DALAM kehidupan rumah tangga, komunikasi adalah kunci keharmonisan. Tapi sayangnya, banyak suami yang tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang bisa melukai hati istri, merusak kepercayaan, bahkan menggerogoti fondasi cinta yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Mungkin terlihat sepele. Tapi satu kalimat tajam bisa membekas lebih lama daripada luka fisik.
Berikut ini adalah kata-kata yang sebaiknya tidak diucapkan sembarangan oleh suami kepada istri, jika ingin rumah tangga tetap harmonis dan penuh berkah:
1. “Kamu nggak pernah benar!”
Kalimat ini bukan hanya menyakitkan, tapi juga menghapus semua kebaikan yang pernah dilakukan istri. Tidak ada manusia yang sempurna, dan kalimat ini seperti menutup mata terhadap segala usaha dan pengorbanannya.
BACA JUGA: Istri Suka Ambil Uang Diam-diam dari Dompet Suami, Bolehkah?
Islam mengajarkan untuk menghargai pasangan, bukan menghakimi.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia tidak menyukai satu sifat darinya, maka ia akan menyukai sifat lainnya.” (HR. Muslim)
2. “Menyesal aku nikah sama kamu.”
Kalimat ini sangat menyayat hati dan bisa menghancurkan kepercayaan diri seorang istri. Sekali terucap, sulit ditarik kembali. Ini bukan sekadar ucapan, tapi seperti menyatakan bahwa kehadiran istri adalah sebuah kesalahan.
Padahal dalam Islam, pernikahan adalah ibadah. Dan setiap pasangan adalah takdir Allah yang harus dijaga, bukan disesali.
3. “Istri orang lain lebih baik dari kamu.”
Membandingkan istri dengan wanita lain adalah kesalahan besar. Ini tidak adil dan sangat menyakitkan. Setiap perempuan memiliki perjuangannya masing-masing dalam membina rumah tangga.
Ucapan ini bisa menimbulkan rasa rendah diri, iri, dan bahkan dendam dalam hati istri.
4. “Udah, diam aja!”
Nada tinggi, kasar, dan meremehkan istri dengan menyuruhnya diam dalam sebuah percakapan adalah bentuk kekerasan verbal. Dalam Islam, istri adalah mitra sejajar, bukan bawahan yang bisa dibungkam.
Rasulullah SAW tidak pernah bersikap kasar kepada istri-istrinya. Bahkan ketika tidak setuju, beliau menyampaikan dengan lemah lembut dan bijak.
5. “Kamu tuh cuma ngabisin uang aja!”
Mengatakan hal ini seolah merendahkan peran istri, terutama ibu rumah tangga. Padahal, pekerjaan istri di rumah tak ternilai harganya. Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.
6. “Kalau nggak suka, ya pergi sana!”
Kalimat ini seperti ancaman. Ucapan seperti ini bisa meretakkan hubungan, menghilangkan rasa aman dalam hati istri, dan membuka pintu konflik besar, bahkan perceraian.
Dalam Islam, perceraian bukan sesuatu yang mudah. Rasulullah SAW bersabda:
“Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak (perceraian).” (HR. Abu Dawud)
7. Ucapan Talak dalam Emosi
Mengucapkan kata “cerai” atau “talak” saat marah, tanpa sadar, bisa menjadi keputusan fatal. Dalam fikih, ucapan talak bisa dianggap sah meskipun dalam keadaan emosi, tergantung konteksnya.
Banyak rumah tangga hancur hanya karena suami tergelincir lidah saat marah. Maka berhati-hatilah, jangan bermain-main dengan kata-kata yang bisa meruntuhkan ikatan suci.
Pentingnya Menjaga Lisan dalam Rumah Tangga
Lisan adalah cermin hati. Ucapan suami bisa menjadi penyembuh, bisa juga menjadi senjata. Maka jagalah kata-kata, karena luka dari ucapan bisa membekas jauh lebih dalam daripada luka fisik.
BACA JUGA: Kenapa Suami Sukanya Minta Jima Terus sama Istri?
Allah SWT berfirman:
“Dan ucapkanlah kepada manusia perkataan yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 83)
Begitu pula Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Istri bukan hanya pasangan hidup, tapi juga amanah dari Allah. Sebagai suami, kita tidak hanya diminta memberi nafkah, tapi juga menjaga hati dan perasaannya.
Satu kalimat bisa menguatkan istri seumur hidup. Tapi satu kata juga bisa melukai hati yang tulus.
Maka, mari belajar berkata dengan kasih, bukan dengan emosi. Karena rumah tangga bahagia dibangun bukan hanya dengan cinta, tapi juga dengan tutur kata yang penuh rahmat. []