• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 14 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Zainab, Nabi dan Abul ‘Ash (2-Habis)

Oleh Mila
7 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Haid

Foto: Pinterest

1
BAGIKAN

BAGIAN 1

SETELAH enam tahun, Abul ‘Ash melakukan perjalanan dengan kafilah dari Makkah ke Suriah. Selama perjalanan, dia dicegat oleh beberapa sahabat Nabi. Dia melarikan diri dan menuju rumah Zainab. Dia mengetuk pintunya beberapa saat sebelum shalat shubuh. Zainah membuka pintu dan bertanya, “Apakah kau sudah menjadi seorang Muslim?”

Abul ‘Ash berbisik, “Tidak, aku datang sebagai buronan.”

Zainab memintanya sekali lagi, “Maukah kamu menjadi seorang Muslim?”

ArtikelTerkait

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

Sekali lagi jawabannya adalah negatif.

“Jangan khawatir,” Zainab berkata, “Selamat datang sepupu, selamat datang, ayah Ali dan Umamah.”

Setelah sholat shubuh berjamaah, Nabi SAW dan para sahabat mendengar suara dari belakang masjid, “Aku telah membebaskan Abul Ash.” Zainab telah memberi jaminan kepada Abul ‘Ash.

Nabi SAW bertanya pada para sahabat, “Apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?”

Mereka semua berkata, “Ya, Rasulullah.”

Zainab berkata, “Dia adalah sepupuku dan ayah dari anak-anakku dan aku telah membebaskannya.”

Nabi SAW berdiri dan berkata, “Hai manusia, aku menyatakan bahwa orang ini adalah seorang menantu yang sangat baik, dia tidak pernah melanggar janjinya, dan dia juga tidak berbohong, jadi jika kau menerimanya, aku akan kembalikan tebusannya kembali dan membiarkan dia pergi. Jika engkau semua menolaknya, maka itu keputusanmu semua dan aku tidak akan menyalahkanmu karena itu.”

Para sahabat setuju, “Kami akan mengembalikan tebusannya.”

Advertisements

Kemudian Nabi (SAW) berkata kepada Zainab, “Kami telah membebaskan yang telah kamu bebaskan, wahai Zainab. Bermurah hati kepadanya, dia adalah sepupu dan ayah anak-anakmu, tapi jangan biarkan dia mendekatimu, dia dilarang untukmu.”

Zainab menjawab, “Tentu, ayah, aku akan melakukan apa yang kaukatakan.”

Zainab masuk dan memberi tahu suaminya, “O Abul ‘Ash, apa kau sama sekali tidak merindukan kami? Tidakkah kamu ingin menjadi menjadi seorang Muslim dan tinggal bersama kami?”

Tapi Abul Ash tetap menolak. Abul Ash kemudian mengambil uang itu dan kembali ke Makkah. Begitu dia kembali, dia berdiri dan mengumumkan pada orang-orang, “Wahai, orang-orang, ini adalah uang kalian, apa ada yang kurang?”

Mereka menjawab, “Tidak, Abul Ash, tidak ada yang kurang, terima kasih banyak.”

Abul ‘Ash berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul-Nya.”

Kemudian dia kembali ke Madinah dan berlari menemui Nabi SAW saat dia berkata, “Nabi yang terkasih, engkau membebaskanku kemarin, dan hari ini aku mengatakan bahwa aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan-Nya.”

Abul ‘Ash bertanya kepada Nabi, “Maukah engkau memberi aku izin untuk kembali ke Zainab?”

Nabi SAW tersenyum dan berkata, “Ikutlah denganku.”

Dia membawa Abul ‘Ash ke rumah Zainab dan mengetuk pintunya. Nabi (SAW) berkata, “Wahai Zainab, sepupumu mendatangiku dan bertanya apakah dia bisa kembali kepadamu?”

Sama seperti 20 tahun sebelumnya, wajah Zainab menjadi merah karena malu-malu dan dia tersenyum.

Yang menyedihkan adalah, setahun setelah kejadian ini, Zainab meninggal. Abul ‘Ash meneteskan air mata karena kematiannya dan membuat mereka yang berada di sekitarnya menangis. Rasulullah SAW datang dengan mata penuh air mata dan hati yang penuh duka cita. Kematian Zainab mengingatkannya akan kematian istrinya, Khadijah. Dia mengatakan kepada para wanita, yang mengurus mayat Zainab, “Mandikan dia tiga kali dan gunakan kapur barus di pemandian yang ketiga.”

Nabi melakukan shalat jenazah dan mengikuti tempat peristirahatan terakhir Zainab. Abul ‘Ash kembali kepada anak-anaknya, Ali dan Umamah. Mencium mereka dan membasahinya dengan air matanya, dia teringat wajah kekasihnya yang telah meninggal.

Semoga Allah berkenan dengan Zainab, anak perempuan Nabi! Semoga Dia membalasnya dengan surga karena kesabaran, daya tahan dan perjuangannya!

Abul ‘Ash akan menangis begitu deras sehingga orang-orang melihat Nabi sendiri menangis dan menenangkannya. Abul ‘Ash berkata, “Demi Allah, aku tidak tahan lagi hidup tanpa Zainab.”

Abul ‘Ash meninggal satu tahun setelah Zainab meninggal. []

HABIS

Sumber: jalansirah.com

Tags: Abul ‘Ashnabizainab
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Menlu Jelaskan Indonesia Bantu Perdamaian di Afghanistan

Next Post

Ingin Beruntung, Jangan Lakukan Ini

Mila

Mila

Terkait Posts

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Nabi, Utsman bin Affan, Unta, Abdullah bin Ubay, Abu Jahal

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

10 Juni 2025
Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Nabi Zakaria, Ibnu Abbas

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Fii Amaanillah, Awet Muda

3 Cara Terus Awet Muda, InsyaAllah!

Oleh Haura Nurbani
14 Juni 2025
0

sleep paralysis, jima, suami, istri

Besarnya Pahala Istri yang Selalu Siap Melayani Suami di Ranjang

Oleh Yudi
14 Juni 2025
0

anak, kelaparan, pejabat, yatim

Mengapa Banyak Orang Kurang Peduli dengan Anak Yatim?

Oleh Yudi
14 Juni 2025
0

Es Kopi

Cara Bikin Es Kopi Enak Gunakan Indocafe Coffeemix

Oleh Haura Nurbani
14 Juni 2025
0

Konstantinopel, Khaibar

Syarat Memenangkan Pertempuran Marathon di Khaibar

Oleh Saad Saefullah
14 Juni 2025
0

Terpopuler

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
hati, jin, api, murtad, pekerjaan

Bekerja di bank konvensional atau lembaga keuangan yang berbasis bunga (riba) juga termasuk dalam pekerjaan yang haram menurut banyak ulama.

Lihat LebihDetails

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
diabetes

Menurut para ahli, pria dengan lingkar pinggang di atas 90 cm dan wanita di atas 80 cm memiliki risiko yang...

Lihat LebihDetails

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

Penyebab Asam Urat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0
Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB, Penyebab Asam Urat

Penyakit asam urat (gout) disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi, yang menimbulkan nyeri, bengkak, dan peradangan.

Lihat LebihDetails

Inilah 11 Keutamaan Surah Yasin yang Perlu Diketahui Muslim

Oleh Andika Murdanto
26 Oktober 2021
0
Keutamaan Surah Yasin

Keutamaan surah yasin dijelaskan dari beberapa hadist Rasulullah Muhammad ﷺ.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.