• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 17 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Imam Bukhari, Sang Pencetus Sistem Otentikasi Hadits

Oleh Saad Saefullah
4 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Menghukumi Hadits. Imam Bukhari adalah ahlinya. Imam Bukhari Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, Hadist Bukhari Muslim, Imam Muslim, Fatwa Harian Modern, Kitab Hadis Shahih, Imam Ahmad, Keutamaan Menghafal Hadits Nabi, Mutlaq Muqayyad, Hadits, Hadits tentang Keutamaan Shalawat kepada Nabi, Muhammadiyah

Foto: islam-today.ru

0
BAGIKAN

IMAM Bukhari, amat besar jasanya.

Dalam Islam, semua ilmu dan pengetahuan berpedoman kepada dua Sumber: Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad ﷺ.

Al-Quran adalah sumber utama hukum Islam yang Allah turunkan sebagai wahyu kepada nabi Muhammad ﷺ, sementara Hadits menjadi contoh yang ditetapkan Nabi kepada umatnya sebagai sumber hukum kedua. Salah satu yang terkenal dalam meriwayatkan hadist adalah Imam Bukhari.

Namun, mengingat bahwa Nabi Muhammad ﷺ hidup pada 1400 tahun yang lalu, bagaimana kita bisa yakin bahwa ucapan-ucapan dan perbuatannya yang sampai hingga saat ini nyata dan tidak berubah?

ArtikelTerkait

10 Pilih Mana Dulu?

10 Tips agar Rajin Puasa Sunnah Senin dan Kamis

Bahaya Terlalu Lama Main Media Sosial Setiap Hari, Berapa Waktu Ideal?

Mengapa Childfree Dilarang dalam Islam?

BACA JUGA: Imam Bukhari, Hadits dan Sang Ibunda

Untuk yang tidak terbiasa dengan ilmu hadits, beberapa hadits mungkin seperti tidak ada perbedaannya dan rentan dipalsukan.

Namun, berkat karya Imam Muhammad al-Bukhari atau lebih dikenal dengan sebutan Imam Bukhari di abad ke-9, ilmu hadits telah dilindungi dari masalah tersebut.

Imam Bukhari Imam Syafi'
Foto: Pinterest

Dengan menggunakan metode yang sistematis dan menyeluruh untuk setiap pepatah yang dikaitkan kepada Nabi ﷺ, karya Imam Bukhari ini mampu menjembatani keotentikan ucapan Nabi Muhammad yang kemudian dikenal dengan istilah hadits.

Imam Bukhari, bernama lengkap, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, lahir sekitar tahun 809 M di kota Bukhara, Uzbekistan.

Imam Bukhari berasal dari keluarga Persia, ayahnya meninggal saat ia masih bayi dan diasuh oleh ibunya. Meskipun miskin, al-Bukhari muda tetap mendedikasikan dirinya untuk mempelajari ilmu-ilmu Islam.

Imam Bukhari belajar bersama para ulama di kota kelahirannya, ia fokus belajar di bidang studi hadits serta fiqih.

Di usia mudanya, ia menunjukkan kemampuan unik dalam memahami masalah hukum yang kompleks. Bakatnya yang paling menentukan adalah mampu mengingat rantai hadits yang panjang, dan teks (matn) hadits yang kompleks.

Advertisements

Di akhir masa remajanya, setelah menyelesaikan studi di Bukhara, Imam Bukhari berangkat ke Mekkah untuk berhaji bersama ibu dan adiknya.

Imam Bukhari kemudian tinggal di Makkah dan Madinah selama beberapa tahun, di mana ia terus mengumpulkan hadits dari beberapa ulama hadits terkemuka di dunia. Imam Bukhari menghafal teks hadits (matn), rantai perawi (isnad), dan mengajar di sana.

Imam Bukhari
Foto: Google Image

Imam Bukhari lalu melakukan perjalanannya ke Mesir, Suriah, dan Irak guna melanjutkan studi ketika menjelang dewasa. Akhirnya Imam Bukhari menetap di Bashrah, tempat ia mengoleksi hadits-hadits yang terkumpul dalam karyanya yang monumental “Shahih al-Bukhari.”

Apa yang membuat kitab Shahih al-Bukhari itu unik, adalah mengenai kecermatan Imam Bukhari terhadap kumpulan bermacam-macam hadits. Dia memiliki aturan tersendiri yang jauh lebih ketat mengenai keotentikan hadits daripada ulama-ulama yang lain.

Untuk mempertimbangkan keotentikan hadits, Imam Bukhari harus mempelajari sejarah kehidupan semua perawi secara mendalam.

BACA JUGA: Ketika Imam Bukhari Hampir Difitnah

Imam Bukhari mempelajari di mana dan kapan perawi tersebut hidup.

Untuk memastikannya, jika seseorang meriwayatkan hadits dari orang lain, keduanya harus berada di tempat yang sama, pada waktu yang sama dan telah benar-benar bertemu serta membahas hadits. Serta untuk memastikan mereka dapat dipercaya atau tidaknya, atau merubah kata-kata dari sebuah hadits.

https://www.youtube.com/watch?v=55fJCZ65Na4

Imam Bukhari adalah ulama pertama yang membuat pendekatan secara sistematis dalam mengelompokkan hadits.

Setiap hadis yang dianalisis, dicap sebagai shahih (otentik), hasan (baik), mutawatir (berulang di banyak rantai), ahad (soliter), da’if (lemah), atau maudlu ‘(palsu). Selanjutnya, sistem ini juga digunakan sebagai standar untuk hadits-hadits dari kitab koleksi hadits lainya. []

SUMBER: LOST ISLAMIC HISTORY

SEKILAS PERJALANAN DAN STUDI HADIST IMAM BUKHARI

Sejarawan al-Dhahabi menggambarkan kehidupan akademis Imam Bukhari sebagai berikut:

Imam Bukhari mulai mempelajari hadis pada tahun 205 Hijriah. Imam Bukhari menghafal karya-karya ‘Abdullah ibn al-Mubaarak saat masih anak-anak. Dia dibesarkan oleh ibunya karena ayahnya meninggal ketika dia masih bayi.

Dia bepergian dengan ibu dan saudara laki-lakinya pada tahun 210. Imam Bukhari mulai menulis buku dan meriwayatkan hadits saat masih remaja. Imam Bukhari berkata, “Ketika saya berusia delapan belas tahun, saya mulai menulis tentang para sahabat dan pengikut dan pernyataan mereka. Ini terjadi pada masa ‘Ubaid Allah ibn Musa (salah satu gurunya). Saat itu saya juga menulis buku sejarah di makam Nabi pada malam hari saat bulan purnama.”

Imam Bukhari

Pada usia enam belas tahun, Imam Bukhari , bersama saudara laki-lakinya dan ibunya yang janda, menunaikan ibadah haji ke Mekah.

Dari sana Imam Bukhari melakukan serangkaian perjalanan dalam rangka meningkatkan pengetahuannya tentang hadits. Imam Bukhari pergi melalui semua pusat penting pembelajaran Islam pada masanya, berbicara dengan para ulama dan bertukar informasi tentang hadits.

Dikatakan bahwa Imam Bukhari menyerap hadist dari lebih dari 1.000 orang, dan mempelajari lebih dari 600.000 tradisi dan kebudayaan.

BACA JUGA: Imam Bukhari Shalat 2 Rakaat ketika Menulis Satu Hadits

Setelah berusia enam belas tahun absen, Imam Bukhari kembali ke Bukhara, dan di sana ia menyusun al-Jami’ as-Sahih, kumpulan 7.275 hadis yang teruji, disusun dalam bab-bab terperinci sehingga mampu memberikan dasar bagi sistem yurisprudensi yang lengkap, tanpa menggunakan hukum spekulatif.

Kitabnya sangat dihormati di kalangan Muslim Sunni, dan dianggap sebagai koleksi hadits yang paling otentik, bahkan mengungguli Muwatta Imam Malik dan Sahih Muslim dari murid Bukhari Muslim ibn al-Hajjaj. Sebagian besar ulama Sunni menganggapnya sebagai yang kedua setelah Al-Qur’an dalam hal keaslian.

Imam Bukhari juga menyusun kitab-kitab lain, termasuk al-Adab al-Mufrad, yang merupakan kumpulan hadits tentang etika dan sopan santun, serta dua buku yang berisi biografi perawi hadits. []

Tags: ahli hadistimam bukhariPencetus Sistem Otentikasi Hadits
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

2 Pendapat Ulama tentang Hukum Kurban dengan Hewan Hamil

Next Post

Mengapa Idul Adha Begitu Istimewa? Ini 5 Alasannya

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Ilmu, Ilahi Rabbi, sabar, manusia hebat, tingkatan sabar, Hal yang Harus Dihindari saat Hadapi Masalah, Kelelahan yang Disukai oleh Allah SWT, Cinta yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim, Cara Atasi Nafsu Syahwat, Niat, ujian hidup, Amalan yang Tak Terputus, Letak Kebahagiaan, Sabar, Cara Sehat ala Rasulullah, musibah, Orang Baik,Renungan Akhir Tahun, Obat Penyakit Hati, Cara Kendalikan Nafsu Syahwat, Sabar, pertanyaan dengan jawaban tidak terduga, Pertanyaan,, Pengetahuan Islami, pilih

10 Pilih Mana Dulu?

16 Juni 2025
buka puasa, qadha, lapar, puasa

10 Tips agar Rajin Puasa Sunnah Senin dan Kamis

16 Juni 2025
jariyah, media sosial, ghibah

Bahaya Terlalu Lama Main Media Sosial Setiap Hari, Berapa Waktu Ideal?

16 Juni 2025
Ibrahim bin Rasulullah, childfree

Mengapa Childfree Dilarang dalam Islam?

14 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Nasi Padang

Kenapa Nasi Padang Begitu Disukai oleh Siapa Saja dan di Mana Saja?

Oleh Haura Nurbani
17 Juni 2025
0

prabu siliwangi

Kisah Masuk Islamnya Prabu Siliwangi: Antara Legenda, Sejarah, dan Spiritualitas

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Pengeluaran, Ciri Orang Medit

Ciri-ciri Orang Medit

Oleh Dini Koswarini
17 Juni 2025
0

piramida, kaum

5 Kaum yang Memiliki Keahlian Membangun Bangunan Megah dalam Sejarah

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

rezeki, ashabul kahfi

Kisah Ashabul Kahfi: Pemuda-Pemuda Beriman yang Tertidur Selama Ratusan Tahun

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Terpopuler

Nama-nama Bayi yang Dilarang dalam Islam

Oleh Saad Saefullah
24 Mei 2022
0
Foto: .lanlinglaurel.com

Demikian juga kita mesti mengubah nama-nama yang buruk.

Lihat LebihDetails

10 Hal Yang Tidak Boleh Terlewat oleh Suami Istri sebelum Tidur setiap Malam

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0
Jima, Suami Istri

Bagi suami istri, momen sebelum tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat fisik, tapi juga saat yang penuh berkah untuk memperkuat...

Lihat LebihDetails

10 Tips agar Rajin Puasa Sunnah Senin dan Kamis

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
buka puasa, qadha, lapar, puasa

Tanamkan dalam hati bahwa puasa ini dilakukan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar ikut-ikutan atau demi manfaat kesehatan semata.

Lihat LebihDetails

Mengapa Jatuh di Kamar Mandi Itu Berbahaya untuk Keselamatan Jiwa?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
junub, kamar mandi, adzan, mandi junub

Kamar mandi umumnya sempit dan penuh dengan permukaan keras seperti keramik, wastafel, tepi bathtub, atau kloset.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.