• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 25 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Kisah Orang Banten Berdoa

Oleh Yudi
3 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Cara Istighfar Rasulullah, Orang Banten, Amalan Agar Terhindar dari Godaan Setan, Tanda Taubat Diterima, Ustadz Adi Hidayat, Amalan Penghapus Dosa, sabar, Manusia Hebat, Cara Meningkatkan Iman, Amalan di Akhir Ramadhan, Hal yang Harus Dihindari saat Hadapi Masalah, Adab Berdoa, Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal, Perintah Ikhlas dalam Al-Quran, Syarat Terkabulnya Doa, Dosa, Hari Kiamat, doa, Kandungan Doa Sapu Jagat, Iman kepada Takdir

Foto: Pexels

0
BAGIKAN

Oleh: Enzen Okta Rifai, Lc.
Alumnus International University of Africa, Republik Sudan.
enzenoktarifai@gmail.com

MENGAWALI tulisan ini, saya masih ingat salah satu artikel sahabat saya, Ren Muhammad , ketika ia melaporkan perjalanan spiritualnya bersama seorang karib di atas puncak Gunung Gede, Jawa Barat. Di ketinggian gunung yang puncaknya mencapai sekitar 3000 meter di atas permukaan laut, Ren tercenung menyaksikan sahabatnya yang menatap hamparan pemandangan kota dan pedesaan, seakan ribuan manusia di sana sedang memanjatkan doa-doa, memohon pada Tuhan agar permintaannya dikabulkan.

Gunung dan bebatuan seakan mengandung makna spiritual yang magis, elok dan estetis. Ia mengingatkan kita pada perjalanan Rasulullah saat menerima wahyu pertama (iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq) di Gua Hira. Hal lainnya yang berkaitan dengan gunung, ketika Rasulullah bersama sahabat Abu Bakar berlindung dari kejaran kaum musyrik Qurays di Gua Tsur yang lebih tinggi dari Gua Hira. Konon, jika manusia memiliki itikad dan niat-niat baik, pegunungan dan segala koleganya akan menyambut apa-apa yang dikehendaki oleh manusia, yang barangkali terkait pula dengan makna ketinggiannya dari permukaan bumi.

Namun, apa yang dikatakan sahabat karib Ren Muhammad dari ketinggian puncak Gunung Gede itu, “Dalam penglihatan saya, begitu banyak doa-doa dipanjatkan di sekitar dusun hingga perkotaan sana, namun sedikit sekali doa yang menembus ketinggian, hingga sanggup mengetuk pintu langit.”

ArtikelTerkait

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

BACA JUGA: Perihal Orang Takut Mati

Kisah Orang Banten Berdoa, Gelombang Elektromagnetik

Doa-doa yang beterbangan itu laksana gelombang elektromagnetik, menjurus vertikal bagaikan saluran-saluran sibernetik di era digital ini. Seketika itu, penulis kawakan yang ratusan artikelnya sarat nuansa spiritual itu, sontak terkenang doa-doa berjamaah, yang pernah dipanjatkan para ulama di Makkah al-Mukarramah di paruh akhir abad ke-19 lalu.

Saat itu, jazirah Arab dilanda kekeringan teramat panjang. Demi mengatasi masalah ini, Raja Hijaz mengumpulkan dan membawa para ulama Makkah dan Madinah. Mereka diminta memanjatkan doa kepada Allah di areal Ka’bah, agar hujan segera diturunkan. Berhari-hari kemudian, hujan tidak kunjung turun, hingga sebagian penduduk Arab menyangsikan kualitas doa yang dipanjatkan para ulama itu. Lalu, siapa lagi yang layak dimintakan doanya kalau para ulama di level terkemuka saja, seakan tertolak dan tidak mencapai ketinggian pintu langit.

Perlakuan Istimewa Malaikat pada Orang Beriman, Waktu Berdoa yang Mustajab, solusi untuk ikhlas, orang banten
Foto: Freepik

Raja Hijaz akhirnya memutuskan untuk mengundang seorang pemuda berperawakan kecil dan pendek, dengan kulit sawo matang. Penampilan pemuda itu nampaknya berbeda dengan kebanyakan orang Arab yang berkulit putih, hidung mancung dan mata agak belo. Maka, menghadaplah pemuda yang dikenal alim dan fasih berbahasa Arab tersebut.

Segenap penduduk Makkah tercenung. Si pemuda bergabung untuk berdoa bersama-sama di sekitar Ka’bah. Namun, doa yang dipanjatkan justru menimbulkan tanda-tanya hingga para ulama terheran-heran. Bahasa apakah yang dipakai si pemuda asing tersebut? Mengapa bukan bahasa Arab yang diucapkan dari mulutnya, padahal sebagian penduduk Makkah mengetahui kemahiran dan kefasihannya dalam berbahasa Arab?

Kisah Orang Banten Berdoa, dalam Bahasa Jawa

Tapi, pemuda itu justru berdoa minta hujan dengan menggunakan bahasa Jawa. “Ya Allah, sampun dangu mboten jawah. Kawulo nyuwun jawah.” Para ulama Makkah yang berdiri di belakang, menadahkan tangan sambil mengucap, “Amin, amin ya rabbal alamin….”

Tak lama kemudian, hujan rintik-rintik pun datanglah. Disusul oleh langit mendung berawan hingga hujan deras pun turun dengan lebatnya. Seketika menjadi perbincangan di kalangan ulama mengenai bahasa aneh yang dituturkan pemuda itu. Bahasa Jawa itu dari daerah mana di permukaan bumi ini?

Kenapa doa-doa yang telah dipanjatkan bersama dengan menggunakan bahasa Arab justru tak terkabul, seakan-akan “dicuekin” oleh Tuhan Yang Maha Kuasa menurunkan hujan dan rizki apapun bagi setiap hamba yang dicintai-Nya. Tapi, mengapa yang dicintai justru si pemuda asing yang berperawakan pendek dan kecil, hidung tak mancung, dan warna kulit tidak seputih Arab yang merupakan keturunan para Nabi, sahabat, tabi’in dan para habaib dan waliullah?

Alhamdulillah Amalan Agar Terlindung dari Serangan Ilmu Hitam atau Sihi doar, Hikmah Shalat, Macam Berdoa, Keutamaan Bersyukur, Orang Banten
Foto: Freepik

Kisah Orang Banten Berdoa, Dihayati dan Dijiwai

Hakikat doa memang tidak sebatas ucapan di mulut, melainkan soal penghayatan dan penjiwaan. Jika kita meminta pada Allah, selayaknya disampaikan dengan serius, memakai bahasa yang benar dan penuh penjiwaan. Lalu, apakah yang dimaksud bahasa yang benar itu? Bagaimana jika kita berdoa menggunakan bahasa asing, hanya komat-kamit di mulut, sementara tidak paham maksud dan tujuannya? Bukankah Allah itu Maha Dekat di dalam diri kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi?

BACA JUGA: Kecerdasan Orang Bertakwa

Jika pun kita minta sesuatu pada orang tua, sedangkan bahasa sehari-hari yang kita pergunakan adalah bahasa Jawa, Sunda atau Madura, apakah ada kedekatan dan keakraban dengan jiwa mereka, jika kita meminta dalam bahasa Inggris, Arab, atau bahasa Indonesia sekalipun?

Bila kita mendalami ilmu forensik emosi, ekspresi wajah kita akan terbaca dengan jelas, jika kita meminta sesuatu kepada orang tua, bahwa saat ini kita memang sedang dalam kondisi butuh, dan terdesak.

Sebagai contoh konkret. Jika Anda seorang mahasiswa, meminta dengan santun dalam bahasa ibu, bahwa Anda butuh uang untuk bayaran semester akhir, atau untuk membeli buku. Orang tua Anda nampaknya akan menimbang dengan penuh perhitungan, jika memberi uang untuk membeli buku, sementara Anda bukan seorang pemuda yang tekun menuntut ilmu. Atau momentum saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bayaran semester akhir.

Kejujuran bahwa Anda butuh, dan Anda layak diberi, itu adalah hal terpenting. Apalagi, sikap jujur kita di hadapan Tuhan Yang Maha mengetahui isi kalbu kita.

Kisah Orang Banten Berdoa, Doa di Ka’bah

Sudah pasti Tuhan menyaksikan ratusan ulama yang berdoa di sekitar Ka’bah, bahkan sebelum pemuda asing itu bergabung dengan para jamaah. Tuhan tahu apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Tuhan tahu setiap helai daun yang gugur di permukaan bumi. Bahkan, Tuhan Maha menyaksikan sebutir biji yang jatuh di kegelapan malam, baik yang basah maupun yang kering (al-Anam: 59). Tuhan juga Maha Kuasa menjadikan sesuatu itu terjadi, tetapi Dia pun Maha Kuasa mengubah sesuatu hingga dapat berubah (ar-Ra’d: 39).

Sebagai seorang anggota keluarga langit yang beranak pinak di muka bumi, menjadi wajar bila kita bertanya-tanya, tentang segala peristiwa yang penuh misteri di jagat makro ini. Mengapa seorang Syekh Barsisha yang ahli ibadah selama 70 tahun, kemudian terjerumus dalam kesesatan dan mati dalam keadaan su’ul khatimah. Namun di sisi lain, mengapa pula seorang wanita tunasusila yang menolong dan menyelamatkan anjing dari kematian, justru berhak menjadi ahli surga (husnul khatimah)?

Terkait dengan itu, bahkan Rasulullah sendiri pernah berdoa: “Ya Allah, agunegahkan aku hakikat dari segala sesuatu.” Di sini menunjukkan adanya hak prerogatif Allah, Yang Maha Memiliki kehendak atas segala sesuatu. Bagaimanapun, kita harus ber-husnudzan bahwa Dia adalah Pencipta dan Pengatur rancangan terbaik, di mana kita sangat terbatas untuk mengetahui dan memahami segala maksud dan rahasia-Nya. Kadang kita berhasil menyingkap satu selubung kegaiban atas izin-Nya, namun seringkali kita menghadapi situasi, bahwa yang terbaik menurut kita, boleh jadi bukanlah yang terbaik menurut Allah.

BACA JUGA:  Kisah-kisah Karomah Kiai Banten

Kisah Orang Banten Berdoa, Bukti Penghambaan

Adab doa, Keutamaan Basmallah, Doa Ketika Melihat Kematian, Waktu Mustajab Berdoa di Bulan Ramadhan, Nafsu Syahwat, Adab Berdoa, Hukum Membaca Taawudz, doa Nabi Musa, Fitnah Akhir Zaman, orang banten
Foto: About Islam

Doa yang kita panjatkan adalah bukti penghambaan kita kepada Sang Khalik yang Berkuasa dan mengatur segalanya. Meskipun, hakikatnya Tuhan Maha Kaya dan Maha Memberi pertolongan bagi setiap hamba dan makhluk ciptaan-Nya. Perkiraan dan pandangan manusia seringkali terkecoh oleh tampilan luar, aksesoris dan segala kedudukan duniawi, seolah-olah ratusan ulama yang berjubah dan bersorban mentereng, berbangsa dan berbahasa Arab itu adalah layak untuk dikabulkan doanya di hadapan Ka’bah.

Namun, ternyata justru Allah mengabulkan permintaan seorang pemuda sederhana yang bukan merupakan ras Arab. Juga berdoa dengan tidak memakai bahasa Arab. Pemuda itu seakan tak diperhitungkan, berbadan kecil dan pendek dengan kulit berwarna kecokelatan atau sawo matang. Pemuda sederhana itu berdoa dengan penuh penghayatan, menggunakan bahasa ibunya, yakni bahasa Jawa. Sampai kemudian, segenap penduduk Makkah mengenal pemuda itu bernama Nawawi bin Umar Tanara al-Bantani al-Jawi.

Beliau semakin dikenal luas dengan nama Syekh Nawawi Al-Bantani, sebagai penulis karya 40 judul buku, juga sebagai satu-satunya orang Nusantara yang diangkat menjadi imam besar Masjidil Haram, di Makkah al-Mukarramah. []

Tags: Doa Orang BantenOrang BantenOrang Banten Berdoa
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

8 UIN di Indonesia Masuk 50 Universitas Terbaik Dunia versi 4ICU UniRank

Next Post

Ini 3 Doa Setelah Wudhu

Yudi

Yudi

Terkait Posts

telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Datangnya Rezeki, Hukum Arisan, Nafkah yang Haram

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Keutamaan Berbakti kepada Orangtua, Anak

Berapa Usia Anak dari Bapak Ini?

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Syirik, Bahaya Vape untuk Kesehatan, Rokok, Kentut

Suami Suka Kentut Depan Istri, Istri Ga Suka, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

JISc

Banyak Diterima di UI, JISc Ungguli SMA Negeri Meski Terapkan 3 Kurikulum

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

fakta menarik tentang indonesia, fakta kopi indonesia, kopi

Inilah Negara yang Pertama Kali Temukan Kopi Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Terpopuler

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

11 Adab Jima yang Harus Diketahui Pasangan Suami Istri

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2023
0
Adab Jima

ISLAM telah mengajarkan kita segala sesuatu, bagaimana kita makan, memakai pakaian. Apakah disana ada sunah yang menjelaskan bagi orang Islam...

Lihat LebihDetails

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails

Pemuda Sering Istimta’, Bagaimana Menghentikannya?

Oleh Saad Saefullah
29 Mei 2022
0
Pokok Maksiat, Makna Kata Fitnah, luka

Segala sesuatu yang mendatangkan keburukan dan fitnah pada diri Anda, hendaknya Anda jauhi.

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.