• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 16 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Khabbab bin Arats, Pandai Besi yang Disiksa Kaum Quraisy karena Keislamannya

Oleh Yudi
5 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
tangan tak disentuh api neraka, akal, neraka

Ilustrasi Api. Foto: Pexels

0
BAGIKAN

TERDENGAR suara langkah dari serombongan orang Quraisy menuju rumah Khabbab, dengan maksud hendak mengambil pedang-pedang pesanan mereka. Khabbab bin Arats ialah seorang pandai besi yang ahli membuat alat-alat senjata terutama pedang, yang dijualnya kepada penduduk Mekah dan dikirimnya ke pasar-pasar.

Saat itu tak seperti biasanya, Khabbab yang hampir tidak pernah meninggalkan rumah dan pekerjaannya, tak juga dijumpai oleh rombongan Quraisy tadi di rumahnya. Mereka pun duduklah menunggu kedatangannya.

Beberapa lama antaranya, datanglah Khabbab dengan wajahnya yang terlihat bercahaya dan pada kedua matanya tergenang air mata sukacita. Maka diucapkannya salam kepada teman-temannya itu lalu duduk di dekat mereka.

BACA JUGA: Manfaat Membaca Sirah Nabi

ArtikelTerkait

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

Lalu mereka menanyakan kepada Khabbab, “Sudah selesaikah pedang-pedang kami itu, hai Khabbab?”

Sementara mata Khabbab tampak sinar kegembiraan, lalu katanya, “Sungguh, keadaannya amat menakjubkan!”

Orang-orang itu kembali bertanya kepadanya, “Hai Khabbab, keadaan mana yang kamu maksudkan? Yang kami tanyakan kepadamu adalah soal pedang kami, apakah sudah selesai kamu buat?”

Khabbab bertanya lain pada mereka, “Apakah tuan-tuan sudah melihatnya? Dan apakah tuan-tuan sudah pernah mendengar ucapannya?” Mereka saling pandang dengan rasa keheranan. Salah seorang di antara mereka bertanya, kali ini dengan suatu muslihat, katanya: “Dan apakah kamu sudah melihatnya, hai Khabbab?” Khabbab menganggap remeh siasat lawan itu, maka ia berbalik bertanya: “Siapa maksudmu … ?”

“Yang saya tuju ialah orang yang kamu katakan itu!” Ujar satu diantara mereka dengan marah. Maka Khabbab mengakui keislamannya di hadapan mereka, karena ia telah meyakini kebenaran itu, dan telah mengambil putusan untuk menyatakannya secara terus terang. Dan dengan kekaguman terhadap suatu hal yang baru ia yakini maka disampaikanlah jawabannya, dengan ucapnya, “Benar, saya telah melihat dan mendengarnya! Saya saksikan kebenaran terpancar daripadanya, dan cahaya bersinar-sinar dari tutur katanya!”

Sekarang orang-orang Quraisy itu sudah mengerti maksud dari ucapannya, namun ia tetap bertanya, “Siapa dia orang yang kau katakan itu, hai budak Ummi Anmar?”

Dengan ketenangan yang hanya dimiliki oleh orang suci, Khabbab menyahut: “Siapa lagi, hai Arab sahabatku, siapa lagi di antara kaum Anda yang daripadanya terpancar kebenaran, dan dari tutur katanya bersinar-sinar cahaya selain ia seorang?”

Seorang lainnya yang bangkit terkejut mendengar itu berseru pula: “Rupanya yang kamu maksudkan ialah Muhammad.”

Advertisements

BACA JUGA: Amr bin Ash; Sahabat Rasul Penggagas Social Distancing

Dengan rasa kebanggaan ia seraya berkata, “Memang, ia adalah utusan Allah kepada kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan menuju terang benderang . . . “ Dan setelah itu Khabbab tidak ingat lagi apa yang diucapkannya, begitu pun apa yang diucapkan orang kepadanya. Ia hanya ingat bahwa setelah beberapa saat sadarkan diri, tamu-tamunya sudah tak ada. sementara tubuhnya bengkak-bengkak dan tulang-ulangnya terasa sakit, dan darahnya yang mengalir melumuri pakaian dan tubuhnya.

Dengan renungannya yang dalam ia hendak menembus jarak jauh yang tidak terjangkau. Tentang segala nikmat atas keislamannya itu. Dan setelah itu ia kembali masuk rumahnya untuk membalut luka pada tubuhnya dan mempersiapkan dirinya untuk menerima kenikmatan baru. Mulai saat itu Khabbab pun mendapatkan kedudukan yang tinggi di antara orang-orang yang tersiksa dan teraniaya. []

Sumber: Karakterisik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah/Penulis: Khalid Muhammad Khalid/Penerbit: Diponegoro/2006

Tags: khabbab bin aratssahabatsirah
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Bagaimana Dalil terkait Lafaz Takbir Idul Fitri dan Idul Adha

Next Post

Suami Ketahuan Poligami Usai Meninggal Dunia karena Corona, 2 Istrinya Bertengkar Sengit di RS

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Nabi, Utsman bin Affan, Unta, Abdullah bin Ubay, Abu Jahal

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

10 Juni 2025
Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Nabi Zakaria, Ibnu Abbas

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Yahudi, Iran

Menyerang Iran: Analisis Sejarah, Karakter, dan Daya Tempur

Oleh Saad Saefullah
16 Juni 2025
0

Kencing Batu, Poligami

Apa Ciri-ciri Suami yang Ingin Poligami tapi Tidak Mampu namun Selalu Ngomong ke Sana ke Mari?

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman, Tanda Kiamat

Tanda-tanda Kiamat yang Disebutkan oleh Rasulullah namun Belum Terjadi

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Damaskus, Hajjaj bin Yusuf

Kejahatan-kejahatan Hajjaj bin Yusuf

Oleh Dini Koswarini
15 Juni 2025
0

ngupil, hidung

Dampak Buruk Ngupil bagi Kesehatan dan Tips Aman Bersihkan Hidung

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

10 Hal yang Sebaiknya Kamu Lakukan di Pagi Hari

Oleh Haura Nurbani
12 Juni 2025
0
Sunnah, Marah, Pagi Hari

Dalam Islam dan kehidupan sehari-hari, kerja cerdas dan kerja keras memiliki keutamaan masing-masing, namun keduanya saling melengkapi. Berikut penjelasannya:

Lihat LebihDetails

Besarnya Pahala Istri yang Selalu Siap Melayani Suami di Ranjang

Oleh Yudi
14 Juni 2025
0
sleep paralysis, jima, suami, istri

Kesiapan istri untuk memenuhi kebutuhan suami secara lahir dan batin adalah salah satu pilar utama keharmonisan rumah tangga.

Lihat LebihDetails

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0
hati, jin, api, murtad, pekerjaan

Bekerja di bank konvensional atau lembaga keuangan yang berbasis bunga (riba) juga termasuk dalam pekerjaan yang haram menurut banyak ulama.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.