• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 23 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Puasa tapi Kok Terima Suap?

Oleh Sodikin
4 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Pexels

Ilustrasi. Foto: Pexels

84
BAGIKAN

Oleh: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA

DALAM Al-Quran, kata atau istilah suap muncul sekurang-kurangnya dalam tiga surat. Pertama dalam QS. Al-Baqarah: 188, yang menyebutkan larangan Allah Ta’ala memakan harta orang lain dengan cara batil, yang bentuknya, sebagaimana dijelaskan Al-Haitsami, antara lain suap.

Kedua dalam QS. Al-Ma’idah: 42 dan ketiga dalam QS. Al-Ma’idah:  62, yang menyebutkan Allah Ta’ala menjelaskan berbagai karakter buruk orang Yahudi, antara lain mengonsumsi makanan haram. Pakar tafsir kalangan tabi’in seperti Al-Hasan dan Sa’id bin Jubair menafsirkan berbagai karakter buruk Yahudi dalam kedua ayat itu sebagai suap.

BACA JUGA: Bagaimana Seorang Muslim Menyikapi Harta?

ArtikelTerkait

Setelah Allah dan Rasul-Nya… Ibu

Hey, Kenapa Kamu Ga Mau Bayar Utang?

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 188, yang artinya: “Janganlah kalian memakan harta di antara kalian dengan jalan yang batil. Dan (janganlah) kalian menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kalian mengetahui.” Tulisan ini hanya membahas ayat ini.

Untuk mendapatkan pemahaman utuh makna sebuah ayat perlu mempelajari siyâq (susunan lengkap) ayat tersebut. Bahkan jika dibutuhkan, perlu melihat pula ayat sebelum dan sesudahnya.

Menarik pula dicermati bahwa ayat tentang suap tersebut terselip di tengah ayat-ayat tentang puasa. Sebelumnya, dalam QS Al-Baqarah: 183–187, Allah menjelaskan pensyariatan puasa beserta beberapa hukum yang berkaitan dengannya.

Sebelum berpindah ke ayat 189, yang juga masih berkaitan dengan puasa, Allah menyelipkan ayat 188 yang berbicara tentang suap. Adakah keterkaitan antara puasa dan suap sehingga tema suap disisipkan di antara pembahasan puasa?

Korelasi Puasa dan Suap

Hakekat puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya seperti makan, minum dan berhubungan suami-istri. Sebagaimana telah diketahui, seluruh hal tersebut hukum asalnya halal. Pun demikian kita bersedia meninggalkannya karena takwa kita kepada Allah Ta’ala. Jika selama sebulan penuh seorang hamba berhasil menahan diri dari melakukan hal-hal yang sebenarnya halal, maka tidaklah pantas dia tidak bisa menahan diri dari sesuatu yang hukumnya haram. Semacam memakan harta orang lain dengan cara batil, yang salah satu di antara suap-menyuap.

Ibnu Rajab Al-Hambali menuturkan, “Kewajiban orang yang berpuasa adalah menahan diri dari hal-hal mubah dan hal-hal yang terlarang. Mengekang diri dari makanan, minuman dan jima’, Ini sebenarnya sekadar menahan diri dari hal-hal mubah yang dibolehkan. Sementara itu ada hal-hal terlarang yang tidak boleh kita langgar baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya.

Di bulan suci Ramadhan tentunya larangan tersebut menjadi lebih tegas. Maka sungguh sangat mengherankan kondisi orang yang berpuasa (menahan diri) dari hal-hal yang pada dasarnya dibolehkan seperti makan dan minum kemudian dia tidak berpuasa (menahan diri) dan tidak berpaling dari perbuatan-perbuatan yang diharamkan di sepanjang zaman seperti ghibah, mengadu domba, mengumpat, menyuap dan lain-lain. Semua ini merontokkan ganjaran puasa.”

Advertisements

Jadi, puasa sebulan penuh dari makan dan minum haruslah diiringi dengan puasa sepanjang tahun dari perbuatan maksiat. Andaikan tidak, seakan-akan belum berpuasa Ramadhan. Sebab tujuan dan buah terbesar berpuasa adalah menggapai ketakwaan (QS. Al-Baqarah: 183).

Zakat Fitrah vs Suap

Jika kita simak syarat zakat fitrah setelah selesai berpuasa Ramadhan, lalu kita kaitkan antara kedua amalan tersebut pun memunculkan korelasi amat indah. Seakan seorang muslim berkata, “Wahai Rabbi, seselesainya aku berpuasa di bulan Ramadhan dan aku telah berhasil meraih ketakwaan, tidaklah tersisa dalam benakku keinginan untuk memakan harta orang lain – walaupun hanya secuil, dengan cara batil. Semisal suap-menyuap. Justru sebaliknya, aku keluarkan hartaku untuk kuberikan kepada orang lain.”

BACA JUGA: Setelah Meninggalkan Suap, Rezeki pun Melimpah

Pantaskah manakala kita mengulurkan tangan kanan untuk berinfak, dalam waktu bersamaan tangan kiri mengambil harta orang lain dengan cara batil? Kontadiktif! Betapa banyak keluhan orang miskin yang seharusnya menerima jatah raskin 15 kg per bulan harus rela menerimanya 3 kg saja! Mengapa? Karena orang-orang kaya dan mereka yang berkecukupan iri dan menuntut jatah pula! Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Sudah matikah hati dan perasaan mereka? Bukannya menyisihkan sebagian hartanya untuk diinfakkan kepada kaum papa, malah menyerobot jatah mereka! Anak SD pun tahu arti raskin, beras untuk orang miskin, bukan beras untuk orang kaya!

Sebuah Renungan

Realitas menunjukkan kesemarakan Ramadhan semakin meningkat. Ironisnya, bersamaan dengan itu penyimpangan dan ketidakjujuran berjalan terus. Padahal, sebulan bulan kita dilatih dan didik berlaku jujur, menjadi orang yang dapat dipercaya. Bila selama satu bulan itu orang-orang yang berpuasa benar-benar berlatih serius dan penuh penghayatan terhadap hikmah puasa, maka pancaran kejujuran akan terpantul dari dalam jiwa mereka.

Kalau puasa Ramadhan yang dilakukannya tidak melahirkannya menjadi manusia jujur, berarti kualitas puasanya masih sebatas lapar dan dahaga. Puasanya tidak memantulkan kejujuran. Kalau seorang yang berpuasa masih mau menerima suap, berarti kualitas ibadahnya masih rendah. Kalau orang yang berpuasa masih mau melakukan mark up proyek, korupsi dan kolusi, berarti puasanya masih jauh dari tujuan puasa.

Kalau pasca puasa Ramadhan, kejujuran semakin tipis, bahkan sirna, sementara pungli, korupsi dan kolusi tetap menjadi kebiasaan, barang kali puasanya tidak didasari iman. Mungkin berpuasa hanya karena mengikuti tradisi. Semoga kita tidak termasuk golongan tersebut. []

SUMBER: PENGUSAHA MUSLIM

 

Tags: HartaPuasaRamadhansuap
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dirilis Forbes, Inilah Daftar 10 Orang Arab Terkaya di Dunia 2021

Next Post

MUI Rilis Fatwa Panduan Ibadah Puasa dan Idul Fitri

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Tips agar Menantu Disayang Mertua, Ibu

Setelah Allah dan Rasul-Nya… Ibu

20 Juni 2025
Dosa Suami terhadap Istri, Kuisioner Test Kejujuran,, Utang

Hey, Kenapa Kamu Ga Mau Bayar Utang?

20 Juni 2025
Keutamaan Pembaca Quran, Orang yang Dirindukan Surga, Surat Al-BAqarah, Adab Membaca Al-Quran, Quran

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

16 Juni 2025
tokoh

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

14 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

wanita, Jilbab

Kenapa Panik, Sedih, Khawatir, Marah dan Overthinking, Berbahaya Banget buat Wanita?

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

Ngopi

Ternyata, Ini Waktu yang Tepat untuk Ngopi di Pagi Hari!

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

Donasi

Selamatkan Media Islam: Saatnya Kita Bergerak untuk Islampos!

Oleh Dini Koswarini
22 Juni 2025
0

Rukhshoh, Istiqomah, Mudik, Akhir Hidup

Allah Melihat Akhir Hidup Seseorang

Oleh Dini Koswarini
22 Juni 2025
0

Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor, Istri

Kenapa Aku Harus Baik pada Istriku?

Oleh Saad Saefullah
22 Juni 2025
0

Terpopuler

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Setelah Dinikahi Baru Ketahuan Hamil, Apa Hukumnya? Apa yang Harus Dilakukan oleh Suami?

Oleh Dini Koswarini
2 Desember 2024
0
Hukum Jadi Mualaf demi Menikah,,Nikah Misyar, Hukum Akad Nikah dengan 2 Orang Wanita dalam 1 Hari, Hukum Menikah di Bulan Muharram,Hamil

Bagaimana jika sebuah pernikahan dilakukan tetapi ternyata sang wanitanya hamil? Apa yang harus dilakukan seorang suami?

Lihat LebihDetails

Ini Keyakinan Rasulullah Sebelum Diutus Jadi Nabi?

Oleh Adam
20 Juni 2025
0
Sedekah

Nah, mungkin dalam benak kita bertanya-tanya, sebelum adanya wahyu, Rasulullah ﷺ menganut agama apa?

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

  • 146Share on WhatsApp
  • 48Share on Facebook
  • 29Share on Telegram
  • 699Share on Twitter
  • 108Share on Pinterest
  • 46Share on LinkedIn
  • 66Share on Email