• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 15 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Keluarga Siap Nikah

Menyikapi Perkara Jodoh dan Keturunan

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Siap Nikah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Islampos

Foto: Islampos

1.7k
BAGIKAN

Oleh : Newisha Alifa
newishaalifa@gmail.com

BEBERAPA bulan lalu, saya menemukan sebuah gambar motivasi yang kata-katanya sukses menyentak lamunan saya tentang perkara satu ini; jodoh.

“Menunggu jodoh itu seperti menunggu kematian. Tak perlu ditunggu, tapi sibuklah mempersiapkan,” By: Islamigrafi.

Selama ini saya sudah tahu, bahwa jodoh itu posisinya sama seperti kelahiran, rezeki dan kematian—sudah ditentukan di Lauh Mahfudz. Takkan tertukar. Tapi kenapa ya, untuk cara saya menyikapinya selama ini berbeda dengan ketetapan Allah lainnya, yang sama-sama tak bisa diganggu-gugat?

ArtikelTerkait

Nikah di KUA, Asyik Juga!

7 Kelebihan Menikahi Janda: Sebuah Pilihan yang Penuh Berkah

Kenapa Orang Banyak yang Menikah di Bulan Syawal?

Biaya Nikah Paling Murah Zaman Sekarang, Berapa Sih?

Kalaupun ada perbedaan yang paling mencolok antara jodoh dengan kematian, maka kemungkinan besar ialah: jodoh itu sesuatu yang dirindukan. Sedangkan kematian bagi sebagian orang adalah sesuatu yang mengerikan.

Semakin direnungkan, semakin saya cukup melek teori soal jodoh. Ya terserah kalau masih ada orang yang beranggapan; pikirannya rumit, ribet dan nggak sederhana. Alhamdulillah, mungkin yang begitu memang sudah bertemu dengan jodohnya dan memiliki keturunan.

Dua hal yang sering bikin was-was perasaan manusia normal. Namun perlu diingat, semua itu balik lagi karena takdir yang Allah berikan. Bukan karena semata-mata keutamaan dan kelebihan kita. Jadi ada baiknya, jika tidak sedang di posisi orang lain, yang—kelihatannya—tidak lebih beruntung dari kita, berempatilah. Jika tak mampu membantu dengan langkah riil, maka doakanlah.

Saya tidak sedang ingin membahas perihal kriteria dalam mencari jodoh ideal loh ya. Karena itu terserah masing-masing. Skala prioritas setiap orang kan berbeda. Yang saya mau bagi di sini adalah tentang: cara terbaik dalam menyikapi kedatangan jodoh, juga keturunan—bagi yang sudah menikah.

Sungguhlah jodoh dan keturunan itu bagian dari rezeki yang Allah atur sedemikian rupa. Yang sifatnya aduhai, benar-benar terserah Allah. Keduanya bisa jadi nikmat, bisa juga jadi ujian. Dan yang pasti, sejatinya jodoh dan keturunan bukan syarat masuk surga. Tapi bisa menjadi penyebab seseorang masuk surga atau justru terlempar ke dalam neraka. Semuanya balik lagi ke cara kita menyikapi pemberian Allah itu.

Karena jodoh itu seperti maut. Maka datangnya pun tak pilih-pilih. Nggak mesti yang lebih tua duluan yang ketemu jodohnya. Nggak berarti yang belum ketemu jodohnya itu nggak laku, nggak good looking. Pun tak berarti orang yang belum berjodoh itu seseorang yang buruk kepribadiannya. In Syaa Allah, ini bukan upaya menghibur diri. Saya hanya sedang mengamati kondisi para lajang dan bujang di sekitar saya.

Nggak sedikit punya teman wanita yang usianya sudah menginjak angka 35 ke atas, tapi masih sendiri. Secara fisik mereka menarik kok. Cerdas. Karir gemilang. Dan kalau perhiasan dunia adalah wanita shalihah, In Syaa Allah, beberapa di antaranya, saya husnuzhon mereka itu wanita-wanita shalihah yang taat beribadah, terjaga tutur katanya, baik pula akhlaknya. Tapi mengapa mereka belum juga menemukan tambatan hatinya?

Ada yang sepertinya sudah pasrah. Sibuk mengurusi ibundanya yang sakit menahun. Bukan tak mau berumahtangga, tapi mungkin karena merasa usia yang sudah menginjak setengah abad, bersaing dengan perempuan yang lebih muda jadi terasa lebih sulit.

Advertisements

Yang pria juga begitu. Wajah rupawan, materi mapan, sering menghadiri pengajian. Tapi kenapa ya, kok belum juga ketemu belahan jiwanya?

Pun ada yang di usia belia, entah baru lulus SMA atau SMP sudah ketemu jodohnya. Menikah dan bahagia untuk selamanya. Yang boleh jadi secara fisik, biasa saja. Dan hal-hal lainnya yang jika sekilas mata manusia memandang, justru di bawah mereka yang masih melajang. Tapi itulah Kuasa Allah. Mutlak Kehendak Allah.

Mau lihat contoh lainnya?

Bagi yang masih update berita selebriti nih. Sebut saja Dude Herlino sama Alyssa Soebandono, atau Raffi Ahmad dengan Nagita Slavina. Mereka berdua udah saling kenal dari kapan coba? Bertahun-tahun sebelumnya! Berapa kali terlibat satu frame untuk shooting bareng? Kalau belum waktunya berjodoh yaa belum akan bersatu. Tapi ketika takdir kembali mempertemukan mereka untuk kemudian terikat dalam Mitsaqon Gholizon (perjanjian yang kuat), ya sudah. Kun fa yakun! Nikah deh!

Beberapa hari yang lalu, hati saya rasanya ikut berlonjak kegirangan, saat mendapat kabar salah satu teman baik akhirnya hamil. Masa penantiannya, mungkin bagi sebagian orang terhitung standar atau wajar. Belum ada setahun menikah. Tapi In Syaa Allah saya mengerti, berbagai kecemasan boleh jadi sudah datang dan pergi berkali-kali dalam benaknya.

Sebagai manusia, kita hanya diberikan dua hal yang mampu dilakukan; usaha dan berdoa. Sisanya ya tawakkal. Berserah to the max! Jangan pernah berhenti berprasangka positif terhadap segala Ketetapan Allah. Dia lebih tahu skenario apa yang terbaik untuk masing-masing hamba. Jika usaha sudah, berdoa sudah, tinggal mencoba untuk ridho pada Kehendak-Nya. Yakinkan diri bahwa Allah telah mengatur sedemikian rinci rencana indah-Nya bagi kita.

Adakah sosok Siti Maryam yang hingga akhir hayatnya tak menemukan pendamping, menjadi tercela di mata Allah? Bukankah beliau justru ditunjuk sebagai salah satu pemimpin wanita di surga kelak?

Pun, apakah seorang Siti Aisyah berkurang kemuliannya di sisi Allah, karena tak ditakdirkan memiliki keturunan sepanjang hidupnya?

Kembali ke bagian awal tulisan ini.

Menyikapi jodoh itu seperti menyikapi datangnya kematian. Tak perlu ditunggu, tapi sibuklah mempersiapkan.

Teruslah menyiapkan perbekalan Saudara-saudariku. Agar ketika waktunya tiba di depan mata. Kita lebih siap untuk menyambutnya. []

Wallahu A’lam bisshowab.

Tags: jodohNikah
Share1723SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Alhamdulillah Seluruh Titipan Waqaf Mukena dari Para Pembaca Telah IslamposAid Salurkan

Next Post

Tawakal Bukan Hanya Pasrah

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Keutamaan Menikah, Hukum Mengumumkan Pernikahan, Resepsi Pernikahan yang Islami,, Nikah

Nikah di KUA, Asyik Juga!

13 Juni 2025
janda

7 Kelebihan Menikahi Janda: Sebuah Pilihan yang Penuh Berkah

27 April 2025
Nikah di Bulan Syawal, Pengantin

Kenapa Orang Banyak yang Menikah di Bulan Syawal?

5 April 2025
Nikah, Kebahagiaan dalam Menikah, Biaya Nikah Paling Murah

Biaya Nikah Paling Murah Zaman Sekarang, Berapa Sih?

11 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

tokoh

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

Oleh Saad Saefullah
14 Juni 2025
0

Threads

The End of Medsos

Oleh Saad Saefullah
14 Juni 2025
0

Ibrahim bin Rasulullah, childfree

Mengapa Childfree Dilarang dalam Islam?

Oleh Dini Koswarini
14 Juni 2025
0

Fii Amaanillah, Awet Muda

3 Cara Terus Awet Muda, InsyaAllah!

Oleh Haura Nurbani
14 Juni 2025
0

sleep paralysis, jima, suami, istri

Besarnya Pahala Istri yang Selalu Siap Melayani Suami di Ranjang

Oleh Yudi
14 Juni 2025
0

Terpopuler

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
hati, jin, api, murtad, pekerjaan

Bekerja di bank konvensional atau lembaga keuangan yang berbasis bunga (riba) juga termasuk dalam pekerjaan yang haram menurut banyak ulama.

Lihat LebihDetails

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
diabetes

Menurut para ahli, pria dengan lingkar pinggang di atas 90 cm dan wanita di atas 80 cm memiliki risiko yang...

Lihat LebihDetails

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Oleh Saad Saefullah
13 Juni 2025
0
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Dalam beberapa waktu terakhir, muncul kabar tentang varian baru Covid-19 bernama "JN.1 Nimbus".

Lihat LebihDetails

Harus Tahu, Makna Nikah Menurut 4 Mazhab

Oleh Eneng Susanti
17 Mei 2021
0
nikah

apa sih makna nikah dalam pandangan Islam

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.