• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 14 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Hidup Adalah Soal Bergesernya Ujian

Oleh Ari Cahya Pujianto
4 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
tanda dengki, Laa ilaa-ha illallaah, hidup

Foto: Pexels

0
BAGIKAN

Oleh: Aditya Budi
adityabudi82@gmail.com

ADA yang hidup dengan kemudahan, kecukupan, keberlimpahan dan seakan semuanya serba dimudahkan.

Namun tak sedikit pula yang merasa bahwa hidup ini begitu melelahkan, peluh keringat dan tetesan air mata selalu menyertainya.

Merasa semuanya seakan tidak sesuai dengan harapan, merasa doa-doanya tak kunjung dikabulkan. Merasa bahwa semuanya serba sulit, penuh rasa kecewa, sedih dan hampir-hampir putus asa.

ArtikelTerkait

Kenapa Sih Maen HP Pas Shalat Jumat?

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Air Mata Rasulullah ﷺ: Ketika Allah Memanggil Anak-anaknya

Kenapa Kita Harus Berusaha Sekuat Tenaga Mendapatkan Rezeki Halal di Zaman Ini

Manusia diciptakan dengan segala fitrah yang melekat padanya. Perasaan-perasaan itu semua akan selalu ada dan menggenap pada setiap jiwa. Segala kejadian dan peristiwa yang ada dalam hidupnya yang sedikit banyak akan menjadi faktor penentu apakah ia sedih atau bahagia, apakah ia kecewa, marah atau ikhlas dan penuh kemaafan. Apakah ia menerima atau sebaliknya menghujat Tuhannya, meski hanya dalam hati.

BACA JUGA: Ujian Tergantung Kadar Keimanan

Lantas apakah yang membedakan semua itu. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang mempersepsi tentang arti dan nilai dari hidup itu sendiri. Mengelola hati sebagai sumber utama respon manusia akan setiap peristiwa dalam hidupnya.

Al-Quran telah banyak mengingatkan kita semua bahwa kehidupan ini senyatanya adalah senda guru belaka, permainan dan negeri akhirat adalah yang sebenarnya (QS. Al-Ankabut : 64).

Anehnya kita semua sudah mengetahui bahwa ini semua hanya permainan namun banyak yang terlena karena dunia. “Permainan” bukan untuk diremehkan, justru Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita untuk menseriuskan dan membesarkan untuk semua perkara. Yaitu amal-amal yang selalu kita niatkan untuk merengkuh ridha-Nya.

Namun secara bersamaan anggaplah semua hanya permainan, yaitu untuk urusan-urusan dunia yang banyak mengecewakan dan membuat sedih hidup kita.

Ali bin Abi Thalib r.a pernah berucap bahwa, “Emas akan diuji dengan api apakah ia murni atau tidak”. Sedang dalam Risalah Al-Musytarsyidin, Abu Harits Al-Muhasibi (w. 243 H) mengetengahkan maksud dari ucapan tersebut dengan menukil perkataan Al-Fairuz Abadi, bahwa terkadang Allah memberikan kesenangan kepada hamba-Nya agar ia bersykur. Dan terkadang Allah juga menimpakan kesusahan kepada hamba-Nya apakah ia mampu bersabar. Jadi baik itu pemberian kesenangan dan kesusahan semuanya adalah ujian.

Para ulama menafsir bahwa ujian terhadap kesusahan sesungguhnya lebih mudah untuk dilewati (dengan bersabar) dari pada ujian dalam bentuk kesenangan. Sehingga Umar bin Khatab r.a. pernah berkata, “Ketika kami diuji dengan kesusahan kami bersabar. Namun ketika diuji dengan kesenangan kami tidak bisa bersabar.”

Advertisements

BACA JUGA: 3 Inti Utama Kehidupan

Bersabar yang terakhir yang dimaksud Umar r.a tentu saja adalah tidak mampunya untuk bersabar (bersyukur) dalam limpahan kenikmatan dunia.

Maka perkara hidup sejatinya adalah perkara bergesernya ujian. Sebagaimana kita melihat kisah Yusuf ‘alaihissaslam yang bergeser dari ujian satu ke ujian yang lainnya. Dari usia belia hingga ia memiliki jabatan dunia.

Dari kesedihan yang seakan tak berkesudahan hingga memperoleh kemewahan yang didambakan. Bahkan Nabi Yusuf ‘alaihissalam berkata ketika difitnah oleh peristiwa Zulakha, “Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf : 33). Lantas apa sikap Nabi Yusuf ‘alahissalam ? Ia bersabar dalam kesedihan dan ia bersyukur, salah satunya dengan memaafkan semua kedzaliman saudara-saudaranya atas dirinya kala itu.

Maka jika direnungkan kembali kita semua sejatinya beralih dari kondisi ujian satu ke yang lainnya tanpa terkecuali. Untuk yang masih lajang dan belum menikah barangkali ujiannya yang paling berat adalah godaan syahwat yang masih cenderung labil. Ia dijuji pula dengan kegelisahan perihal jodoh yang tak kunjung datang atau barangkali ikhtiar yang masih belum membuahkan hasil.

Ketika sudah menikah maka ia akan diuji dengan perkara yang berlainan pula. Perihal rumah tangga dan dambaan lahirnya seorang buah hati. Ketika sudah memiliki anak, lahir pula ujian yang berbeda tentang anak.

Ikhtiar yang tak mudah menjadikan anak yang shalih/ah. Pun begitu seterusnya bergeser dari ujian yang satu ke ujian yang lain. Dari usia baligh hingga lansia manusia akan terus senantiasa mendapatkan ujian, siapapun itu.

Dari semua hal itu muaranya adalah satu apakah ia mampu bersabar dan/atau bersyukur. Ia bersabar dengan kondisi kemiskinan, sakit, kehilangan, kesedihan dan lain hal serupa. Atau apakah ia bersyukur dengan segala keberlimpahan materi duniawi, kesehatan dan kemudahan segala urusan.

BACA JUGA:  Ujian dalam Ketaatan dan Kenikmatan

Ketika ia tak bersyukur (kufur nikmat) artinya ia dinilai tak sabar pula dengan ujian tersebut – ia terlena dengan semua itu. Sebaliknya ketika susah dan sedih ia yang tak bersabar artinya juga tak bersyukur bahwa sejatinya Allah sedang membersihkan dosanya, menaikan drajatnya atau barangkali banyak kebaikan yang Allah hendak berikan di balik semua kesusahan dan kesedihan itu.

Sehingga bisa dikata bahwa semua ujian pada hakikatnya harus disikapi dengan sabar sekaligus syukur. Tak perlu merasa iri dengan kondisi orang lain, yakinlah semua tetap pada ujiannya masing-masing.

Yang terpenting adalah bagaimana kita harus selalu berusaha berprasangka baik kepada-Nya dan senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya. Wallahu ’alam bishshawab. []

Tags: KehidupanKesedihanujian
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Penyamar Yahudi Menyusup dan Curi Dokumen Palestina

Next Post

Setiap Orang yang Sah Melakukan Shalat Fardhu, Sah Juga Melakukan Shalat Sunnah?

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

maen HP

Kenapa Sih Maen HP Pas Shalat Jumat?

13 Juni 2025
Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

12 Juni 2025
Rasulullah, Nabi Muhammad

Air Mata Rasulullah ﷺ: Ketika Allah Memanggil Anak-anaknya

11 Juni 2025
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga, Rezeki Halal

Kenapa Kita Harus Berusaha Sekuat Tenaga Mendapatkan Rezeki Halal di Zaman Ini

11 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Oleh Saad Saefullah
13 Juni 2025
0

Keutamaan Menikah, Hukum Mengumumkan Pernikahan, Resepsi Pernikahan yang Islami,, Nikah

Nikah di KUA, Asyik Juga!

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

Waktu Shalat, Manfaat Shalawat bagi Hati,, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Hukum Pura-pura Menangis dalam Shalat, Sholat, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Cara Ruqyah Diri Sendiri, Shalat Dhuha, Hal yang Dilarang ketika Shalat, Shalat Witir, Pura-pura Menangis ketika Shalat, Shalat Dhuha

Kenapa Tidak Boleh Lewat di Depan Orang yang Sedang Shalat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

maen HP

Kenapa Sih Maen HP Pas Shalat Jumat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

diabetes

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Rasulullah ﷺ menyebut bahwa shalat Shubuh dan Isya adalah shalat yang paling berat bagi orang munafik.

Lihat LebihDetails

Penyebab Asam Urat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0
Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB, Penyebab Asam Urat

Penyakit asam urat (gout) disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi, yang menimbulkan nyeri, bengkak, dan peradangan.

Lihat LebihDetails

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
diabetes

Menurut para ahli, pria dengan lingkar pinggang di atas 90 cm dan wanita di atas 80 cm memiliki risiko yang...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.