• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 18 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Sejarah

Sumbangsih Islam dalam Meredam Bencana Umat Manusia

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Sejarah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Unsplash

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

BAGAIMANAKAH manusia dapat dilepaskan dari bencana yang akan datang? Inilah salah satu pertanyaan yang sering dikemukakan oleh banyak penduduk dunia sekarang ini.

Sebagian besar penduduk dunia yang waras pikirannya berpendapat bahwa krisis sejarah dunia yang belum ada tara bandingannya itu adalah hasil konsepsi kebendaan semata-mata dalam kehidupan.

Lepasnya segala sesuatu dari tenaga rohani; tenaga yang sanggup mengendalikan hasrat manusia supaya jangan terus-menerus mengumpulkan dan menguasai benda dengan jiwa yang tak kunjung puas.

Adapun pemecahan soal-soal tersebut letaknya dalam sintesis nilai-nilai rohani dan benda dalam kehidupan. Apa yang diperlukan umat manusia dewasa ini, mengutip ucapan Dr. Muhammad lqbal, ialah: (1) Penafsiran rohaniah tentang alam semesta, (2) emansipasi rohani orang seorang, dan (3) dasar-dasar asasi yang universal yang mengarahkan evolusi masyarakat manusia atas dasar rohani.

ArtikelTerkait

Kejahatan-kejahatan Hajjaj bin Yusuf

Tragedi Kereta Api Bintaro: Luka Mendalam dalam Sejarah Transportasi Indonesia

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

BACA JUGA: Pendahuluan pun dalam Islam Ada Adabnya

Kita semuanya mengetahui bahwa wahyu demi wahyu datang kepada para Nabi pada tingkat yang genting dari peradaban. Yakni saat tiap-tiap sesuatu sedang mengalami kemunduran pemecahan dan keruntuhan.

Atau ketika umat manusia diliputi kebodohan, kurang ilmu pengetahuan dan kelalaian. Atau manakala berkuasanya ilmu di lapangan kebendaan dengan melemparkan nilai-nilai rohani dalam kehidupan hingga mencapai taraf barbarisme.

Inilah taraf saat setiap suku dan kabilah, bahkan golongan-golongan kecil, diadudomba dengan yang lain dengan maksud pemusnahan hebat. Tidak adanya hukum dan ketertiban dan keadaan penjelmaan rohani yang dapat mengikat kesetiaan umat manusia ini, maka apa yang sekarang terjadi di sekitar kita dewasa ini?

Dua peperangan dunia telah kita alami. Kita sekarang ini sebagai penonton-penonton yang terombang-ambing antara harap dan cemas di tengah-tengah kegelisahan dan kealpaan “tukang-tukang jaga perdamaian” untuk menghindarkan peperangan pada masa akan datang.

Telah kita rasai dan alami derita dari dua peperangan yang lalu. Telah kita lihat sikap manusia terhadap Tuhannya, yang disebabkan oleh pemisahan nilai-nilai rohani dari nilai-nilai kebendaan.

Satu-satunya harap akan beroleh jalan kejayaan lahir dan batin ialah kebudayaan yang dapat mengumpulkan dan mendekatkan seluruh umat manusia sekali lagi dalam kesatuan yang mencantumkan kesetiaannya pada satu otoritas tempat berpegang.

BACA JUGA: Syarat-syarat Bekerja dalam Islam

Advertisements

Demikianlah saya serukan kepada setiap mereka yang beriman dan percaya kepada Tuhan Yang Esa untuk meresapi nilai-nilai rohaniah dalam kehidupan, dan menegaskan kembali kepentingan agama dalam hayat kita.

Dengan demikian, bersama-sama mengendalikan dan mengawasi tenaga-tenaga merusak yang tak dikekang, timbul dari alam kebendaan dan lalu mempergunakan tenaga-tenaga itu dalam pengendalian nilai-nilai rohani untuk mewujudkan manfaat yang lebih luas dan berbahagia bagi ilmu pengetahuan seluruh bangsa manusia.

Ilmu pengetahuan bersifat kebajikan dan kejahatan. Aspek merusak dari ilmu pengetahuan telah dan sedang ditunjukkan di depan mata kita sendiri.

Maka sekaranglah tugasnya bagi orang-orang yang mempunyai kesadaran penuh, mereka yang percaya iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan menunjukkan aspek kebajikannya, dituntun dan didukung oleh tenaga-tenaga rohaninya. Kalau kita gagal dalam tugas kewajiban ini, kita akan terhukum di depan mahkamah para keturunan kita.

Nabi Muhammad SAW pernah menyerukan kepada para pengikut agama lain, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran: “Wahai Ahli Kitab, marilah kembali kepada kalimat persamaan antara kami dan tuan, bahwa kita tidak akan menghambakan diri melainkan kepada Allah.”

BukanIah kaum Muslimin semata-mata, tetapi bahkan juga beberapa ahli-ahli pikir Barat yang modern dan terkemuka telah sampai kepada kesimpulan bahwa Islam sanggup dan mampu memberikan penyelesaian yang dirindukan dan dihasratkan untuk melepaskan bangsa manusia dari bencana.

Dengan maksud tujuan inilah Dr. lqbal menyerukan kepada umat Islam dalam kata-kata yang berikut: “Baiklah umat Islam dewasa ini menyadari posisinya, membina kembali hidup sosialnya dalam sinar nilai-nilai yang mutlak dan mengembangkan demokrasi rohaniah, suatu tujuan pokok dari ideologi Islam.”

BACA JUGA: Fibonacci, Islam dan Sistem Angka Modern

Baiklah, ini semuanya menjadi canang panggilan kepada semua orang Islam dewasa ini. Haruslah mereka tunjukkan kepada dunia bahwa kebajikan-kebajikan Islam bukanlah monopoli orang-orang Islam semata, tetapi karunia yang asli bagi umat manusia. “Tidaklah Kami kirim kamu, hai Muhammad melainkan untuk menjadi karunia bagi seluruh alam” (Quran surat al-Anbiyaa ayat 107).

Jalan yang sebaik-baiknya untuk memperlihatkan itu semuanya ialah dengan mempraktikkan dan mengamalkan kebajikan-kebajikan itu sendiri. Mula pertama sekali dalam rumah tangga kita sendiri, kemudian baru ke masyarakat yang lebih luas. “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Quran surat at-Tahrim ayat 6).

Jadi, cukuplah contoh teladan bagi kita di zaman yang lalu, yakni amal perbuatan Rasulullah SAW dan para khalifah beliau. []

(Dikutip dan disunting oleh Yusuf Maulana dari bagian ceramah Bapak M Natsir dalam peringatan Dr Muhammad Iqbal pada 21 April 1953 di Jakarta. Naskah ceramah ini kemudian diterbitkan dengan judul “Pemikiran Dr Muhammad Iqbal tentang Politik dan Agama”, Jakarta: Mutiara, 1979).

Tags: DuniaIslammanusiaPeradaban Manusia
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Muslim Wanita, Kalimah Ahmad Ditunjuk sebagai Hakim di New Jersey

Next Post

Kecantikan Perempuan Terletak pada…

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Damaskus, Hajjaj bin Yusuf

Kejahatan-kejahatan Hajjaj bin Yusuf

15 Juni 2025
kereta bintaro, kereta

Tragedi Kereta Api Bintaro: Luka Mendalam dalam Sejarah Transportasi Indonesia

31 Mei 2025
Konstantinopel, Khaibar

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

14 Mei 2025
Abdulmejid II

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

24 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Perut Buncit

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0

Nasi Padang

Kenapa Nasi Padang Begitu Disukai oleh Siapa Saja dan di Mana Saja?

Oleh Haura Nurbani
17 Juni 2025
0

prabu siliwangi

Kisah Masuk Islamnya Prabu Siliwangi: Antara Legenda, Sejarah, dan Spiritualitas

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Pengeluaran, Ciri Orang Medit

Ciri-ciri Orang Medit

Oleh Dini Koswarini
17 Juni 2025
0

piramida, kaum

5 Kaum yang Memiliki Keahlian Membangun Bangunan Megah dalam Sejarah

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Terpopuler

Nama-nama Bayi yang Dilarang dalam Islam

Oleh Saad Saefullah
24 Mei 2022
0
Foto: .lanlinglaurel.com

Demikian juga kita mesti mengubah nama-nama yang buruk.

Lihat LebihDetails

10 Hal Yang Tidak Boleh Terlewat oleh Suami Istri sebelum Tidur setiap Malam

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0
Jima, Suami Istri

Bagi suami istri, momen sebelum tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat fisik, tapi juga saat yang penuh berkah untuk memperkuat...

Lihat LebihDetails

10 Tips agar Rajin Puasa Sunnah Senin dan Kamis

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
buka puasa, qadha, lapar, puasa

Tanamkan dalam hati bahwa puasa ini dilakukan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar ikut-ikutan atau demi manfaat kesehatan semata.

Lihat LebihDetails

Mengapa Jatuh di Kamar Mandi Itu Berbahaya untuk Keselamatan Jiwa?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
junub, kamar mandi, adzan, mandi junub

Kamar mandi umumnya sempit dan penuh dengan permukaan keras seperti keramik, wastafel, tepi bathtub, atau kloset.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.