DI zaman yang penuh fitnah dan godaan ini, mencari rezeki halal bukan hanya kewajiban, tapi juga perjuangan. Banyak pintu rezeki terbuka, namun tidak semuanya bersih. Maka di tengah kemudahan akses dunia digital, sistem riba, penipuan terselubung, dan gaya hidup konsumtif, menjaga kehalalan rezeki menjadi ujian berat bagi orang beriman.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik (halal).” (HR. Muslim)
BACA JUGA: Ayah, Nafkahi Kami dengan Rezeki Halal
Hadist ini menegaskan bahwa Allah tidak menerima ibadah, sedekah, atau doa dari harta yang haram. Maka setiap suapan yang masuk ke mulut kita harus dipastikan berasal dari sumber yang halal dan bersih. Sebab, dari situlah keberkahan hidup bermula.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata: “Rezeki yang halal akan menumbuhkan hati, menguatkan jiwa, dan membawa cahaya dalam kehidupan. Sedangkan rezeki haram akan menggelapkan hati, mengundang murka Allah, dan menghilangkan keberkahan.”
Berusaha mendapatkan rezeki halal adalah bagian dari jihad. Bahkan Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa orang yang keluar mencari nafkah demi keluarganya dihitung sebagai mujahid di jalan Allah. (HR. Thabrani)
BACA JUGA: Keutamaan Rezeki yang Halal
Di tengah badai fitnah dan ketidakpastian ekonomi, justru disitulah ladang pahala terbuka. Allah melihat usaha kita, bukan hanya hasilnya. Maka jangan lelah mencari rezeki yang halal, meskipun terlihat lebih sulit. Karena dari situ, Allah akan bukakan keberkahan yang tidak terduga.
Mari kita kuatkan niat, luruskan jalan, dan jangan tergoda jalan pintas yang haram. Rezeki halal itu mungkin tidak cepat, tapi pasti berkah. []