• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 12 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Kesuksesan dan Kemuliaan

Oleh Yudi
1 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Kesuksesan, Suami, Ciri Orang Munafik, Suami Pembohong

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Oleh: Soni Ariawan
ariawansoni@gmail.com

“Ya Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al Baqarah:201)

KESUKSESAN adalah tujuan semua manusia. Karenannyalah manusia berjibaku bekerja keras melakukan semua cara dan memaksimalkan usaha. Kesuksesan yang dicari setiap orang pun bermacam-macam. Itu kenapa definisi kesuksesan setiap orang berbeda-beda. Ada yang mencari kesuksesan berupa memiliki rumah mewah, mobil mewah, jabatan, pangkat, dan ada juga yang mencari kesuksesan akhirat dengan berharap masuk surga sehingga mereka hanya memaksimalkan semua usaha di dunia supaya bernilai ibadah di sisi-Nya.

Sukses Mulia. Sebuah istilah yang menarik untuk diperbincangkan. Saya menemukan istilah ini pertama kali di buku Kubik Leadership karya Jamil Azzaini dkk. Setelah membaca ulasan di buku tersebut, saya langsung sepakat dengan idenya bahwa kesuksesan tanpa kemuliaan adalah sebuah kekosongan.

ArtikelTerkait

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Percuma memiliki harta berlimpah dan jabatan prestisius tetapi jauh dari kebahagiaan batin karena hilangnya keberkahan atau kemuliaan dari harta dan jabatan yang dimiliki. Karena sejatinya hakikat penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: “Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah hanya kepada Ku.” (QS Adz-Dzariyat:56)

BACA JUGA: 3 Rahasia Kesuksesan

Dalam konteks kesuksesan dan kemuliaan, bisa diartikan bahwa kesuksesan dunia semestinya membawa kita kepada totalitas ibadah kepada Zat yang memberi kita kesuksesan. Akan menjadi sangat kontradiktif ketika kesuksesan dunia justru menjauhkan kita dari ibadah kepadaNya.

Marilah kita belajar dari salah seorang murid sekaligus sahabat Rasulullah ﷺ, Abu Darda. Beliau dijuluki sebagai orang bijak yang tiada duanya, filosof yang karismatik. Dalam buku karya Khalid Muhammad Khalid yang berjudul 60 Sirah Sahabat Rasulullah ﷺ, diulas ketika Abu Darda menceritakan dirinya dengan detail bagaimana beliau meninggalkan bisnisnya karena takut melalaikan zikrullah, mengingat Allah.

Batal Puasa karena Bekerja di Panas Terik, Kesuksesan
Foto: Unsplash

“Sekarang, meskipun setiap hari aku mendapat untung 300 dinar, atau bahkan toko itu berada di depan masjid, aku sama sekali tidak akan tertarik,” ungkapnya. Lihatlah, bagaimana Abu Darda sudah berada pada puncak kenikmatannya beribadah, sampai-sampai meninggalkan urusan dunia.

Untuk menjadi persis seperti Abu Darda, barangkali kita masih jauh. Minimal kita tidak terpedaya oleh urusan dunia sehingga lupa urusan akhirat. Padahal Allah menyuruh kita mengambil sedikit saja dari dunia dan menguatamakan porsi terbesar untuk urusan akhirat.

“Carilah negeri akhirat pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia.” (QS Al-Qosos: 77)

Pada ayat ini, jelas bahwa Allah menyuruh kita untuk mengambil bagian di dunia dan memanfaatkannya untuk kehidupan akhirat. Artinya, kehidupan dunia semata-mata adalah sebuah proses untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan abadi di akhirat. Rasulullah juga pernah bersabda: “Yang sedikit mencukupi, lebih baik daripada yang banyak melenakan.“

Advertisements

“Menjauhlah dari dunia sebisa kalian karena barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, Allah akan mencerai-beraikan kekuatannya, dan menjadikan kemiskinan di depan matanya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, Allah akan menghimpun kekuatannya, menjadikan kecukupan di hatinya dan Allah memudahkannya mendapat kebaikan.”

Dari hadits di atas, jelas bahwa orientasi kita akan kehidupan ini akan mendapatkan dua konsekuensi. Jika orientasi kita dunia, maka Allah akan miskinkan. Tetapi jika orientasi kita akhirat maka Allah akan mencukupkan.

Dengan kata lain, jika kita memilih dunia maka tidak mungkin akan mendapatkan akhirat dan belum tentu mendapatkan dunia. Sebaliknya, jika kita memilih akhirat, maka otomatis dunia didapat, akhirat juga akan diraih.

Berikut ini saya akan sajikan sebuah cerita yang cukup menyentuh hati tentang seorang miskin yang merintis karir sampai menjadi konglomerat. Namun, di puncak kesuksesannya justru dia belum merasakan sebuah kepuasan. Seperti ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Apakah itu? Mari kita simak kisah berikut ini.

Dikisahkan ada seorang pria yang mulai merintis karir menjadi seorang office boy di salah satu bank swasta.

Bermodalkan ijazah SMA, dia pun diterima bekerja. Nasib seorang office boy ini sangat mujur. Karena kejujurannya maka dia diangkat menjadi seorang karyawan bank tersebut. Semakin hari kinerjanya semakin menyita perhatian pimpinan.

Dia bekerja dengan hati, keikhlasan, penuh kesabaran, dan profesionalisme, maka atasan mempromosikannya menjadi salah satu manajer, sampai kemudian menjadi seorang vice director (wakil direktur). Sekarang, dia sudah hidup dengan materi yang sangat berkecukupan, rumah mewah, mobil mewah, tidak kurang satu apapun.

Tetapi apakah dia selalu bahagia? Tidak. Sebaliknya, dia merasa ada sesuatu yang belum lengkap dalam dirinya. Tapi apa?

Suatu hari dia diundang di acara buka bersama di salah satu panti asuhan. Selepas shalat tarawih bersama, langkahnya dihentikan oleh seorang anak kecil. Anak tersebut menarik celana pria tadi. “Ada apa nak”, di pikirannya pasti anak ini mau minta uang. “Mau berapa nak, kasitahu saja, saya punya uang yang banyak”.

Pensiun Islami, Hukum Masuk Kerja Hasil Nyogok, Kesuksesan
Foto: Freepik

Tetapi bapak itu salah menebak. Anak itu hanya meminta 1 hal saja “Pak, maukah bapak saya panggil ayah”. Pria tadi tertunduk, hatinya tersentuh, air matanya mengalir. “Iya nak, aku ayahmu, panggil saja ayah. Besok ayah kesini lagi, kamu mau dibawakan apa? Sebut saja, mainan, boneka atau apa saja”.

BACA JUGA: Letak Kemuliaan Seorang Muslim

Lagi-lagi pria tadi salah menebak. “Tidak yah, aku hanya mau dibawakan foto ayah dan keluarga. Aku mau perlihatkan ke teman-temanku di sekolah bahwa aku punya ayah, ibu dan kakak.” Lelaki tadi kembali tertunduk lemah mendengar pinta sang anak. Deraian air mata mengiringi pelukan eratnya. Betapa sang anak tadi merindukan kasih sayang orang tua yang selama ini hilang, tak pernah dirasakannya.

Akhirnya, kedatangan pria tadi untuk kedua kalinya disambut meriah oleh anak-anak panti. Dia membawakan pakaian baru dan barang kebutuhan anak-anak panti. Kini, pria tersebut menemukan apa yang dicari selama ini.
Kisah di atas memberikan kita hikmah bahwa kesuksesan harus bernilai kemuliaan.

Gunakan kesuksesan yang kita raih untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT. Dengan begitu semua pencapaian dunia akan bernilai pahala dan kita akan selalu bahagia. Tetap semangat untuk menjalani aktivitas, semoga menjadi pribadi yang produktif, sukses dunia dan akhirat. Selamat menyelami samudera hikmah dari setiap mozaik kehidupan yang kita jalani. []

Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.

Tags: kemuliaankesuksesan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Iman kepada Takdir

Next Post

Setop Kasus Gus Miftah Viral Bagi-bagi Uang, Ini Penjelasan Bawaslu Pamekasan

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Ashabul Kahfi, gua, Ashabul Kahfi

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

23 Mei 2025
wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Membangun Legitimasi dalam Menghadapi Yahudi Madinah

Oleh Saad Saefullah
12 Juni 2025
0

Rasulullah, Nabi Muhammad

Air Mata Rasulullah ﷺ: Ketika Allah Memanggil Anak-anaknya

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Ciri Diabetes, Tubuh Penuh Gula, Asam Lambung

Kenapa Asam Lambung Lebih Sering Kambuh di Malam Hari?

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Penyebab Siksa Kubur, Aib, Ciri Orang yang Culas

Ciri-ciri Orang yang Culas

Oleh Yudi
11 Juni 2025
0

Hukum Gelatin pada Cangkang Kapsul, Haid, Hukum Istri Gunakan Pil Pencegah Kehamilan tanpa Izin Suami, Haidh

Haidh Tidak Teratur karena Pil Anti Hamil

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Terpopuler

Kapan Rasulullah Baca Surat al-Ikhlas dan al-Kafirun dalam Shalat?

Oleh Irah
24 Mei 2022
0
Adab Membaca Al-Quran, Keutamaan Surat Al Kahfi, Surat Al Mulk, waqaf, Penghilang Stres dalam Islam, Tafsir Quran, Buya Hamka, Murajaah Al-Quran, Tips Mudah Menghafal Alquran, Cara Memuliakan Al-Quran, Adab Membaca Al-Quran, Khasiat Basmallah, Keutamaan Surat Al-Fath, Manfaat Membaca Surat Yasin, Kesulitan-kesulitan saat Menghafal Al-Quran, Keutamaan Membaca Al-Quran, Manfaat Baca Quran untuk Kesehatan, Langkah Memuliakan Al-Quran, Jumlah Ayat Alquran, Keutamaan Membaca Quran, Akhlaq Muslim terhadap Al Quran, Hukum Membacakan Al-Quran dengan Suara Merdu, Makna Kata Kami dalam Al-Quran, Ayat Terakhir Alquran, Sahabat Nabi Penghafal Al-Quran, Nabi, Hukum Bacaan Quran untuk Orang Lain

Lantas kapan Rasulullah biasa membaca surat al ikhlas dan al kafirun?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Lapar Terus padahal Sudah Makan? Apakah Ini Gejala Penyakit?

Oleh Haura Nurbani
10 Juni 2025
0
Itikaf, Lapar

Rasa lapar yang terus-menerus meskipun sudah makan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, pola makan, hingga kondisi...

Lihat LebihDetails

Ini 10 Jenis Sholat yang Tidak Diterima Allah

Oleh Saad Saefullah
8 Maret 2022
0
keutamaan sujud

Salah satunya adalah lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.

Lihat LebihDetails

Kenapa Kita Harus Berusaha Sekuat Tenaga Mendapatkan Rezeki Halal di Zaman Ini

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga, Rezeki Halal

Di zaman yang penuh fitnah dan godaan ini, mencari rezeki halal bukan hanya kewajiban, tapi juga perjuangan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.