• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 10 November 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Kesuksesan dan Kemuliaan

Oleh Yudi
2 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Kesuksesan, Suami, Ciri Orang Munafik, Suami Pembohong

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Oleh: Soni Ariawan
ariawansoni@gmail.com

“Ya Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al Baqarah:201)

KESUKSESAN adalah tujuan semua manusia. Karenannyalah manusia berjibaku bekerja keras melakukan semua cara dan memaksimalkan usaha. Kesuksesan yang dicari setiap orang pun bermacam-macam. Itu kenapa definisi kesuksesan setiap orang berbeda-beda. Ada yang mencari kesuksesan berupa memiliki rumah mewah, mobil mewah, jabatan, pangkat, dan ada juga yang mencari kesuksesan akhirat dengan berharap masuk surga sehingga mereka hanya memaksimalkan semua usaha di dunia supaya bernilai ibadah di sisi-Nya.

Sukses Mulia. Sebuah istilah yang menarik untuk diperbincangkan. Saya menemukan istilah ini pertama kali di buku Kubik Leadership karya Jamil Azzaini dkk. Setelah membaca ulasan di buku tersebut, saya langsung sepakat dengan idenya bahwa kesuksesan tanpa kemuliaan adalah sebuah kekosongan.

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Percuma memiliki harta berlimpah dan jabatan prestisius tetapi jauh dari kebahagiaan batin karena hilangnya keberkahan atau kemuliaan dari harta dan jabatan yang dimiliki. Karena sejatinya hakikat penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: “Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah hanya kepada Ku.” (QS Adz-Dzariyat:56)

BACA JUGA: 3 Rahasia Kesuksesan

Dalam konteks kesuksesan dan kemuliaan, bisa diartikan bahwa kesuksesan dunia semestinya membawa kita kepada totalitas ibadah kepada Zat yang memberi kita kesuksesan. Akan menjadi sangat kontradiktif ketika kesuksesan dunia justru menjauhkan kita dari ibadah kepadaNya.

Marilah kita belajar dari salah seorang murid sekaligus sahabat Rasulullah ﷺ, Abu Darda. Beliau dijuluki sebagai orang bijak yang tiada duanya, filosof yang karismatik. Dalam buku karya Khalid Muhammad Khalid yang berjudul 60 Sirah Sahabat Rasulullah ﷺ, diulas ketika Abu Darda menceritakan dirinya dengan detail bagaimana beliau meninggalkan bisnisnya karena takut melalaikan zikrullah, mengingat Allah.

Batal Puasa karena Bekerja di Panas Terik, Kesuksesan
Foto: Unsplash

“Sekarang, meskipun setiap hari aku mendapat untung 300 dinar, atau bahkan toko itu berada di depan masjid, aku sama sekali tidak akan tertarik,” ungkapnya. Lihatlah, bagaimana Abu Darda sudah berada pada puncak kenikmatannya beribadah, sampai-sampai meninggalkan urusan dunia.

Untuk menjadi persis seperti Abu Darda, barangkali kita masih jauh. Minimal kita tidak terpedaya oleh urusan dunia sehingga lupa urusan akhirat. Padahal Allah menyuruh kita mengambil sedikit saja dari dunia dan menguatamakan porsi terbesar untuk urusan akhirat.

“Carilah negeri akhirat pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia.” (QS Al-Qosos: 77)

Pada ayat ini, jelas bahwa Allah menyuruh kita untuk mengambil bagian di dunia dan memanfaatkannya untuk kehidupan akhirat. Artinya, kehidupan dunia semata-mata adalah sebuah proses untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan abadi di akhirat. Rasulullah juga pernah bersabda: “Yang sedikit mencukupi, lebih baik daripada yang banyak melenakan.“

“Menjauhlah dari dunia sebisa kalian karena barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, Allah akan mencerai-beraikan kekuatannya, dan menjadikan kemiskinan di depan matanya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, Allah akan menghimpun kekuatannya, menjadikan kecukupan di hatinya dan Allah memudahkannya mendapat kebaikan.”

Dari hadits di atas, jelas bahwa orientasi kita akan kehidupan ini akan mendapatkan dua konsekuensi. Jika orientasi kita dunia, maka Allah akan miskinkan. Tetapi jika orientasi kita akhirat maka Allah akan mencukupkan.

Dengan kata lain, jika kita memilih dunia maka tidak mungkin akan mendapatkan akhirat dan belum tentu mendapatkan dunia. Sebaliknya, jika kita memilih akhirat, maka otomatis dunia didapat, akhirat juga akan diraih.

Berikut ini saya akan sajikan sebuah cerita yang cukup menyentuh hati tentang seorang miskin yang merintis karir sampai menjadi konglomerat. Namun, di puncak kesuksesannya justru dia belum merasakan sebuah kepuasan. Seperti ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Apakah itu? Mari kita simak kisah berikut ini.

Dikisahkan ada seorang pria yang mulai merintis karir menjadi seorang office boy di salah satu bank swasta.

Bermodalkan ijazah SMA, dia pun diterima bekerja. Nasib seorang office boy ini sangat mujur. Karena kejujurannya maka dia diangkat menjadi seorang karyawan bank tersebut. Semakin hari kinerjanya semakin menyita perhatian pimpinan.

Dia bekerja dengan hati, keikhlasan, penuh kesabaran, dan profesionalisme, maka atasan mempromosikannya menjadi salah satu manajer, sampai kemudian menjadi seorang vice director (wakil direktur). Sekarang, dia sudah hidup dengan materi yang sangat berkecukupan, rumah mewah, mobil mewah, tidak kurang satu apapun.

Tetapi apakah dia selalu bahagia? Tidak. Sebaliknya, dia merasa ada sesuatu yang belum lengkap dalam dirinya. Tapi apa?

Suatu hari dia diundang di acara buka bersama di salah satu panti asuhan. Selepas shalat tarawih bersama, langkahnya dihentikan oleh seorang anak kecil. Anak tersebut menarik celana pria tadi. “Ada apa nak”, di pikirannya pasti anak ini mau minta uang. “Mau berapa nak, kasitahu saja, saya punya uang yang banyak”.

Pensiun Islami, Hukum Masuk Kerja Hasil Nyogok, Kesuksesan
Foto: Freepik

Tetapi bapak itu salah menebak. Anak itu hanya meminta 1 hal saja “Pak, maukah bapak saya panggil ayah”. Pria tadi tertunduk, hatinya tersentuh, air matanya mengalir. “Iya nak, aku ayahmu, panggil saja ayah. Besok ayah kesini lagi, kamu mau dibawakan apa? Sebut saja, mainan, boneka atau apa saja”.

BACA JUGA: Letak Kemuliaan Seorang Muslim

Lagi-lagi pria tadi salah menebak. “Tidak yah, aku hanya mau dibawakan foto ayah dan keluarga. Aku mau perlihatkan ke teman-temanku di sekolah bahwa aku punya ayah, ibu dan kakak.” Lelaki tadi kembali tertunduk lemah mendengar pinta sang anak. Deraian air mata mengiringi pelukan eratnya. Betapa sang anak tadi merindukan kasih sayang orang tua yang selama ini hilang, tak pernah dirasakannya.

Akhirnya, kedatangan pria tadi untuk kedua kalinya disambut meriah oleh anak-anak panti. Dia membawakan pakaian baru dan barang kebutuhan anak-anak panti. Kini, pria tersebut menemukan apa yang dicari selama ini.
Kisah di atas memberikan kita hikmah bahwa kesuksesan harus bernilai kemuliaan.

Gunakan kesuksesan yang kita raih untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT. Dengan begitu semua pencapaian dunia akan bernilai pahala dan kita akan selalu bahagia. Tetap semangat untuk menjalani aktivitas, semoga menjadi pribadi yang produktif, sukses dunia dan akhirat. Selamat menyelami samudera hikmah dari setiap mozaik kehidupan yang kita jalani. []

Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.

Tags: kemuliaankesuksesan
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Iman kepada Takdir

Next Post

Setop Kasus Gus Miftah Viral Bagi-bagi Uang, Ini Penjelasan Bawaslu Pamekasan

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Kesuksesan

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Apa Itu Tayalisah, Ciri Khas Yahudi Isfahan

Oleh Sodikin
4 Desember 2020
0
Yahudi Iran memakai Tayalisah. Foto: Iluminasi

Kaum Yahudi pada dasarnya terdiri dari 12 suku dan Yahudi Isfahan merupakan salah suku yang tergolong dalam suku Ephraim.

Lihat LebihDetails

Mengapa Harus Taat pada Allah? Ini 3 Jawabannya!

Oleh Rifdah Reza Ramadhan
22 Desember 2021
0
sifat lelaki sejati, Tujuan Hidup:, Manfaat Bersyukur, Manusia yang Tidak akan Pernah Merugi, Kecerdasan Orang Bertakwa, Muslim Terbaik, Hadist Qudsi, Ciri Orang Ikhlas

Manusia sering kali tidak mau taat pada Allah. Hal ini bisa karena beberapa faktor.

Lihat LebihDetails

Naudzubillah, Inilah Mereka yang Dirobek-robek Mulutnya di Akhir Zaman

Oleh Ari Cahya Pujianto
10 Oktober 2020
0
Keutamaan Sedekah

Alangkah sungguh mengerikan orang-orang yang masuk ke dalam neraka. Di mana tempat tersebut penuh dengan siksa.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Hukum Allah dalam Segala Sesuatu

Oleh Yudi
27 Januari 2022
0
Keutamaan Bismillah, kehidupan di luar angkasa, masuk surga tanpa hisab, Bukti Kebesaran Allah, hukum Allah, kasih sayang Allah, tajsim, Pertolongan Allah, surga

Maka, para ulama mesti berperan aktif untuk menyingkap hukum Allah dalam setiap perkara dan permasalahan yang dihadapi oleh manusia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.