• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 17 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Ketika Jagoan Kecil Kita Jatuh Cinta

Oleh Rifki M Firdaus
7 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Eneng Susanti/Islampos

Foto: Eneng Susanti/Islampos

1
BAGIKAN

Oleh: Nur Aini, S.Si
Guru, Tinggal di Pare, Kediri, Jawa Timur

 

CINTA monyet adalah istilah yang sering dipakai untuk percintaan-pacaran remaja. Dahulu cinta monyet diperuntukkan bagi anak SMA atau paling tidak anak SMP. Dahulu persepsi cinta monyet hanya sebatas cinta main-main saja, tidak serius. Ketika putus ya cari lagi, mungkin seperti itu.

Namun saat ini. Seiring dengan semakin cepatnya perpindahan informasi, akibat tayangan TV yang tidak mendidik, akibat orang tua yang cenderung membebaskan anaknya, akibat buruknya teladan dari generasi sebelumnya, cinta monyet sudah menjalar kepada anak-anak SD, maka tak salah jika disebut sebagai cinta anak monyet. Pelakunya semakin kecil. Fenomena cinta anak monyet ini tentu membuat kita prihatin, pacaran yang merupakan pendekatan pada pintu zina jelas haram. Baik pelakunya anak SD, remaja, dewasa maupun sudah tua.

ArtikelTerkait

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

Ihwal Perilaku Shadenfreude

Fakta berbicara, usia baligh anak saat ini semakin cepat. Tak jarang anak perempuan kelas 4 SD sudah haid, tak jarang anak laki-laki kelas 5 SD sudah ihtilam. Secara fisik anak sudah dewasa namun secara pemikiran mereka belum mengerti konsekuensi dari baligh adalah dimulainya hisab atas amal mereka.

Sebaliknya yang lebih dominan pada anak yang baligh di usia dini adalah ketidakmampuan mereka mengendalikan perasaan, terutama perasaan tertarik kepada lawan jenis. Jadilah kecil-kecil sudah menjadi pelaku pacaran. Karena pelakunya masih kecil, dari segi keilmuaan mereka sangat minim. Namun dari segi gelora perasaan sulit dikendalikan, maka peluang mereka jatuh dalam dosa maksiat yang lebih besar lagi akan semakin terbuka lebar. Fenomen cinta anak monyet juga akan berpengaruh pada kualitas generasi yang akan datang. Potensi anak dalam memanfaatkan waktu untuk menimba ilmu akan terganggu, pikiran mereka terbelah.

Ketika Anak Jatuh Cinta

Kecil-kecil sudah pacaran, memang sangat membuat kita sebagai orang tua merasa prihatin. Namun menghadapi fakta seperti ini sebagai orang tua kita tidak akan bertindak gegabah apalagi mengambil tindakan keras penuh paksaan. Kita berusaha menyelami pikiran anak-anak kita, berusaha memahami apa yang mereka rasakan, bukan dalam rangka memaklumi namun untuk mencari solusi terbaik agar mereka tidak terus berada dalam masalah.

Jatuh cinta adalah salah satu naluri yang diberikan Allah SWT kepada makhluknya, yaitu sebagai bagian dari naluri melestarikan jenis, tanpa cinta dan kasih saying mungkin dunia ini akan kacau balau. Ketertarikan kepada lawan jenis adalah hal yang normal, namun bukan berarti boleh diumbar. Karena naluri adalah karunia dari Allah SWT maka sudah seharusnya pengaturan dan pemenuhannya juga disesuaikan dengan aturan dari Sang Pencipta. Termasuk pula menyikapi fenomena kecil-kecil sudah jatuh cinta dan berpacaran.

Oleh karena itu, ketika anak jatuh cinta, salah satu hal yang peru kita pahami adalah karakter naluri ini. Karakter naluri salah satunya adalah muncul karena adanya rangsangan dari luar. Tidak mungkin anak jatuh cinta jika belum mengenal lawan jenis, tidak mungkin anak tiba-tiba jatuh cinta tanpa didahului informasi pendukung, misal dari tayangan televisi yang hanya dihiasi tayangan sampah, bukannya menyajikan informasi bermanfaat, sinetron tak berkualitas dengan setting dunia remaja yang mengumbar perasaan. Apapun latar settingnya, mau sekolah, mau di rumah, mau di jalanan semuanya bercerita tentang cinta-cintaan. Tidak hanya TV, kebebasan mengakses internet juga memudahkan anak mendapatkan informasi termasuk pula tayangan-tayang vulgar yang menyebar dimana-mana.

Maka, salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah meminimalisir anak untuk bersentuhan dengan informasi sampah. Ada banyak cara, mulai dari membatasi pemakaian telepon pintar, membatasi waktu menonton TV hingga memberikan pendampingan optimal, dengan kata lain kontrol orang tua sangatlah berperan. Jangan sampai orang tua malah senang dan tenang melihat anak nyaman dengan gadget di tangan atau duduk manis di depan TV.

Solusi lainnya adalah mengalihkan kesibukan anak kepada hal-hal positif dan produktif. Bermain bersama, belajar bersama, menghafal Alquran, menyibukkan diri dengan olahraga, mengikutkan anak pada kajian keislaman disesuaikan dengan umur dan lain sebagainya, inti dari solusi ini adalah tidak membiarkan anak menikmati dunianya sendiri, melibatkan mereka dalam interaksi social yang sehat sesuai syariat.

Advertisements

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah, menjadi sahabat bagi anak. Memberikan waktu terbaik kita untuk mendampingi buah hati. Memberikan informasi yang benar, memberikan ilmu sebagai bekal dalam kehidupan. Dengan kedekatan orang tua dan anak, anak tidak akan mencari tempat mencurahkan isi hati kepada orang lain apalagi kepada lawan jenis. Tidak mengekang anak namun tidak mengumbar anak, orang tua menjadi tempat curhat yang menyenangkan bagi anak, tidak langsung memarahi dan memvonis anak bersalah, namun berusaha menasehati dengan kasih sayang.

Memang, saat ini tantangan dalam mendidik anak sangatlah luar biasa. Maka dibutuhkan kesungguhan orang tua dalam mendidik anak, memposisikan anak sebagai amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Juga diperlukan kepeduliaan lingkungan dan masyarakat, menciptakan masyarakat yang bersahabat dengan anak mutlak diperlukan.

Masyarakat yang mempunyai visi mengedapankan berlomba dalam kebaikan, menyerukan yang makruf dan bersama mencegah kemungkaran. Dan yang tak kalah pentingnya adalah peran Negara. Kebijakan Negara yang membuat para orang tua sibuk mengejar materi, memberikan kebebasan akses informasi tanpa batas, dan ketidaktegasan dalam sistem sanksi sangat berpengaruh pada pola pengasuhan anak serta kualitas anak saat ini.

Negara dengan kebijakan semakin liberal akan berdampak buruk pada proses pendidikan anak. Tentu hal ini tidak boleh kita biarkan. Pembiaran pada pelaksanaan sistem kapitalistik sekuler sama saja dengan mempertaruhkan masa depan bangsa ini, alih-alih melahirkan generasi beriman dan bertakwa, yang terjadi malah sebaliknya, melahirkan generasi yang menuntut kebebasan dan tidak mau terikat pada aturan Allah SWT, generasi yang maunya mengumbar hawa nafsu.

Oleh karena itu, untuk melindungi generasi dari kerusakan moral dan menyelamatkan generasi demi masa depan diperlukan individu-individu yang bertakwa mempunyai komitmen untuk melaksanakan perntah Allah dan menjauhi seluruh laranganNya, masyarakat yang menjadikan syariat sebagai standar perbuatan dan Negara sebagai institusi utama menerapkan syariat terbaik dari Allah SWT secara menyeluruh. Dan ini membutuhkan perjuangan untuk melakukan perubahan. Maka harus kita mulai dari detik ini juga, demi masa depan di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bishawab. []

Tags: AnakcintaCinta MonyetJagoanjatuh
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Rekonstruksi Keadilan: Diskursus Pendidikan Nasional

Next Post

Tegur Metro TV, Ini Isi Surat dari Kemenag

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Leasing

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

23 April 2025
Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan

Ihwal Perilaku Shadenfreude

15 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

pohon , tetangga

Daun Pohon Tetangga Sering Berserakan di Rumah, Bagaimana Sikap Kita?

Oleh Yudi
17 Mei 2025
0

uang, istri, suami

Suami Diam-Diam Memberi Uang ke Adiknya: Bagaimana Sikap Istri yang Bijak?

Oleh Yudi
17 Mei 2025
0

Hukum Bersedekah Biaya Umrah atas Nama Orang yang Sudah Meninggal, Haji Furoda

Apa Itu Haji Furoda?

Oleh Dini Koswarini
17 Mei 2025
0

Makanan

Makanan-makanan yang Tidak Boleh Dimakan Mentah-mentah

Oleh Dini Koswarini
17 Mei 2025
0

Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Shalat Dhuha

Mengapa Aku Tidak Mau Shalat Dhuha?

Oleh Haura Nurbani
16 Mei 2025
0

Terpopuler

6 Penyebab Paru-Paru Basah yang Jarang Diketahui

Oleh Yudi
18 Desember 2024
0
aparu-paru, tbc

Infeksi bakteri adalah penyebab paling umum dari paru-paru basah, terutama Streptococcus pneumoniae.

Lihat LebihDetails

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

Oleh Dini Koswarini
16 Mei 2025
0
Utang Piutang, Pekerjaan yang Dilaknat dalam Islam, Adab Utang Piutang dalam Islam, Keutamaan Memberi Utang, Kesalahan saat Bersedekah

Apa ciri orang yang tidak pernah mau bersedekah? 

Lihat LebihDetails

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0
Uang Istri, sedekah, gaji

Jumlah pasti penduduk Indonesia yang berpenghasilan sekitar Rp2 juta per bulan tidak tersedia secara langsung.

Lihat LebihDetails

Apa Itu Haji Furoda?

Oleh Dini Koswarini
17 Mei 2025
0
Hukum Bersedekah Biaya Umrah atas Nama Orang yang Sudah Meninggal, Haji Furoda

Haji Furoda adalah salah satu jenis pelaksanaan ibadah haji yang menggunakan visa undangan (mujamalah) langsung dari Pemerintah Arab Saudi.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.