• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Memutus Siklus Hedonisme Tahun Baru

Oleh Sodikin
6 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Ilustrasi. Foto: Pixabay

44
BAGIKAN

Oleh: Amma Muiza
Praktisi Kesehatan dan Pemerhati Sosial dan Keluarga
amma.muiza@gmail.com

TIUP terompet, pesta kembang api, panggung musik dan berbagai hiburan khas awal tahun. Dibelahan bumi manapun, kita temukan tahun baru tidak pernah sepi dari perayaan.

Sebuah perayaan diiringi kegembiraan yang membuncah. Penuh tawa. Euforia. Seolah malam itu siapapun berhak bebas berbahagia. Semau dirinya.

Buah Hedonisme

ArtikelTerkait

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Perayaan tahun baru tidak lepas dari budaya khas hedonisme. Hedonisme sudah jadi tren gaya hidup pilihan masyarakat Urban. Tak terkecuali, selebrasi tahun baru punya nafas hedonis yang kental. Buah hedonisme dapat kita rasakan sesadar-sadarnya.

BACA JUGA: Perayaan Tahun Baru di Tengah Bencana

Gaya hidup konsumtif tampak menonjol di awal tahun. Betapa banyak kocek yang harus dirogoh untuk menikmati pesta tahun baru. Penikmat pesta tahun baru tidak akan segan berbelanja, menyiapkan pernak-pernik pesta, hingga biaya akomodasi dan transportasi yang tidak sedikit.

Nuansa hedonistik lain tampak pada maraknya pesta musik, pesta narkoba dan miras, hingga pesta seks. KPAI menyatakan dalam tiga tahun terakhir, perayaan tahun baru didominasi dengan pesta seks dan narkoba. Dengan anak dan kaum muda sebagai peminatnya (pojok satu.com)

Akar Hedonisme

Hedonisme berasal dari kata Yunani, dengan akar kata Hedone yang berarti kesenangan. Sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa tujuan hidup ini adalah mencapai kebahagian sebesar-besarnya tanpa batas. Kenikmatan hidup menjadi target aktivitasnya. Disertai sedapat mungkin menghindari dari perasaan yang menyakitkan.

Ingin nikmat tak ingin melarat. Begitulah ajaran hedonisme. Tak peduli sekitar, atas kesenangan yang diperoleh. Tak heran, sikap yang lahir dari hedonisme berupa individualis, konsumtif, egois, pemalas, boros, hingga koruptif.

Pandangan Hedonisme muncul dari filsafat Yunani, saat Socrates mempertanyakan hal filsafatis. Apa tujuan akhir hidup manusia sebenarnya. Hedonisme muncul sebagai jawaban tersebut.

Budaya Hedonisme tidak dikenal dalam berbagai ajaran agama. Ia adalah murni hasil pikir dari filsuf Yunani. Ia adalah kontra pikir dari ajaran Pencipta. Terlebih ajaran Islam. Islam adalah ajaran Ilahi, Allah SWT, yang paling manusiawi.

Budaya ini semakin mengental saat sekulerisme menjadi primadona. Sekulerisme, memisahkan agama dengan kehidupan. Menihilkan peran agama dalam berbagai urusan. Hedonisme, yang tidak mengenal batas-batas ilahiah dan mengesampingkan nilai agama, tumbuh subur di era sekuler.

Sekulerisme melahirkan kebebasan mutlak yaitu liberalisme. Kebebasan untuk mencapai kenikmatan. Ibarat kakak – adik yang tumbuh bersama. Walhasil, semakin hedonis seseorang, makin jauh pula ia dari dekapan agama.

Budaya hedonisme juga tidak bisa lepas dari kapitalisme. Kapitalisme bahkan bisa diibaratkan sebagai induknya. Di era kapitalisme ini, para kapitalis akan berbuat apapun untuk meraup keuntungan. Budaya hedonis tercipta untuk meraih untung besar. Tak peduli dampak negatif yang tercipta.

Putus Siklus Hedonisme

Pusaran hedonisme seolah selalu menguat di awal tahun. Terus begitu seperti siklus. Berulang tak putus. Beragam bencana, derita saudara sebangsa, hingga duka saudara seiman di negara konflik, tidak juga memutus rantai hedonisme.

BACA JUGA: Generasi Latah

Selayaknya kita sadari, hedonisme yang melahirkan bangsa amoral tidak pantas tumbuh subur di Indonesia.

Beberapa upaya pemutus siklus ini dapat berupa:

1. Kesadaran individu akan agamanya. Kedekatan seorang dengan agama akan membantunya menjawab pertanyaan mendasar tentang tujuan hidup sebenarnya. Islam sebagai agama yang sempurna, mengajarkan hidup bahagia tanpa merusak hidup itu sendiri. Islam akan mengajarkan kebahagiaan hakiki yang dapat diperoleh tanpa harus menjalani budaya hedonis.

2. Kepedulian masyarakat akan lingkungannya.

Sikap hedonis bukanlah sikap yang tersembunyi. Dia dapat dilihat dan diamati oleh masyarakat. Jika masyarakat peduli dengan sekitarnya, menutup peluang maksiat yang menjadi sarang hedonisme. Tokoh masyarakatnya tidak takut menasihati sekitar. Maka, kontrol sosial yang tinggi dapat mengubah sikap hedonistik yang ada.

3. Peran Negara. Negara dapat membuat regulasi yang tegas, jika ingin. Mendahulukan keselamatan rakyat dari budaya nista ini daripada keuntungan materi yang tidak seberapa. Wallahu a’lam bi Shawab. []

OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Tags: hedonismetahun baru
Share44SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Atasi Sulit Komunikasi di Wilayah Bencana, Pemerintah Bisa Gunakan “MAN”

Next Post

Setelah Tsunami, Apa?

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Istri Durhaka, Wangi Parfum Favorit Rasulullah,, Hukum Memakai Wewangian pada Bulan Ramadhan, Jilbab Punuk Unta

Apa Itu Jilbab Punuk Unta dan Kenapa Dilarang oleh Rasulullah ﷺ?

Oleh Dini Koswarini
24 Juni 2025
0

Israel, Hamas

Amerika dan Penjajah Israel: Kemesraannya Seperti Abu Lahab dan Istrinya

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0

Donasi

Laporan Donasi Islampos: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp4.475.004!

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Terpopuler

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Tubuh yang Tidak Sehat Dilihat dari Berat Badan?

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Ciri Tubuh yang Tidak Sehat

Berikut ini adalah ciri-ciri tubuh yang tidak sehat jika dilihat dari kondisi berat badan, baik kelebihan maupun kekurangannya.

Lihat LebihDetails

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.