah bagian penting dari membangun rumah tangga yang sehat dan sakinah.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa istri tidak boleh malu untuk memuaskan suami:
1. Memuaskan Suami Adalah Ibadah
Dalam Islam, hubungan suami istri bukanlah hal yang tabu atau kotor, melainkan ibadah. Rasulullah SAW bersabda:
“Dan di kemaluan salah seorang dari kalian ada sedekah.” (HR. Muslim)
Artinya, ketika istri dan suami berhubungan intim dengan niat ibadah, maka itu berpahala. Ketika istri berusaha menyenangkan suaminya dengan sepenuh hati, ia sedang menjalankan perintah Allah dan mendekatkan diri pada ridha-Nya.
BACA JUGA: Di Usia Berapa Suami Mulai Kehilangan Hasrat kepada Istri?
2. Suami yang Puas Akan Lebih Setia dan Tenang
Salah satu penyebab utama perselingkuhan atau keretakan rumah tangga adalah ketidakpuasan dalam hubungan intim. Suami yang merasa terpenuhi secara fisik dan emosional di rumah cenderung lebih setia, tenang, dan penuh kasih sayang kepada istri dan anak-anaknya.
Sebaliknya, jika istri selalu menolak, terlihat malas, atau canggung dalam melayani, suami bisa merasa terabaikan dan mencari pelarian di tempat lain.
3. Hubungan Intim Adalah Bahasa Cinta yang Kuat
Setiap orang memiliki bahasa cinta berbeda, dan bagi banyak pria, sentuhan fisik adalah bentuk utama ekspresi cinta. Ketika istri tak malu menunjukkan gairah dan inisiatif dalam bercinta, itu menunjukkan bahwa ia mencintai, menginginkan, dan menghargai suaminya.
Jangan ragu memuji, memeluk, atau bahkan menggoda suami. Keberanian istri dalam membangun keintiman justru memperkuat ikatan emosional dan romantis.
4. Menghindari Dosa dan Fitnah
Jika istri sering menolak ajakan suami tanpa alasan yang syar’i (seperti haid atau sakit), maka ini bisa menjadi dosa besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu ia menolak hingga suaminya marah, maka malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya bagi seorang istri untuk memahami kebutuhan suaminya dan tidak meremehkannya.
5. Membangun Kepercayaan dan Keterbukaan
Ketika istri tidak malu untuk memuaskan suami, maka akan tercipta komunikasi yang jujur dan terbuka dalam pernikahan. Suami pun tidak akan segan berbicara tentang perasaannya, keinginannya, dan harapannya. Ini membuat rumah tangga lebih hangat, terbuka, dan bebas dari prasangka.
6. Menjadi Sumber Kebahagiaan Suami
Seorang istri shalihah tidak hanya mengurus rumah dan anak, tetapi juga menjadi penyejuk hati dan pelipur lara bagi suaminya. Rasulullah SAW bersabda:
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Wanita shalihah tahu bahwa salah satu bentuk keshalihan adalah membahagiakan suami, termasuk secara seksual.
7. Menjadi Ladang Pahala dan Cinta yang Bertumbuh
Semakin istri menyenangkan suami dengan niat ikhlas karena Allah, maka semakin besar pahala dan cinta yang ia dapatkan. Hubungan suami istri yang sehat akan menciptakan keluarga yang harmonis, anak-anak yang bahagia, dan lingkungan rumah yang penuh keberkahan.
BACA JUGA: Istri Suka Ambil Uang Diam-diam dari Dompet Suami, Bolehkah?
Cara Agar Istri Tidak Malu Lagi:
-
Bangun komunikasi terbuka dengan suami, bicarakan keinginan masing-masing tanpa takut dihakimi.
-
Tingkatkan ilmu tentang fiqih pernikahan dan hubungan intim, agar istri memahami bahwa ini bagian dari agama.
-
Bersikap santai dan percaya diri, ingatlah bahwa tubuhmu adalah anugerah bagi suami, bukan untuk disembunyikan.
-
Ciptakan suasana romantis, dengan berdandan, memberi kejutan kecil, atau memulai rayuan dengan lembut.
-
Berdoa agar Allah memberi keberanian dan kelapangan hati dalam membahagiakan pasangan.
Hubungan intim bukan sekadar pelepas syahwat, tetapi jembatan kasih sayang dan sumber keberkahan dalam rumah tangga. Jangan malu untuk memuaskan suami, karena di situlah terdapat ridha Allah, pahala, dan kunci keharmonisan keluarga. Istri yang pandai memikat hati suami di ranjang, adalah istri yang menjaga cinta tetap menyala sepanjang usia. []