• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 6 Juni 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Islampos

Perihal Orang Takut Mati

by Yudi
12 bulan ago
in Opini
Reading Time: 4 mins read
A A
0
santet iblis Bekal Mempersiapkan Kematian, Sifat Iblis, Dosa yang Terus Mengalir, Pangkal Keburukan, Dosa Meninggalkan Shalat, takut mati, Perbuatan Sepele, Dosa, , akhir zaman

Foto: Freepik

Perihal Orang Takut Mati 1 Takut MatiSUATU saat wabah penyakit merajalela. Keranda-keranda mengangkuti mayat-mayat yang harus dikuburkan di liang lahat. Orang-orang menangis di pekuburan, ditinggalkan dan meninggalkan mereka yang dicintainya. Setiap yang terlahir ke dunia mesti harus berpulang ke pangkuan-Nya. Setiap yang datang mesti harus pergi kembali.

Hidup hanyalah persinggahan sementara, bagaikan minum seteguk air yang kemudian harus bersiap-siap berangkat ke persinggahan berikutnya. Kehidupan dunia bagaikan ilusi yang fana dan sekejap saja, sampai kemudian kita semua harus pulang ke negeri akhirat yang abadi dan sejati.

Tak ada yang bisa dibawa mati kecuali hanya selembar kain kafan, dan hanya dibutuhkan tanah seukuran satu kali dua meter persegi, untuk menguburkan jasad-jasad kita. Kalau tidak percaya, Anda boleh datang menghadiri acara pemakaman setelah membaca artikel ini, lalu buktikan sendiri secara faktual dan ilmiah.

Tak ada yang menjadi bekal kepulangan kita kecuali karya dan amal kebaikan selama hidup di dunia, karena kehidupan kita hanyalah ladang amal untuk dipetik buahnya di alam akhirat nanti. Apa-apa yang kita bangun dan perjuangkan dari kesuksesan dan keberhasilan kita, baik harta kekayaan, pangkat dan jabatan, berikut segala prestise dan kebanggaan diri, semuanya harus ditinggal pergi, lenyap dalam kesendirian.

ArtikelTerkait

Kiat Menghormati Nasab Rasulullah

Hukum Pesan Makanan via Ojek Daring dalam Islam

Mengeruk Keuntungan dari Konten Kiamat

Gulai Otak

Investasi yang harus kita persiapkan tak lain kecuali amal-amal jariyah, anak-anak baik dan saleh, serta ilmu yang bermanfaat bagi memori orang-orang yang kita tinggalkan. Segala yang kita bangun pada hakikatnya hanyalah titipan dan amanat, yang kelak akan dipertanyakan kemanfaatannya selama hidup di dunia ini.

BACA JUGA: Rezeki, Cukuplah dari Allah Saja

Sebagaimana kedatangan seorang laki-laki dengan wajah pucat, bertandang di kediaman sahabat Nabi yang bersikap tenang dan sabar. Sahabat Nabi yang santun itu bernama Abu Dzar Al-Ghifari. Dan ia pun membiarkan laki-laki itu masuk dan bertanya dengan wajah tegang, “Wahai Abu Dzar, kenapa kebanyakan kami ini merasa takut mati?”

Dengan suara pelan dan lembut, Abu Dzar menjawab, “Karena kalian begitu mencintai indahnya bangunan dunia, serta meruntuhkan bangunan negeri akhirat. Bagaimana mungkin kalian akan senang untuk berpindah dari bangunan megah kepada bangunan runtuh dan keropos?”

Laki-laki itu memandang Abu Dzar dengan tatapan berkaca-kaca. “Jadi, bagaimana pandanganmu tentang pertemuan kita dengan Allah nanti?”

Abu Dzar menghela nafas, seraya menjawab tenang, “Kalau kita banyak berbuat baik di dunia, maka pertemuan kita ibarat orang yang hilang lalu kembali ke pangkuan keluarganya. Sedangkan, orang yang banyak berbuat buruk, bagaikan seorang budak yang kabur dari rumah majikannya, kemudian diseret dan dipertemukan kembali ke rumah sang majikan.”

Ziarah kubur bisa membantu kita dalam takafur akan kematian. syirik, Malaikat Maut, Berita Kematian, Mengapa Tak Boleh Sering Begadang, Pokok Maksiat, takut mati
Foto: Pinterest

Lelaki itu merasa belum puas, dan katanya lagi, “Lalu, bagaimana pendapatmu tentang nasib kita di sisi Allah nanti?”

Abu Dzar menjawab, “Periksalah amal dan perbuatan kalian sesuai dengan tuntunan Alquran, sebab Allah pernah berfirman, sesungguhnya orang-orang yang taat dan berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, sedangkan orang-orang yang menentang dan ingkar (berbuat buruk), kelak ia akan berada di dalam neraka.” (Al-Infithar: 13-14).

“Kalau begitu, di manakah letak kasih sayang Allah?” protes lelaki itu.

“Sesungguhnya kasih-sayang Allah sangat dekat dengan orang-orang baik.” (al-A’raf: 56).

Memperhatikan percakapan seorang lelaki dengan Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari, selayaknya kita muhasabah dan bercermin diri, seberapa besar kecintaan kita pada bangunan negeri akhirat, sehingga kita berusaha untuk senantiasa merawat dan memperbaikinya selagi hidup di dunia ini. Jika kita masih direpotkan oleh urusan persaingan, sibuk bermegah-megahan dalam merancang bangunan duniawi, akankah bangunan itu dapat dibawa mati hingga ke liang lahat?

BACA JUGA: Ada Apa dengan Shalat Kita?

Mari kita koreksi dan berbenah diri, sampai kapan kita bersusah-payah memakmurkan kehidupan dunia dan mengabaikan kehidupan akhirat? Sampai kapan kita sibuk merancang bangunan dan mengejar target demi untuk mencapai popularitas dan pengakuan publik, hingga kita melupakan tempat tinggal yang abadi di negeri akhirat kelak?

Bukankah semuanya itu hanya titipan belaka? Bahwa harta dan anak-anak kita, prestasi dan pujian hingga kedudukan kita, bahkan kesalehan dan ketekunan ibadah kita, pada hakikatnya dikarenakan Allah memberikan tenaga dan kesempatan bagi kita untuk meraih dan mencapainya. Bukankah Yang Maha Suci yang layak mendapat pujian hanyalah Allah semata? Bukankah kemuliaan dan nama baik kita, pada hakikatnya lantaran Allah begitu sayang kepada hamba-Nya, hingga menutupi segala aib dan kesalahan kita?

Bahkan, berkat rahmat dan kasih sayang Allah, Nabi Muhammad sanggup bersikap sabar dan lemah-lembut kepada musuh-musuhnya? Jikalau Rasul bersikap kasar dalam menyampaikan syiar dan dakwahnya, tentu mereka akan menjauh dan berpaling ke belakang (Ali Imran: 159).

Jadi, bukanlah kita yang berjuang keras dan mati-matian untuk mencapai derajat mulia di sisi Allah, melainkan karena rahmat Allah-lah yang menjadikan kita mendekat dan akrab dengan-Nya. Kalaupun kita termasuk hamba yang cinta ibadah, rajin tahajud dan berpuasa terus-menerus, itu pun lantaran Allah memberikan tenaga dan kekuatan, bahkan rasa cinta terhadap Ilahi Rabbi, yang semuanya itu bukanlah semata-meta hasil jerih-payah diri kita sendiri.

jin qorin kematian Bekal Mempersiapkan Kematian, Orang Yang Sudah Wafat Tahu Apa yang Dilakukan Saudara dan Keluarganya, Mengapa Tak Boleh Sering Begadang, takut mati
Foto: Pinterest

Lalu, apa yang harus kita sombongkan dengan sibuk menumpuk harta, dan berambisi untuk terus mengejar kemegahan bangunan duniawi, sampai-sampai lupa bahwa semuanya itu hanya titipan yang pasti akan ditinggalkan? Sampai kapan kita terus menyibukkan diri membangun rumah megah di dunia ini, sambil melupakan tempat tinggal yang abadi di negeri akhirat?

Bukankah jika kita memiliki banyak ilmu dan anak-anak yang baik dan saleh, semuanya itu akan menjaga dan membawa ketenangan batin kita. Akan tetapi, jika hanya kedudukan dan harta kekayaan yang kita andalkan, justru semuanya itu membuat kita capek dan lelah, karena kita akan selalu disibukkan untuk menjaganya?

Ketahuilah, kepindahan kita ke negeri akhirat adalah suatu keniscayaan, sebagaimana berpindahnya kita dari alam rahim ke alam dunia ini? Kita semua sedang menunggu giliran, sementara ribuan dan jutaan manusia di seluruh dunia telah berpulang mendahului kita, karena berbagai macam penyakit, tenggelam, kecelakaan, bencana alam, terlebih jutaan yang terdampak virus corona dan pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir ini. Lalu, apa lagi yang harus kita banggakan?

Bukankah selayaknya kita membalik logika bersama-sama, agar hendaknya memakmurkan bangunan rumah akhirat, dengan tidak melupakan kehidupan dunia ini? Bukankah sebaiknya kita mengutamakan rumah abadi, dengan menanam sebaik-baiknya amal dan perbuatan bagi kemanfaatan banyak orang, bagi seluas-luasnya wilayah, serta memberikan pengaruh selama-lamanya dalam kenangan dan memori umat?

Mulailah kita membangun rumah abadi dengan kebaikan dan ibadah. Jadikan rumah kita di sana lebih makmur, dengan tidak melupakan bangunan rumah kita di dunia ini.

Dajjal, Berita Kematian, takut mati
Foto: Pinterest

BACA JUGA: Sebuah Kisah tentang Yusuf

Untuk itu, kita akan sanggup menjawab pertanyaan krusial yang sedang dipersoalkan miliaran umat manusia akhir-akhir ini: kenapa kebanyakan kita takut mati? Bukankah datangnya kematian adalah suatu kepastian, sebagaimana pastinya kita keluar dari perut ibu, dan lahir di permukaan bumi ini?

Apakah kepulangan kita seperti yang digambarkan Sahabat Abu Dzar, bagaikan seseorang yang ingin bertemu dengan keluarganya, serta melepas rasa rindu setelah sekian lama tak berjumpa? Ataukah akan bernasib malang seperti seorang budak yang kabur, lalu dikembalikan secara paksa ke rumah majikannya?

Marilah kita menyambut kematian dengan senyum manis nan menawan, menerima dengan ridho dan penuh kepasrahan diri, di saat-saat menghadapi momentum terindah berjumpa dengan Ilahi Rabbi…. []

Hafis Azhari,  Penulis buku Pikiran Orang Indonesia dan Perasaan Orang Banten

 

 

Tags: Hafis AzharikematianMatitakut mati
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Inilah 6 Makanan yang Diharamkan dalam Islam

Next Post

Takdir Menurut 4 Imam Mazhab

Yudi

Yudi

Related Posts

Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, Cara Zikir Rasulullah, Sifat Penghindar Api Neraka, Rasulullah

Kiat Menghormati Nasab Rasulullah

21 Mei 2023
Syarat Busana Muslimah, gadget, manfaat tersenyum, Hukum Pesan Makanan via Ojek Daring dalam Islam, Keistimewaan Wanita Berhijab

Hukum Pesan Makanan via Ojek Daring dalam Islam

7 April 2023
musibah Akhir Zaman, Hari Kiamat, Tanda Kiamat, Musuh Allah di Hari Kiamat, Nubuah Akhir Zaman, Bukti Kebangkitan, dosa, Hal yang Dilaknat Allah dan Malaikat-Nya, Perkara di Akhir Zaman

Mengeruk Keuntungan dari Konten Kiamat

27 Maret 2023
Gulai Otak

Gulai Otak

25 Maret 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Keutamaan Berdoa, doa Nabi Musa, Waktu Doa yang Mustajab, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa yang Dibaca ketika Sujud dalam Shalat,, Adab Berdoa, adab berdoa, Hukum Ulang Tahun bagi Seorang Muslim, ihsan, Doa Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal, ittiba

Doa Agar Urusan Dimudahkan

by Haura Nurbani
5 Juni 2023
0

Doa adalah ibadah yang sangat agung, yang tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah.

Doa Khusus ketika Khattam Quran, Balasan Melupakan Al-Quran, Status Hadist Anjuran Membaca Surat Yasin pada Malam Jumat, Keutamaan Surah Ar-Rahman

Jumlah Ayat Alquran yang Sebenarnya

by Haura Nurbani
5 Juni 2023
0

Berapa jumlah ayat Alquran yang sebenarnya?

Rezeki bisa datang dari mana saja., Hukum Jual Beli Utang, Cara Lunasi Hutang pada Orang yang Sudah Meninggal

Penagih Utang yang Pemaaf

by Dini Koswarini
5 Juni 2023
0

Ini adalah sebuah kisah tentang penagih utang yang pemaaf. 

jokowi, presiden, gaji

Presiden dan Wapres Terima Gaji Ke-13, Berapa Besarannya?

by Yudi
5 Juni 2023
0

GAJI ke-13 PNS akan mulai dicairkan hari ini, Senin (5/6/2023). Sebagai pemimpin sekaligus abdi negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan...

Terpopuler

No Content Available
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.