BERIKUT tentang istighfar berdasarkan ucapan para ulama salaf, yang menggambarkan kedalaman makna dan keutamaannya dalam kehidupan seorang mukmin:
Obat Hati yang Sakit
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Di antara sebab yang menghidupkan hati adalah banyak beristighfar di malam hari.”
Pembuka Rezeki dan Jalan Keluar
Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah kalian, di meja makan kalian, di jalanan kalian, di pasar-pasar kalian, dan di majelis-majelis kalian. Karena kalian tidak tahu kapan turunnya ampunan.”
BACA JUGA: Bagaimana Caranya Dzikir Sholawat dan Istighfar 1000 Kali dalam Sehari?
Pembersih Dosa dan Hati
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Istighfar tanpa meninggalkan dosa adalah tobatnya para pendusta.”
Cermin Rendah Hati Seorang Hamba
Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata: “Orang yang beristighfar dengan lisannya namun hatinya masih terus berbuat dosa, maka istighfarnya memerlukan istighfar lagi.”
Sebab Turunnya Keberkahan
Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang tentang kekeringan, kesempitan rezeki, dan tidak punya anak. Beliau hanya menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah!”
Lalu beliau membaca QS. Nuh ayat 10–12.
Amalan Kunci untuk Mendekat kepada Allah
Al-Auza’i rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang panjang istighfarnya di waktu sahur, niscaya Allah akan memperbaiki hatinya dan mencukupi kebutuhannya.”
Penghapus Kegelapan Jiwa
Ibrahim bin Adham rahimahullah berkata: “Banyaklah kalian beristighfar, sebab tidaklah seorang hamba melaziminya, kecuali Allah akan mengeluarkannya dari kegelapan menuju cahaya.”
Pelindung dari Murka Allah
Malik bin Dinar rahimahullah berkata: “Tidaklah suatu musibah menimpa kecuali karena dosa, dan tidaklah musibah itu diangkat kecuali dengan istighfar dan tobat.”
Jalan Kembali Setelah Lengah
Abu Hazim rahimahullah berkata: “Seorang mukmin ketika berbuat dosa, hatinya sempit, lalu ia segera beristighfar, dan kembali tenang hatinya.”
Bukti Kesadaran Diri
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Aku mencintai diriku ini, dan karena itulah aku perbanyak istighfar untuknya.”
Penjaga Amal Shalih
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata: “Istighfar setelah amal shalih adalah untuk menutupi kekurangan dan menyempurnakan amalan.”
Warisan Para Nabi
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Sesungguhnya kami menghitung Rasulullah ﷺ dalam satu majelis mengucapkan: ‘Rabbi ighfir li wa tub ‘alayya, innaka Antat-Tawwabur-Rahim’ seratus kali.” (HR. Abu Dawud)
BACA JUGA: 7 Akibat Tidak Istighfar
Tanda Orang Cerdas
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Orang berakal adalah yang banyak menghisab dirinya dan memperbanyak istighfar.”
Kebiasaan Para Shalihin
Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah berkata: “Sesungguhnya seorang hamba yang paling aku cintai adalah yang banyak istighfar.” []