• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 5 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Air Langit

Oleh Adam
8 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: NDTV

Ilustrasi. Foto: NDTV

0
BAGIKAN

Oleh: Intan Nai
fintanyulianto@gmail.com

 

Hujan turun membasahi bumi, membersihkan bumi dari bahaya polutan-polutan yang diciptakan manusia namun persahabatan tak mampir di keduanya. Alhamdulillah hujan datang, membawa kebaikan bagi seluruh alam. Sebuah fenomena karya Tuhan yaitu air ajaib yang turun dari langit.

Ketika hujan tiba, perasaan apa yang ada dalam benak kita? Rasa senang yang menghampiri, rasa sedih yang mengikuti kala hujan tiba atau rasa khawatir akan adanya hujan? Atau, pikiran-pikiran lain yang menghampiri, seperti takut ada petir dan angin, bingung pulang ke rumah bagaimana, jemuran yang basah, atau membuat kita galau berpikir tentang seseorang yang jauh disana? Stop! Coba kita enyahkan pikiran-pikiran buruk itu. Kita ambil positif dari kedatangan hujan.

ArtikelTerkait

Kisah Anak Durhaka: Tobat Seorang Pemuda yang Durhaka pada Ibunya

Jika Kamu Merasa Tidak Dihargai di Satu Tempat

Kematian, Setiap Hari Semakin Mendekat

Kenapa Aku Harus Sedekah

Sesekali mungkin patut dicoba untuk merasakan sensasi dari mulai datangnya hujan hingga perginya hujan. Kita bisa mencoba dengan cara hanya mendengarkan suara hujan yaitu dengan mengamati suara apa yang terbentuk ketika air jatuh ke setiap permukaan yang berbeda. Atau dengan melihat turunnya hujan, melihat proses air jatuh ke tanah dan melihat daerah mana yang terjadi hujan maupun yang tidak terjadi hujan.

Kita telah lama hidup di bumi ini perrnahkah kita mengamati keadaan hujan turun dari kita mulai bisa merasakan gemercik air turun hingga detik ini? Apakah ada suatu perbedaan? Atau kita tidak merasakan kejanggalan ketika hujan turun di waktu terakhir kita merasakannya? Jika kita belum bisa memahami hujan, mengamati hujan tidak hanya mungkin untuk dicoba, namun memang sangatlah pantas untuk dicoba.

Keadaan ketika hujan turun tempo dulu berbeda dengan hujan yang kita lihat sekarang. Jika kita kembali ke masa lalu, ketika musim penghujan dilangsungkan, hujan datang dengan membawa keberkahan bagi alam. Rintik-rintik air yang terjun seakan membawa kita ke dalam suasana yang sejuk dan damai dalam jiwa. Sepoi-sepoi angin yang yang membelai kulit, membuat kita merasakan indahnya alam. Hujan datang bukan sebagai pembawa bencana, namun datang menyebarkan kebaikan.

Coba kita ingat pelajaran geografi ketika di masa SMA tentang peristiwa hujan. Dimulai ketika air mengalir dan kemudian berkumpul, selanjutnya terjadi proses penguapan hingga terbentuklah awan-awan lembut yang menyeimbangi indahnya langit biru, kemudian awan menghitam dan berakhir dengan turunnya hujan. Sebuah peristiwa yang sangat agung karya Tuhan yaitu bisa menaikkan air.

Dalam waktu ini, entah dalam keadaan hujan turun atau tidak, kejanggalan terjadi. Hujan turun dengan langkah malu, mulai kemudian berhenti, mulai kemudian berhenti, begitu seterusnya. Datang dan pergi dalam keadaan telat. Warga bumi berharap hujan datang membawa keberkahan dan kedamaian. Namun, ketika yang diharapkan datang kemudian dibenci. Berbagai rasa-rasa negatif bermunculan. Akibatnya, hujan datang dengan membawa hati yang tidak utuh.

Hujan tidak hanya marah oleh sikap warga, tetapi juga dengan perilaku warga bumi yang kian merusak alam. Sehingga, membuat hujan berduet dengan bumi membentuk rasa amarah karena rusaknya alam. Kini, hujan datang tidak membawa kesejukkan, namun membawa asam yang mengepul di udara akibat kendaraan. Status kehalalan diragukan bagi hujan. Sebuah pertanyaan muncul, apakah bumi ini sudah terlalu berumur? Apakah kiamat sebentar lagi dilangsungkan? Lantas jika hujan kini menunjukkan keengganannya berkunjung ke bumi bagaimana hujan dimasa depan? Entahlah, kita tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.

Ketika kita tersadar akan hujan, apa yang akan kita lakukan? Membiarkannya atau kita ikut bergerak? Jawabannya tergantung masing-masing orang.

Dalam sebuah buku berjudul “Hujan” karya penulis terkenal yaitu Tere Liye menceritakan sebuah peristiwa alam yang dahsyat terjadi. Dalam artikel ini, saya tidak akan menceritakan bagaimana kisah dalam novel tersebut karena saya tahu, anda bisa membacanya sendiri atau mencari di internet sinopsis novel tersebut.

Satu hal yang membuat saya ingin membuat artikel mengenai hujan, yaitu dalam novel tersebut hujan benar-benar ingin berhenti untuk menginjakkan jejaknya ke bumi. Peristiwa di novel tersebut membuat saya berpikir, akankah hal itu menjadi sebuah kenyataan di masa depan? Atau hujan betah untuk menetap di bumi? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Betapa banyak hikmah dibalik hujan. Kenikmatan yang Allah berikan untuk setiap makhluknya. Seperti dalam Al-Quran Surah Ar- Rahman

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Dari Surah tersebut, ayat di atas yang senantiasa diulangi bermaksud bahwa Allah menginginkan kita untuk senantiasa bersyukur dengan segala kenikmatan. Begitu pula kenikmatan akan datangnya hujan. Jadi, putuskan berhenti mengeluh dan ucapkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Akankah kita tersadarkan kemudian mengambil sebuah tindakkan yang menurut kita, seperti kita menghargai kedatangan hujan, mengamati hujan, atau ketika hujan turun, kita berbondong-bondong untuk bersegara bermain dengan hujan atau kita tidak tersadarkan. []

Tags: airhujanLangit
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kumandang Azan kembali Terdengar di Setiap Sudut Ruang Balai Kota

Next Post

MUI: Ada 60 Aliran yang Terindikasi Sesat

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan, Bodoh, Dosa Besar, Anak Durhaka

Kisah Anak Durhaka: Tobat Seorang Pemuda yang Durhaka pada Ibunya

5 Juli 2025
Ramadhan, Waktu, Tempat

Jika Kamu Merasa Tidak Dihargai di Satu Tempat

5 Juli 2025
Musibah, Kematian

Kematian, Setiap Hari Semakin Mendekat

30 Juni 2025
Rezeki, Sedekah

Kenapa Aku Harus Sedekah

29 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Makanan yang Tidak Boleh Dimakan bersama Mi Instan, Mie Instan

Gimana Cara Masak Mi Instan Rebus yang Enak?

Oleh Haura Nurbani
5 Juli 2025
0

Gula Rafinasi

Apa Itu Gula Rafinasi, dan Apa Kegunaannya?

Oleh Haura Nurbani
5 Juli 2025
0

ipar laki-laki, istri, gosip, aurat

Muslimah Wajib Tutup Aurat: Banyak yang Pakai Baju Tapi Terlihat Telanjang

Oleh Yudi
5 Juli 2025
0

sombong

Rasa Sombong yang Sering Kita Lakukan Namun Jarang Kita Sadari

Oleh Yudi
5 Juli 2025
0

cuci piring

Normalisasikan Suami Bantu Pekerjaan Cuci Piring di Rumah

Oleh Yudi
5 Juli 2025
0

Terpopuler

Dua Hal Ini Jadi Penghalang Rezeki, Namun Seringkali Diabaikan

Oleh Mila
18 November 2020
1
Foto: Huffington

BERIKHTIAR, menjemput rezeki, adalah sebuah keniscayaan. Meski Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluknya

Lihat LebihDetails

7 Benda yang Berasal dari Surga

Oleh Haura Nurbani
4 Juli 2025
0
Gaya Hidup Sehat Rasulullah, Khasiat Madu, Cara Bedakan Madu Asli dan Palsu, Surga

Dalam khazanah Islam, ada beberapa benda di dunia ini yang disebut-sebut berasal dari surga.

Lihat LebihDetails

Jika Kamu Merasa Tidak Dihargai di Satu Tempat

Oleh Dini Koswarini
5 Juli 2025
0
Ramadhan, Waktu, Tempat

Jika kamu tidak dihargai di suatu tempat, mungkin itulah tanda bahwa Allah sedang mengajarkanmu arti nilai dirimu yang sesungguhnya.

Lihat LebihDetails

Bagaimana Caranya Dzikir Sholawat dan Istighfar 1000 Kali dalam Sehari?

Oleh Yudi
4 Juli 2025
0
rumah, amalan, ramadhan, dzikir

Untuk membantu menghitung, gunakan tasbih manual 33 butir atau 100 butir, atau aplikasi penghitung dzikir di ponsel Anda.

Lihat LebihDetails

Istighfar dan Para Ulama Salaf

Oleh Haura Nurbani
5 Juli 2025
0
Imam Syafi'i, Ulama, Madzhab, Istighfar

Berikut tentang istighfar berdasarkan ucapan para ulama salaf, yang menggambarkan kedalaman makna dan keutamaannya dalam kehidupan seorang mukmin:

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.