DULU, medsos, utamanya facebook, adalah tempat kita nyari kabar teman lama, saling berbagi cerita hidup, atawa sekadar liat status. Facebook penuh banget sama notifikasi ulang tahun, foto liburan, dan curhat kehidupan sehari-hari. Rasanya hangat, dekat, dan personal.
Tapi kini, semuanya udah ga sama lagi. Facebook yang lama udah mati.
TikTok datang seperti gelombang besar yang menggilas pelan-pelan semua medsos yang ada sebelumnya. Facebook dan Instagram perlahan kehilangan jati dirinya. Feed kita ga lagi dipenuhi kabar dari temen, tapi konten viral dari orang yang bahkan ga kita kenal. Status teman tergantikan oleh video lucu, jualan skincare, kabar Inter Milan yang digilas 5-0 sama PSG, hingga teori konspirasi.
Kita ngga lagi tahu kabar sahabat SMA. Kita lupa kapan terakhir menyukai foto keluarga dari rekan kerja. Medsos kini seperti pasar malam yang bising: menarik, tapi melelahkan. Semuanya tentang algoritma, bukan pertemanan.
Cek aja, nggak ada lagi percakapan tulus di kolom komentar, nggak ada lagi pertanyaan “Kamu baik-baik saja?” yang muncul dari status sedih. Kini semua hanya berlomba-lomba mendapat perhatian, bukan hubungan.
Inilah akhir dari medsos yang dulu kita kenal. Saatnya kita ucapkan selamat tinggal pada status teman. Karena medsos emang sudah ga lagi menjadi tempat kita bersosialisasi—melainkan hanya panggung besar, tempat semua orang ingin terlihat menarik. []