• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 9 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sosok

Kehebatan Abdul Hamid II

Oleh Yudi
3 tahun lalu
in Sosok
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Sultan Abdul Hamid II, namanya harum dalam sejarah Islam

Foto: Daily Sabah

0
BAGIKAN

SEPANJANG sejarah Islam, salah satu aspek yang menyatukan dunia Muslim adalah khalifah. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama. Tugasnya sebagai pemimpin kekuatan politik atas negara Muslim dikombinasikan dengan penjaga ruhiyah bagi umat Islam.

Ini adalah posisi turun-temurun, pada awalnya ditempati oleh keluarga Umayyah, dan kemudian oleh Abbasiyah. Pada 1517, kekhalifahan dipegang oleh keluarga Ottoman, yang memerintah kekaisaran terbesar dan paling kuat di dunia di tahun 1500.

Selama berabad-abad lamanya, para sultan Ottoman tidak banyak menekankan peran mereka sebagai khalifah. Itu hanya sebuah gelar resmi yang digunakan hanya bila diperlukan saja, tetapi sebagian besar tidak memedulikannya.

BACA JUGA: Kisah Mengharukan Sultan Abdul Hamid 2 Didatangi Pedagang Karena Lupa Shalawat

ArtikelTerkait

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

Inilah Sosok Ulama Besar Syekh Nawawi Al-Bantani

Ketika itu, Islam memang memerintah namun banyak hal yang tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh khalifah-khalifah sebelumnya. Barulah pada tahun 1800-an, Sultan Abdul Hamid II memutuskan untuk menghidupkan kembali kepentingan dan kekuasaan kekhalifahan.

Ia bertekad untuk membalikkan kembali kondisi kekhalifahan pada zaman Utsmani. Abdul Hamid II menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui kebangkitan Islam di seluruh dunia.

Muslim dan kesatuan Islam, berpusat pada gagasan tentang kekhalifahan yang kuat. Selama 33 tahun pemerintahannya, Abdul Hamid berhasil memberikan kekhalifahan Ottoman periode akhir Islam yang menjadi fokus utama dari kerajaannya.

Sepanjang 1800-an, pemerintah Ottoman berusaha mati-matian untuk memperlambat penurunan kekhalifahan. Dimulai dengan Mahmud II dan seluruh pemerintahan Abdül Mecid dan Abdul Aziz, upaya mereformasi kekhalifahan berada di garis depan agenda pemerintahan.

Sultan Abdul Hamid II
Foto: YouTube

Ketika itu, Bandara Tanzimat berusaha untuk membangun kembali negara Utsmani bersama dengan kekuatan liberal dari Eropa. Islam (dan agama pada umumnya) diberi kursi paling belakang dalam kehidupan publik, ide-ide sekuler mulai memengaruhi hukum dan praktik pemerintah. Reformasi inilah yang terbukti menggerogoti kekhalifahan.

Abdul Hamid memutuskan untuk mengambil pendekatan yang berbeda secara radikal. Karena hilangnya wilayah Eropa yang terjadi sebelum dan dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya, kekhalifahan mayoritas penduduknya Muslim. Sepanjang sejarah Ottoman, orang Kristen telah menjadi bagian utama dari populasinya, bahkan pernah mencapai sekitar 80% dari keseluruhan.

Dengan sekitar ¾-nya Muslim, Abdul Hamid memutuskan untuk menekankan Islam sebagai faktor pemersatu dominan di kalangan rakyatnya. Kekaisaran Ottoman sendiri merupakan multi-budaya, di situ ada Turki, Arab, Albania, Bosnia, Kurdi, Armenia, dan banyak lainnya. Abdul Hamid berusaha untuk membuat Pan-Islamisme sebagai faktor pemersatu bagi umat Islam, baik di dalam dan di luar perbatasan kekhalifahan.

Untuk menunjukkan perannya sebagai pemimpin tertinggi umat Islam di seluruh dunia, Abdul Hamid menempatkan banyak penekanan pada tempat suci Makkah dan Madinah.

Advertisements

BACA JUGA: Saat Sultan Abdul Hamid 2 Didatangi Pedagang karena Lupa Bershalawat pada Nabi

Pada tahun 1800, program pembangunan dimulai di kota suci, dengan rumah sakit, barak, dan prasarana yang dibangun di Hijaz untuk membantu pelaksanaan ibadah haji. Kabah itu sendiri dan Masjid al-Haram yang mengelilinginya juga direnovasi dengan sistem drainase modern yang membantu mengurangi kebanjiran.

Pada tahun 1900, Abdul Hamid memulai  pembangunan lintasan kereta api Hejaz. Ia memulainya di Istanbul dan melakukan perjalanan melalui Suriah, Palestina, dan gurun Arab, berakhir di Madinah. Tujuan dari lintasan jalan kereta api ini  untuk lebih mudah dalam menghubungkan tempat-tempat suci Islam.

Untuk menunjukkan penekanan pada perlindungan Makkah dan Madinah, Abdul Hamid memutuskan bahwa ukuran (lebar rel) dari Hejaz Railway harus sedikit lebih kecil daripada standar di Eropa. Alasannya adalah bahwa jika Istanbul jatuh ke imperialis Eropa, ia ingin memastikan Eropa tidak akan bisa menggunakan Hejaz Railway untuk menyerang Makkah dan Madinah.

Sepanjang sejarah Ottoman, begitu banyak hal yang dilakukan oleh kekhalifahan untuk membantu kaum Muslimin yang bahkan di luar wilayahnya. Sebut saja, di tahun 1500, angkatan laut Ottoman merupakan kekuatan kunci di Samudera Hindia, yang membantu Muslim setempat

Abdul Hamid juga kembali membangun tradisi mengirim delegasi ke kerajaan Muslim Afrika seperti Zanzibar, memberikan hadiah dan meminta mereka untuk mengakui khalifah sebagai pelindung mereka terhadap imperialisme Eropa. Delegasi serupa dikirim pada kaum Muslim yang hidup di perbatasan Rusia dan Cina.

 

Pada tahun 1901, Abdul Hamid mengirim salah seorang penasihatnya, Enver Pasha, bersama dengan banyak ulama Islam, ke China. Ketika mereka tiba di Shanghai, mereka disambut hangat oleh pihak berwenang China, dan terutama oleh Muslim Cin

Abdul Hamid
Foto: Google Image

a lokal, yang telah tinggal di China selama berabad-abad.

Abdul Hamid kemudian membantu mendirikan sebuah universitas Muslim di Beijing, yang disebut Peking (Beijing) Hamidiye University.

Pada akhir 1800-an, sebuah gerakan nasionalis yang kuat dibentuk kalangan Yahudi Eropa: Zionisme. Ideologi Zionis menyerukan sebuah negara Yahudi yang didirikan di tanah air kuno mereka, Palestina.

Meskipun orang Yahudi Eropa tersebar di seluruh Eropa, kekuatan finansial dan politik yang unik dari berbagai keluarga Yahudi mampu membuat Zionisme menjelma jadi kekuatan besar pada akhir 1800.

Theodor Herzl, pendiri gerakan Zionis, secara pribadi menghadap Abdul Hamid II untuk meminta izin khusus menetap di Palestina. Ia membawa uang 150 juta pound emas, yang bisa membantu Ottoman membayar utang besar mereka. Tujuan Herzl jelas ingin mendirikan sebuah negara Yahudi.

BACA JUGA: Detik-detik Wafatnya Sultan Abdul Hamid II

Abdul Hamid menyadari bahwa perannya sebagai khalifah mengharuskan dia untuk melindungi kesucian dan kedaulatan tanah Muslim, sehingga ia menanggapi Herzl dengan perkataan sebagai berikut:

“Bahkan jika Anda memberi saya emas sebanyak seluruh dunia, apalagi senilai 150 juta pound emas Inggris, saya sama sekali tidak akan menerima tawaran Anda. Saya telah melayani millah Islam [negara] dan ummat Muhammad selama lebih dari tiga puluh tahun, dan tidak pernah saya menghitamkan halaman kaum muslimin, ayah dan nenek moyang saya, para sultan Ottoman dan khalifah. Jadi saya tidak akan pernah menerima permintaan Anda!”

Abdul Hamid mencegah pembelian tanah di Palestina oleh organisasi Zionis, memastikan bahwa upaya Yahudi membangun pijakannya di Palestina adalah sia-sia.

Pada akhirnya, kaum Zionis diizinkan untuk membeli tanah dan menetap di Palestina setelah pemerintahan Abdul Hamid II, ketika gerakan Turki Muda bertanggung jawab atas Kekaisaran Ottoman.

Abdul Hamid
Foto: Hand Luggage Only

Abdul Hamid II adalah sultan terakhir Ottoman yang punya kekuasaan nyata. Dia digulingkan pada tahun 1909 oleh kelompok yang dikenal sebagai Turki Muda. Mereka adalah kaum sekuler liberal berpendidikan Barat yang dengan tegas tidak setuju dengan arah Islam yang diterapkan oleh Abdul Hamid dari 1876-1909.

Setelah penggulingan, saudaranya Mehmed Reshad terpilih sebagai sultan oleh Turki Muda, tapi ia tidak memiliki kekuatan yang efektif, dan kekaisaran dijalankan oleh oligarki tiga menteri dalam pemerintahan Turki Muda.

BACA JUGA: Kisah Sultan Hamid II, Kecintaannya pada Sholawat Mengalahkan Harta

Tiga orang menjabat sebagai khalifah setelah Abdul Hamid II: Mehmed V, VI Mehmed, dan Abdül Mecid II, tidak ada satupun yang memiliki kekuatan.

Pada tahun 1924, kekhalifahan dihapuskan oleh parlemen Turki baru dan Abdül Mecid dan seluruh keluarga Ottoman dipaksa ke pengasingan. Dengan demikian, Abdul Hamid II adalah yang terakhir dari para khalifah yang memiliki kekuasaan atas dunia Muslim.

Abdul Hamid II meninggal di Istanbul pada tahun 1918, dan dimakamkan dimakamkan bersama dengan Sultan Mahmud II dan Abdul Aziz dekat Pemakaman Sultanahmet. []

SUMBER: LOST ISLAMIC HISTORY

Tags: abdul hamidsultan Abdul Hamid
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tata Cara Shalat Wanita yang Mengalami Keputihan

Next Post

3 Dalil tentang I’tikaf

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Imam Ahmad, Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Ibnu Katsir, Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

15 April 2025
Sulaiman Al-Qanuni,

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

1 Desember 2024
Abu Bakar, Nuaiman bin Amr,Umair bin Wahab Al-Jumhani

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

14 Oktober 2024
syekh nawawi, nawawi

Inilah Sosok Ulama Besar Syekh Nawawi Al-Bantani

16 September 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Hukum Melafadzkan Niat, Syaban, Hukum Baca Doa Iftitah dalam Shalat, Tata Cara Shalat Hajat

Kenapa Aku Harus Terus Memperbaiki Shalatku?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Ciri Motor yang Harus Segera Diservis, Motor

Si Raja Jalanan dan HP Sakti Mandraguna, Kenapa Sih Maen HP Waktu Berkendara?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Penyebab Suami Loyo di Tempat Tidur, Jima, nusyuz

Kenapa Suami Sukanya Minta Jima Terus sama Istri?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Suami Egois, Ciri-ciri Istri yang Suka Bingung Sendiri

Suami Suka Bentak Istri, Apa Akibatnya?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB

Apa Akibat Menahan BAB?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Terpopuler

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten.

Lihat LebihDetails

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

10 Kebiasaan Aneh di Arab Saudi

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
Keunggulan Pendidikan di Arab Saudi!, Arab Saudi

Penting diingat, "kebiasaan aneh" di Arab Saudi ini bersifat relatif—bisa jadi unik, menarik, atau berbeda saja.

Lihat LebihDetails

Al-Qur’an Buktikan Alam Semesta Terus Mengembang

Oleh Sodikin
7 September 2018
0
galaksi kanibal

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan...

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.