• Redaksi
  • Iklan
  • Disclaimer
  • Copyright
Minggu, 22 Mei 2022
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result
Home Syi'ar Sosok

Kehebatan Abdul Hamid II

by Yudi
4 minggu ago
in Sosok
Reading Time: 4 mins read
0
Sultan Abdul Hamid II, namanya harum dalam sejarah Islam

Foto: Daily Sabah

SEPANJANG sejarah Islam, salah satu aspek yang menyatukan dunia Muslim adalah khalifah. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama. Tugasnya sebagai pemimpin kekuatan politik atas negara Muslim dikombinasikan dengan penjaga ruhiyah bagi umat Islam.

Ini adalah posisi turun-temurun, pada awalnya ditempati oleh keluarga Umayyah, dan kemudian oleh Abbasiyah. Pada 1517, kekhalifahan dipegang oleh keluarga Ottoman, yang memerintah kekaisaran terbesar dan paling kuat di dunia di tahun 1500.

Selama berabad-abad lamanya, para sultan Ottoman tidak banyak menekankan peran mereka sebagai khalifah. Itu hanya sebuah gelar resmi yang digunakan hanya bila diperlukan saja, tetapi sebagian besar tidak memedulikannya.

BACA JUGA: Kisah Mengharukan Sultan Abdul Hamid 2 Didatangi Pedagang Karena Lupa Shalawat

Ketika itu, Islam memang memerintah namun banyak hal yang tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh khalifah-khalifah sebelumnya. Barulah pada tahun 1800-an, Sultan Abdul Hamid II memutuskan untuk menghidupkan kembali kepentingan dan kekuasaan kekhalifahan.

Ia bertekad untuk membalikkan kembali kondisi kekhalifahan pada zaman Utsmani. Abdul Hamid II menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui kebangkitan Islam di seluruh dunia.

Muslim dan kesatuan Islam, berpusat pada gagasan tentang kekhalifahan yang kuat. Selama 33 tahun pemerintahannya, Abdul Hamid berhasil memberikan kekhalifahan Ottoman periode akhir Islam yang menjadi fokus utama dari kerajaannya.

Sepanjang 1800-an, pemerintah Ottoman berusaha mati-matian untuk memperlambat penurunan kekhalifahan. Dimulai dengan Mahmud II dan seluruh pemerintahan Abdül Mecid dan Abdul Aziz, upaya mereformasi kekhalifahan berada di garis depan agenda pemerintahan.

Sultan Abdul Hamid II
Foto: YouTube

Ketika itu, Bandara Tanzimat berusaha untuk membangun kembali negara Utsmani bersama dengan kekuatan liberal dari Eropa. Islam (dan agama pada umumnya) diberi kursi paling belakang dalam kehidupan publik, ide-ide sekuler mulai memengaruhi hukum dan praktik pemerintah. Reformasi inilah yang terbukti menggerogoti kekhalifahan.

Abdul Hamid memutuskan untuk mengambil pendekatan yang berbeda secara radikal. Karena hilangnya wilayah Eropa yang terjadi sebelum dan dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya, kekhalifahan mayoritas penduduknya Muslim. Sepanjang sejarah Ottoman, orang Kristen telah menjadi bagian utama dari populasinya, bahkan pernah mencapai sekitar 80% dari keseluruhan.

Dengan sekitar ¾-nya Muslim, Abdul Hamid memutuskan untuk menekankan Islam sebagai faktor pemersatu dominan di kalangan rakyatnya. Kekaisaran Ottoman sendiri merupakan multi-budaya, di situ ada Turki, Arab, Albania, Bosnia, Kurdi, Armenia, dan banyak lainnya. Abdul Hamid berusaha untuk membuat Pan-Islamisme sebagai faktor pemersatu bagi umat Islam, baik di dalam dan di luar perbatasan kekhalifahan.

Untuk menunjukkan perannya sebagai pemimpin tertinggi umat Islam di seluruh dunia, Abdul Hamid menempatkan banyak penekanan pada tempat suci Makkah dan Madinah.

BACA JUGA: Saat Sultan Abdul Hamid 2 Didatangi Pedagang karena Lupa Bershalawat pada Nabi

Pada tahun 1800, program pembangunan dimulai di kota suci, dengan rumah sakit, barak, dan prasarana yang dibangun di Hijaz untuk membantu pelaksanaan ibadah haji. Kabah itu sendiri dan Masjid al-Haram yang mengelilinginya juga direnovasi dengan sistem drainase modern yang membantu mengurangi kebanjiran.

Loading...

Pada tahun 1900, Abdul Hamid memulai  pembangunan lintasan kereta api Hejaz. Ia memulainya di Istanbul dan melakukan perjalanan melalui Suriah, Palestina, dan gurun Arab, berakhir di Madinah. Tujuan dari lintasan jalan kereta api ini  untuk lebih mudah dalam menghubungkan tempat-tempat suci Islam.

Untuk menunjukkan penekanan pada perlindungan Makkah dan Madinah, Abdul Hamid memutuskan bahwa ukuran (lebar rel) dari Hejaz Railway harus sedikit lebih kecil daripada standar di Eropa. Alasannya adalah bahwa jika Istanbul jatuh ke imperialis Eropa, ia ingin memastikan Eropa tidak akan bisa menggunakan Hejaz Railway untuk menyerang Makkah dan Madinah.

Sepanjang sejarah Ottoman, begitu banyak hal yang dilakukan oleh kekhalifahan untuk membantu kaum Muslimin yang bahkan di luar wilayahnya. Sebut saja, di tahun 1500, angkatan laut Ottoman merupakan kekuatan kunci di Samudera Hindia, yang membantu Muslim setempat

Abdul Hamid juga kembali membangun tradisi mengirim delegasi ke kerajaan Muslim Afrika seperti Zanzibar, memberikan hadiah dan meminta mereka untuk mengakui khalifah sebagai pelindung mereka terhadap imperialisme Eropa. Delegasi serupa dikirim pada kaum Muslim yang hidup di perbatasan Rusia dan Cina.

 

Pada tahun 1901, Abdul Hamid mengirim salah seorang penasihatnya, Enver Pasha, bersama dengan banyak ulama Islam, ke China. Ketika mereka tiba di Shanghai, mereka disambut hangat oleh pihak berwenang China, dan terutama oleh Muslim Cin

Abdul Hamid
Foto: Google Image

a lokal, yang telah tinggal di China selama berabad-abad.

Abdul Hamid kemudian membantu mendirikan sebuah universitas Muslim di Beijing, yang disebut Peking (Beijing) Hamidiye University.

Pada akhir 1800-an, sebuah gerakan nasionalis yang kuat dibentuk kalangan Yahudi Eropa: Zionisme. Ideologi Zionis menyerukan sebuah negara Yahudi yang didirikan di tanah air kuno mereka, Palestina.

Meskipun orang Yahudi Eropa tersebar di seluruh Eropa, kekuatan finansial dan politik yang unik dari berbagai keluarga Yahudi mampu membuat Zionisme menjelma jadi kekuatan besar pada akhir 1800.

Theodor Herzl, pendiri gerakan Zionis, secara pribadi menghadap Abdul Hamid II untuk meminta izin khusus menetap di Palestina. Ia membawa uang 150 juta pound emas, yang bisa membantu Ottoman membayar utang besar mereka. Tujuan Herzl jelas ingin mendirikan sebuah negara Yahudi.

BACA JUGA: Detik-detik Wafatnya Sultan Abdul Hamid II

Abdul Hamid menyadari bahwa perannya sebagai khalifah mengharuskan dia untuk melindungi kesucian dan kedaulatan tanah Muslim, sehingga ia menanggapi Herzl dengan perkataan sebagai berikut:

“Bahkan jika Anda memberi saya emas sebanyak seluruh dunia, apalagi senilai 150 juta pound emas Inggris, saya sama sekali tidak akan menerima tawaran Anda. Saya telah melayani millah Islam [negara] dan ummat Muhammad selama lebih dari tiga puluh tahun, dan tidak pernah saya menghitamkan halaman kaum muslimin, ayah dan nenek moyang saya, para sultan Ottoman dan khalifah. Jadi saya tidak akan pernah menerima permintaan Anda!”

Abdul Hamid mencegah pembelian tanah di Palestina oleh organisasi Zionis, memastikan bahwa upaya Yahudi membangun pijakannya di Palestina adalah sia-sia.

Pada akhirnya, kaum Zionis diizinkan untuk membeli tanah dan menetap di Palestina setelah pemerintahan Abdul Hamid II, ketika gerakan Turki Muda bertanggung jawab atas Kekaisaran Ottoman.

Abdul Hamid
Foto: Hand Luggage Only

Abdul Hamid II adalah sultan terakhir Ottoman yang punya kekuasaan nyata. Dia digulingkan pada tahun 1909 oleh kelompok yang dikenal sebagai Turki Muda. Mereka adalah kaum sekuler liberal berpendidikan Barat yang dengan tegas tidak setuju dengan arah Islam yang diterapkan oleh Abdul Hamid dari 1876-1909.

Setelah penggulingan, saudaranya Mehmed Reshad terpilih sebagai sultan oleh Turki Muda, tapi ia tidak memiliki kekuatan yang efektif, dan kekaisaran dijalankan oleh oligarki tiga menteri dalam pemerintahan Turki Muda.

BACA JUGA: Kisah Sultan Hamid II, Kecintaannya pada Sholawat Mengalahkan Harta

Tiga orang menjabat sebagai khalifah setelah Abdul Hamid II: Mehmed V, VI Mehmed, dan Abdül Mecid II, tidak ada satupun yang memiliki kekuatan.

Pada tahun 1924, kekhalifahan dihapuskan oleh parlemen Turki baru dan Abdül Mecid dan seluruh keluarga Ottoman dipaksa ke pengasingan. Dengan demikian, Abdul Hamid II adalah yang terakhir dari para khalifah yang memiliki kekuasaan atas dunia Muslim.

Abdul Hamid II meninggal di Istanbul pada tahun 1918, dan dimakamkan dimakamkan bersama dengan Sultan Mahmud II dan Abdul Aziz dekat Pemakaman Sultanahmet. []

SUMBER: LOST ISLAMIC HISTORY

Tags: abdul hamidsultan Abdul Hamid
ShareSendShareTweet



loading...
loading...
Previous Post

Tata Cara Shalat Wanita yang Mengalami Keputihan

Next Post

3 Dalil tentang I’tikaf

Yudi

Yudi

Related Posts

Bung Karno

Bung Karno dan Makam Imam Bukhari

14 Mei 2022
Menghukumi Hadits. Imam Bukhari adalah ahlinya. Imam Bukhari Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, Hadist Bukhari Muslim, Imam Muslim

Imam Muslim, Murid Kesayangan Imam Bukhari

28 Maret 2022
Qutub al-Din Aibak pendiri masjid Qutub Minar

Qutub al-Din Aibak, Bekas Budak yang Menjadi Sultan India

19 Maret 2022
Haji Agus Salim

Haji Agus Salim dan Jenggotnya

17 Maret 2022
Please login to join discussion
Advertisements shopee ramadhan

Ramadhan

julukan untuk para sahabat

Bekal Ilmu sebelum Ramadhan

by Eva F Hasan
8:19 am
0

...

Foto: Aldi/Islampos

Shalat Tahajjud setelah Shalat Witir, Bolehkah?

by Saad Saefullah
10:15 am
0

...

percaya takdir, wali ALlah, tidak percaya Isra Miraj

Apa Perbedaan Shalat Qiyamul Lail dengan Shalat Tahajud?

by Yudi
1:30 pm
0

...

Bulan Haram

Siksa Kubur Dihentikan di Bulan Ramadhan, Benarkah?

by Eppi Permana Sari
9:53 am
0

...

Ilustrasi. Foto: Lovin Dubai

Persiapan untuk Ramadhan, Penting kah?

by Eneng Susanti
11:46 am
0

...

ADVERTISEMENT
Facebook Twitter Youtube Pinterest

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.