“DAN sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah: 155).
Qadar itu tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, kita tidak bisa memahami mengapa Qadha dan Qadar harus seperti itu.
BACA JUGA: Pekerjaanmu sarana Ibadah
Dengan demikian, kita tidak dalam posisi untuk mengajukan alternatif, namun kita dalam posisi beribadah dengan segala kepasrahan diri.
Ujian yang diberlakukan terhadap seorang hamba tergantung pada kadar keimanannya. Sabda Rasulullah, “Saya ditimpa penyakit panas sebagaimanna dua orang di antara kalian ditimpa penyakit panas” Dan, sabda beliau yang lain, “Orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang salih.”
Allah berfirman, “Maka bersabarlah kamu sebagaimana orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul,” (QS. Al-Ahqaf: 35).
“Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka dia akan diuji,” (Al-Hadits)
BACA JUGA: 2 Penyebab Ahli Ibadah Mendapat Azab
“Dan, sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu,” (QS. Muhammad: 31).
“Dan, sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,” (QS. Al.Ankabut: 3). [hr/islampos]
Sumber: Laa Tahzan/Penulis: DR. Aidh al-Qarni/Penebit: Qisthi Press)