DIABETES adalah salah satu penyakit kronis yang paling banyak menyerang masyarakat modern. Gaya hidup tidak sehat, konsumsi gula berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik menjadi pemicunya. Namun tahukah kamu, bahwa tubuh sebenarnya sudah memberikan tanda-tanda sejak awal bahwa seseorang rentan terkena diabetes?
Berikut ini adalah beberapa tanda fisik dan gejala awal yang bisa menunjukkan bahwa tubuh kita sedang berada dalam kondisi pra-diabetes atau sangat rentan terkena diabetes tipe 2. Mengenal tanda-tandanya sejak dini bisa menjadi langkah penting untuk mencegah komplikasi serius.
1. Lingkar Perut yang Membesar (Perut Buncit)
Lemak di area perut bukan sekadar masalah estetika. Lemak visceral (lemak dalam rongga perut) sangat erat kaitannya dengan resistensi insulin—penyebab utama diabetes tipe 2.
BACA JUGA: 6 Penyebab Anak di Bawah 10 Tahun Terkena Diabetes
Menurut para ahli, pria dengan lingkar pinggang di atas 90 cm dan wanita di atas 80 cm memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terkena diabetes.
Tanda ini sering diabaikan, padahal bisa menjadi indikator utama tubuh sedang tidak mampu memproses gula darah dengan baik.
2. Kulit Gelap di Area Lipatan (Acanthosis Nigricans)
Jika kamu melihat kulit menjadi lebih gelap dan kasar di area lipatan seperti leher, ketiak, atau selangkangan, itu bisa menjadi tanda resistensi insulin.
Kondisi ini disebut acanthosis nigricans, yang sering menjadi sinyal awal bahwa tubuh tidak merespons insulin dengan efektif.
Biasanya, gejala ini muncul tanpa gatal atau nyeri, sehingga banyak orang menganggapnya sebagai noda biasa.
3. Sering Haus dan Sering Buang Air Kecil
Kondisi ini dikenal sebagai poliuria (sering buang air kecil) dan polidipsia (sering haus). Saat kadar gula dalam darah tinggi, ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan gula melalui urine.
Akibatnya, tubuh kehilangan cairan dan kita merasa haus terus-menerus. Jika kamu mengalami kondisi ini tanpa penyebab jelas, sebaiknya segera cek kadar gula darah.
4. Mudah Lapar dan Berat Badan Turun Tanpa Sebab
Salah satu tanda awal diabetes adalah rasa lapar berlebih (polifagia) meskipun sudah makan. Ini terjadi karena glukosa tidak dapat masuk ke sel tubuh akibat resistensi insulin.
Akibatnya, tubuh merasa “kelaparan” meskipun kadar gula dalam darah sebenarnya tinggi. Ironisnya, hal ini bisa diikuti dengan penurunan berat badan yang drastis, karena tubuh mulai membakar otot dan lemak untuk energi.
5. Mudah Lelah dan Mengantuk Setelah Makan
Jika kamu merasa sangat lelah atau mengantuk setelah makan—terutama setelah konsumsi makanan manis atau tinggi karbohidrat—ini bisa jadi sinyal tubuh sedang tidak mampu mengatur gula darah dengan baik.
Rasa kantuk ini disebabkan oleh lonjakan dan penurunan drastis kadar gula darah, yang menandakan adanya gangguan metabolisme glukosa.
6. Luka yang Sulit Sembuh
Diabetes mengganggu sirkulasi darah dan sistem imun. Akibatnya, luka kecil seperti goresan atau lecet bisa sembuh sangat lama, bahkan bisa memburuk dan terinfeksi.
Jika kamu mendapati luka yang lama sembuh, terutama di bagian kaki, ini bisa menjadi tanda serius dari pra-diabetes atau diabetes yang belum terdiagnosis.
7. Sering Kesemutan atau Mati Rasa di Kaki dan Tangan
Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf akibat kadar gula tinggi yang tidak terkendali. Tanda awalnya sering berupa kesemutan, rasa terbakar, atau mati rasa di ujung-ujung jari tangan dan kaki.
BACA JUGA: Ciri-ciri Diabetes yang Mudah Dikenali
Ini bisa muncul bahkan sebelum seseorang secara resmi didiagnosis menderita diabetes. Jangan abaikan gejala ini, terutama jika muncul terus-menerus tanpa sebab yang jelas.
Waspada Sejak Dini, Mencegah Lebih Baik
Diabetes bukan penyakit yang datang tiba-tiba. Tubuh memberikan banyak sinyal sebelum kerusakan terjadi. Jika kamu mengalami satu atau beberapa tanda di atas, jangan panik, tapi segera lakukan pemeriksaan kadar gula darah dan konsultasi ke dokter.
Perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan menghindari konsumsi gula berlebihan bisa sangat efektif untuk mencegah diabetes.
“Lebih baik mencegah dengan kesadaran, daripada mengobati dengan penyesalan.” []