• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 13 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Takwa, Gaya Hidup Muslim Sejati

Oleh Sodikin
5 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Aboutislam

Ilustrasi. Foto: Aboutislam

0
BAGIKAN

Oleh: Herini Ridianah, S.Pd
Pemerhati sosial dan pendidikan
heriniridianah@gmail.com

“NO Gadget, No Life!” Ungkapan tersebut cukup menggambarkan zaman saat ini. Betapa gadget atau gawai telah menjadi pencuri waktu semua usia. Generasi tua maupun muda menghabiskan banyak waktunya dengan bersocial media. Kebergantungan terhadap gawai begitu tinggi. Ibaratnya, hidup nggak akan seru tanpa kuota internet yang menggebu. Menjalani hari tanpa internet ibarat makan sayur tanpa garam. Hambar!

Karenanya, gaya hidup mayoritas muslim pun telah ikut terseret arus perkembangan era digital. Banjir informasi pun tak terbendung memenuhi ruang-ruang social media, seperti facebook, instagram, twitter, dsb. Informasi benar dan salah berebut tempat hingga membuat banyak orang terjebak informasi bohong (hoaks) tanpa tabayun. Bagi muslim yang imannya lemah, mereka terbawa arus gaya hidup barat yang hedonis, serba permissif (serba boleh) hingga menggerus nilai-nilai ketakwaan.

Menurut KBBI, gaya hidup diartikan cara mengekspresikan diri melalui aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri. Dengan kata lain, gaya hidup adalah cara seseorang memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya berdasarkan pemikiran yang ia anggap benar. Sungguh miris! Di tengah modernisasi zaman, justru gaya hidup muslim sudah makin tak terbedakan dengan gaya hidup non muslim. Gaya bicara, cara makan dan jenis makanannya, cara berpakaian, cara menghabiskan waktu, usaha, hobi tak lagi mencerminkan gaya hidup muslim sejati.

ArtikelTerkait

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

BACA JUGA: Rumah yang Menjadi Sumber Adab bagi Kaum Muslimin

Banyak muslim yang melakukan aktivitas kesehariannya tanpa menghiraukan adab dalam islam. Sebagai contoh: ketika mereka berbicara secara lisan dan tulisan banyak yang secara sadar menyalahi adab berbicara islami. Saat ini akan sangat mudah ditemui bullying (perundungan) secara verbal di berbagai tempat, mulai dari lingkungan rumah, sekolah, tempat kerja hingga media online. Dikenal juga dengan sebutan budaya shaming, yaitu kebiasaan memberikan komentar negatif dengan maksud merendahkan lawan bicara. Hal tersebut saat ini dianggap lumrah terjadi di kehidupan sehari-hari dengan dibalut candaan. Alih-alih minta maaf, yang terjadi justru korban bullying yang merasa sakit hati malah disalahkan dan dianggap baper (terbawa perasaan). Padahal, kebiasaan tersebut sangat dibenci islam. Bahkan islam memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga lisan kita agar tidak menyakiti orang lain. Saat seorang muslim berbicara maka harus bernafaskan takwa dalam lisannya. Sebagaimana hadits Rasul SAW yaitu: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau diam!” (HR.Bukhari)

Begitupun saat mereka makan. Saat sudah tersedia makanan di hadapan, hal pertama yang dilakukan langsung ambil handphone, ambil foto, posting status. Kalau perlu bahkan menyengajakan diri sesering mungkin wisata kuliner mencari tempat makan yang instagramable agar viral statusnya dan jika beruntung akan mendulang rupiah. Ketika mengadakan jamuan makan di pesta pernikahan seolah merasa lebih mulia dengan standing party atau makan sambil berdiri. Aturan makan halal-thoyyib pun tak lagi diperhatikan. Padahal islam mengajarkan untuk makan sambil duduk, diawali bismillah, makan sekadarnya, dan diakhiri alhamdulillah.

Ada juga yang mengadakan tantangan atau challenge hingga makan berlebihan. Padahal Rasul SAW. mengingatkan “Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah)

Cara generasi muslim menghabiskan waktu pun telah tergerus gaya hidup yang lalai. Mereka sanggup berlama-lama menatap gawai, tapi enggan membaca Al-Qur’an. Mereka terbiasa menonton film drama korea, india, hingga sinetron yang mengumbar aurat dan memuat nilai-nilai yang bertentangan dengan islam. Namun, bermimpi melahirkan generasi penghafal Al-Qur’an. Sungguh jauh api dari panggang!.

Lebih parah lagi, saat arus pornografi telah merebak di dunia nyata dan maya seperti sekarang. Banyak terjadi penyimpangan naluri mencintai. Virus Seks bebas, LGBT telah meruntuhkan sendi-sendi ketakwaan kaum muslim. Sungguh sangat memprihatinkan!. Bagai fenomena gunung es, kasus-kasus kejahatan seksual, perilaku homoseksual (liwath) bahkan telah menjadi gaya hidup (lifestyle) generasi muslim di kota-kota besar hingga ke pelosok desa, dari usia muda hingga tua. Astaghfirullah! padahal hal tersebut jelas perbuatan yang dilaknat Allah SWT dan RasulNya.

Pun dengan cara seorang muslim zaman now memiliki sesuatu, mulai dari materi, barang hingga pekerjaan makin banyak yang tak menghiraukan tuntunan halal haram dalam islam. Banyak muslim yang mementingkan gaya hidup mewah meski harus bergelimang dosa riba yang berat. Misalnya rumah kredit, kendaraan kredit, kebutuhan sehari-hari pun kredit dengan berhutang ke bank ribawi. Sampai-sampai ada istilah : “Hari gini, kalau nggak berutang, sampai kapanpun nggak akan punya rumah dan segalanya!”. Maka, sangat sulit menemukan seorang muslim saat ini yang tak terjebak hutang ribawi. Bahkan negeri kita yang mayoritas muslim pun telah terbiasa membangun negerinya dengan bersendikan hutang ribawi kepada renternir dunia. Astaghfirullah!

BACA JUGA: Pentingnya Mengajarkan Adab kepada Anak

Advertisements

Sungguh, gaya hidup muslim zaman now mayoritas telah jauh dari gaya hidup muslim sejati sebagaimana yang dicontohkan orang-orang bertakwa terdahulu. Salahsatu penyebabnya adalah wabah penyakit wahn yang ditawarkan sistem sekuler saat ini. Wahn adalah penyakit cinta dunia dan takut mati. Sebagaimana sabda Rasul SAW: “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahn.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahn itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)

Maka, menjadi PR bersama bagi kita untuk kembali pada gaya hidup muslim sejati yang berlandaskan ketakwaan. Sebagai contoh, sudah saatnya kita kembali pada pola hidup sehat Rasululullah dengan mengonsumsi makanan yang halal dan thoyyib. Semua dilakukan bukan karena memenuhi gaya hidup tapi semata karena tanggung jawab atau manifestasi ketakwaan kita kepada Allah SWT. Saat pagi hari mengkonsumsi madu dan kurma misalnya, ucapkan “Ya Allah, aku niatkan makan makanan ini karenaMu, maka berkahilah makanan ini agar menyehatkan bagi tubuhku. Aamiin”. Jika itu dilakukan maka selain tubuh yang sehat, maka insyaAllah juga berbuah pahala.

Begitupun saat kita menjadikan gaya hidup kita cerminan ketakwaan kita pada Allah SWT, maka kebiasaan kita berpakaian, cara kita melakukan rutinitas aktivitas sehari-hari, apa yang kita dengar, apa yang kita tonton, apa yang kita ucapkan, semuanya kan bernilai pahala di hadapanNya. Tentu saja akan menjadi amal kebaikan sebagai bekal ke surgaNya. Semoga kita sanggup menghiasi diri kita dengan gaya hidup islam. InsyaAllah! []

OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Tags: gaya hidupMusibahpenghafal alqurantakwa
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Viral Video Pelecehan Siswi SMA Digerayangi Teman-temannya, Pelaku: Kita cuma Bercanda

Next Post

Lawan Virus Corona, PM Italia ‘Karantina’ Satu Negara

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Ashabul Kahfi, gua, Ashabul Kahfi

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

23 Mei 2025
wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Oleh Saad Saefullah
13 Juni 2025
0

Keutamaan Menikah, Hukum Mengumumkan Pernikahan, Resepsi Pernikahan yang Islami,, Nikah

Nikah di KUA, Asyik Juga!

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

Waktu Shalat, Manfaat Shalawat bagi Hati,, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Hukum Pura-pura Menangis dalam Shalat, Sholat, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Cara Ruqyah Diri Sendiri, Shalat Dhuha, Hal yang Dilarang ketika Shalat, Shalat Witir, Pura-pura Menangis ketika Shalat, Shalat Dhuha

Kenapa Tidak Boleh Lewat di Depan Orang yang Sedang Shalat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

maen HP

Kenapa Sih Maen HP Pas Shalat Jumat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

diabetes

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Rasulullah ﷺ menyebut bahwa shalat Shubuh dan Isya adalah shalat yang paling berat bagi orang munafik.

Lihat LebihDetails

Penyebab Asam Urat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0
Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB, Penyebab Asam Urat

Penyakit asam urat (gout) disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi, yang menimbulkan nyeri, bengkak, dan peradangan.

Lihat LebihDetails

Hilangnya Keberkahan Waktu

Oleh Ari Cahya Pujianto
30 Mei 2019
0
Foto: Aldi/Islampos

Oleh: Taufik Aulia Saat dulu masih kecil dan belum punya gadget, jeda waktu dari maghrib sampai isya terasa sangat cukup...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.