• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 8 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Keistimewaan Tafaqquh Mengikuti Salah Satu Madzhab Fiqih

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Madzhab Fiqih

Ilsutrasi: Unsplash

0
BAGIKAN

SALAH satu keistimewaan tafaqquh mengikuti salah satu madzhab fiqih adalah, memahami setiap bahasan fiqih secara daqiq, secara rinci.

Sebagai contoh, dalam bahasan aurat misalnya, madzhab Syafi’i merincikan dan membedakan aurat perempuan merdeka dengan budak, membedakan aurat perempuan di hadapan sesama perempuan muslimah dan perempuan kafir, juga di hadapan mahram, non-mahram, dan suami, membedakan bahasan aurat di dalam shalat dan di luar shalat, dan seterusnya.

Madzhab Fiqih

Dalam fiqih shalat, ada perincian semisal, apa saja syarat sahnya ruku’ dan sujud, apa saja syarat sahnya bacaan Al-Fatihah, dan seterusnya.

ArtikelTerkait

Jejak Palestina di Nusantara

Propaganda Kebohongan Yahudi di Madinah

Penjajahan Yahudi Israel di Palestina: Babak Penyiapan Jiwa Kebangkitan Islam

Hari Nakbah dan Izzudin Al-Qassam: Makna Sejarah bagi Rakyat Palestina

Bagi yang baru belajar fiqih madzhab, akan kesulitan menemukan dhawabith dan istitsna setiap masail secara rinci, karena ia harus membaca syarah dari satu matan kitab, untuk mengetahui penjelasan lebih rinci tentang materi yang dimuat oleh kitab dalam bentuk matan atau mukhtashar (kitab ringkas).

Bahkan, untuk lebih memperjelas lagi, kita perlu baca kitab hasyiyah (penjelasan atas syarah). Bahkan kita perlu membaca banyak syarah dan hasyiyah dari berbagai matan yang berbeda, untuk sampai pada pemahaman yang rinci terhadap satu masail.

BACA JUGA: Jangan Ikuti Pendapat Madzhab yang Lemah

Rumit memang, tapi itu melatih kita untuk berpikir rinci, sekaligus melatih kita untuk memahami alasan ditetapkannya hukum tersebut (ta’lil ahkam) oleh para fuqaha.

Hal semacam ini yang sulit didapatkan dari proses belajar fiqih di luar tradisi madzhab. Kitab-kitab yang mereka jadikan rujukan, jarang melakukan perincian, dan tidak ada kitab-kitab berikutnya yang datang memberikan khidmah pada kitab tersebut.

Akhirnya, saat diminta penjelasan secara rinci, mereka kebingungan, atau “berijtihad sendiri” dalam memberikan perincian, tanpa kaidah yang jelas, dan tanpa landasan ilmu yang memadai.

Bahkan dalam titik ekstrem, saya pernah menemukan orang yang sudah lama hadir di majelis pengajian non-madzhab, tidak mampu membedakan mana rukun shalat dan mana sunnahnya, atau kebingungan karena penjelasan ustadz yang satu dengan yang lain berbeda-beda.

Padahal, bagi pelajar madzhab, bahasan ini sudah mereka temukan di awal-awal mereka belajar, dari kitab fiqih paling tipis sekalipun.

Advertisements

Ada beberapa bahaya dari belajar fiqih tanpa jalur madzhab, di antaranya:

Madzhab Fiqih
Ilsutrasi: Unsplash

1. Potensi jatuh pada pendapat syadz (nyeleneh) dan tidak mu’tabar, karena selalu mengklaim mengikuti dalil, tanpa mau peduli aqwal (pendapat) para ulama mu’tabar tentang bab tersebut.

2. Jika tidak disertai adab dan sikap tahu diri, sering bersikap lancang pada ulama mu’tabar, menganggap pendapat mereka menyelisihi dalil, padahal ilmunya sendiri yang masih cetek.

3. Sulit menemukan pembelajaran secara berjenjang, yang meningkatkan level keilmuan seseorang dari pemula ke pertengahan ke tingkat akhir, yang itu sudah tersedia dalam tradisi belajar madzhab.

Memang benar, yang belajar lewat madzhab pun, belum tentu sampai level mutawassith apalagi muntahi, tapi jenjang dan kurikulumnya ada. Seperti pendidikan formal kita, memang tidak semua yang sekolah formal itu sampai pada level doktoral, tapi jenjangnya ada.

Sedangkan pembelajaran non-madzhab, belum mampu menunjukkan jenjang dan kurikulum yang jelas untuk itu. Sehingga sebagai sebuah sistem pembelajaran, sulit diikuti dan diterima oleh banyak orang.

Lalu, apakah pembelajaran madzhab juga punya kekurangan? Jawabannya, tentu ada. Tapi solusi untuk kekurangan tersebut pun, juga ada.

1. Umumnya, yang belajar fiqih madzhab, lebih banyak fokus pada perincian bahasan, sehingga kurang mendalami sisi dalil dan istidlal, terutama yang belajarnya tidak sampai pada kitab seperti Al-Majmu’ dan semisalnya.

Solusinya, perlu menelaah kitab-kitab besar yang membahas sisi pendalilan dan munaqasyah antar dalil (adu argumen dalil), seperti Al-Majmu’, Al-Hawi Al-Kabir, Nihayatul mathlab, dan lain-lain.

Juga menelaah kitab-kitab tafsir ahkam dan syarah Hadits ahkam. Juga mempelajari ilmu-ilmu alat semisal ushul fiqih, ushul tafsir, mushthalah Hadits, dan lain-lain.

BACA JUGA: Bolehkah Mengikuti Pendapat Ulama Selain Empat Madzhab

2. Bisa jatuh pada sikap ta’ashshub madzhabi (fanatisme buta pada madzhab) dan jumud pada pendapat madzhab.
Solusinya, banyak membaca kitab-kitab fiqih perbandingan madzhab, agar memahami, semua madzhab juga punya dasar argumen masing-masing atas pendapat mereka.

Juga membaca kitab serta penelitian fiqih kontemporer, untuk memahami bahwa fiqih itu harus hidup dan berinteraksi dengan zaman, tidak hanya tersimpan di lembaran kertas kuning.

Juga membaca kitab-kitab tentang tarikh fiqih, madkhal fiqhi, dan semisalnya, untuk memahami posisi fiqih secara tepat, dan bisa memposisikan secara tepat antara fiqih klasik dan fiqih kontemporer.

Oh ya, terkait fanatisme buta, itu tidak hanya pada madzhab fiqih, tapi pada banyak hal lain, bahkan cukup banyak terjadi pada komunitas non-madzhab di masa sekarang. Bahkan kadang, fanatiknya pada syaikh atau ustadz panutannya, jauh lebih mengerikan dari fanatik madzhab.

Wallahu a’lam. []

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Tags: fikihFiqihMadzhabmadzhab fiqih
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hidup di Dunia tidaklah Sepi dari Ujian dan Cobaan

Next Post

Covid dan Santet

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Palestina, Ismail Haniyeh, Lemah

Jejak Palestina di Nusantara

7 Juni 2025
Nabi Adam, Yahudi

Propaganda Kebohongan Yahudi di Madinah

6 Juni 2025
Genosida, Nasrulloh Baksolahar, Palestina, Israel

Penjajahan Yahudi Israel di Palestina: Babak Penyiapan Jiwa Kebangkitan Islam

4 Juni 2025
Palestina, Ismail Haniyeh, Lemah

Hari Nakbah dan Izzudin Al-Qassam: Makna Sejarah bagi Rakyat Palestina

1 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Suami Egois, Ciri-ciri Istri yang Suka Bingung Sendiri

Suami Suka Bentak Istri, Apa Akibatnya?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB

Apa Akibat Menahan BAB?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Akibat Bangun Pagi, Ciri Tubuh yang Sehat, Tidur Siang

Durasi Tidur Siang yang Ideal, Berapa Lama Ya?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0

Hal yang Dimakruhkan dalam Wudhu, Sunnah Wudhu

Sunnah-sunnah Wudhu, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
8 Juni 2025
0

Lari Malam Hari, Jam Malam

Jam Malam untuk Pelajar, Baguskah?

Oleh Haura Nurbani
7 Juni 2025
0

Terpopuler

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

10 Makanan yang Sebaiknya Ga Dimakan saat Malam Hari

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Makanan Sehat, Makanan

Berikut adalah 10 makanan yang sebaiknya gak dimakan saat malam hari, karena bisa mengganggu kualitas tidur, bikin berat badan naik,...

Lihat LebihDetails

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten.

Lihat LebihDetails

Apa Benar Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk?

Oleh Yudi
7 Juni 2025
0
Bahaya Tubuh yang Gemuk, Sarapan

Ada yang bilang sarapan penting agar tidak gemuk, benarkah?

Lihat LebihDetails

10 Kebiasaan Aneh di Arab Saudi

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
Keunggulan Pendidikan di Arab Saudi!, Arab Saudi

Penting diingat, "kebiasaan aneh" di Arab Saudi ini bersifat relatif—bisa jadi unik, menarik, atau berbeda saja.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.