KOTA Khaibar terbagi menjadi dua bagian besar. Masing-masing bagian terdiri dari beberapa benteng yang kokoh dan sangat sulit ditaklukkan.
Bagian Pertama terdiri dari lima benteng utama:
1. Benteng Na’im
2. Benteng Sha’ab
3. Benteng Qal’ah
4. Benteng Ubay
5. Benteng Nizar
Bagian Kedua terdiri dari tiga benteng besar:
1. Benteng Qamush
2. Benteng Wathih
3. Benteng Sulalim
Selain delapan benteng utama tersebut, masih ada banyak benteng kecil lainnya, namun tidak sekuat dan sekokoh kedelapan benteng itu. Untuk menundukkan seluruh benteng Khaibar, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya membutuhkan waktu dua bulan. Pertanyaannya, siapa yang sanggup bertahan dengan mental sekuat ini?
Kondisi Medan dan Tekanan Mental
Setelah satu benteng ditaklukkan, pasukan Muslim harus segera berpindah untuk mengepung benteng berikutnya. Dalam keadaan letih, lapar, dan haus, mereka harus menghadapi pasukan Yahudi yang bertahan di balik benteng—masih segar, bugar, dan diperlengkapi dengan senjata tercanggih saat itu.
Dalam situasi seberat ini, justru Rasulullah ﷺ menetapkan banyak larangan yang berkaitan dengan syahwat perut, syahwat kelamin, dan syahwat kepemilikan harta. Para sahabat tidak diperkenankan melampiaskan ketiganya, meski secara naluri tubuh mereka sedang sangat membutuhkan pemulihan fisik dan emosional.
Tidak ada yang melanggar, kecuali hanya satu orang.
Inti Kemenangan: Mengalahkan Nafsu
Pertempuran Khaibar bukan hanya ujian fisik, tetapi ujian spiritual dan mental. Kekuatan sesungguhnya dimulai dari kemampuan mengendalikan nafsu sendiri. Siapa yang mampu menundukkan syahwatnya, dialah yang mampu bertahan dalam pertempuran panjang dan melelahkan.
Rasulullah ﷺ, melalui perang ini, seolah ingin mengajarkan kepada umatnya:
> Untuk mengalahkan hegemoni Yahudi di dunia, umat Islam harus terlebih dahulu menaklukkan nafsu perut, nafsu syahwat, dan nafsu kepemilikan.
Karena sejarah menunjukkan, kehancuran umat Islam dalam menghadapi Yahudi bukan semata karena kelemahan militer, tetapi karena kekalahan dalam mengelola nafsu. Tiga perangkat inilah yang selalu digunakan musuh-musuh Islam untuk menjebak dan melemahkan kekuatan umat:
1. Perut (kemewahan dan kerakusan materi)
2. Syahwat (nafsu seksual tanpa batas)
3. Kepemilikan (ambisi dunia, status, dan kekuasaan)
BACA JUGA: Palestina dan Khazanah Generasi Muslimin
Penutup
Perang Khaibar bukan hanya catatan sejarah kemenangan militer, tetapi pelajaran strategis spiritual. Kemenangan marathon di Khaibar dimulai bukan dari pedang, tetapi dari jiwa yang mampu menahan dirinya dari syahwat dunia. []