FIREWORKS. Cinta. Di matamu.
Saat kau duduk tenang dalam diam,
Kupandang wajahmu yang teduh dan dalam.
Ada cahaya lembut yang tak bisa padam,
Seperti bintang dalam malam kelam.
Matamu, dua lentera yang tak pernah padam,
Menyala di hatiku, menghangatkan salam.
Setiap kutatap, jantungku berdentam,
Ada kembang api yang pelan-pelan menyiram.
Bukan sekadar rupa yang membuatku terpana,
Tapi cinta yang tumbuh tanpa pernah fana.
“Ketika hati mencintai karena Allah semata,
Ia akan abadi, tak mudah binasa.” (– Buya Hamka)
BACA JUGA: 2 Tahap Cinta Kita (Puisi Suami Istri)
Cintaku padamu bukan karena waktu,
Bukan karena usia yang bertambah satu-satu.
Tapi karena setiap lirikanmu itu,
Seolah syair yang dibaca waktu rindu.
Wahai istriku, titipan Sang Rahman,
Kau cahaya yang hadir dalam kegelapan.
Setiap sorot matamu jadi pedoman,
Menguatkanku kala dunia merintihkan beban.
Kau bukan sekadar teman rebah,
Tapi imamku dalam cinta yang tak pernah lelah.
Bersamamu, rumah jadi berkah,
Seperti doa yang mengalir tanpa lelah.
Matamu adalah madrasah kasih,
Mengajarkanku sabar, ikhlas, dan bersih.
Seperti kata Ibnu Qayyim yang berselisih:
“Tak ada cinta yang lebih tinggi dari cinta yang shalih.”
Dan saat kutatap bola matamu dalam senja,
Langit pun terasa turut bercerita.
Ada letupan cinta yang tak biasa,
Kembang api yang lahir dari cinta yang nyata.
Aku tahu, waktu akan terus berjalan,
Rambut kita memutih, usia tertinggal di belakang.
Tapi selagi kau di sisiku, satu jalan,
Matamu akan selalu jadi pelabuhan tenang.
BACA JUGA: Puisi Cinta Suami pada Istrinya: Yang Tak Pernah Kusuarakan
Karena setiap detik bersamamu adalah anugerah,
Setiap kata darimu adalah ibrah.
Cintaku tak pudar walau dunia berubah,
Karena di matamu, cinta selalu menyala megah.
Kembang api itu, tak hanya indah,
Tapi juga cahaya yang buat jiwa pasrah.
Pada Allah, aku bersyukur dengan penuh berkah,
Atasmu, istriku — karunia yang tak pernah lelah.
Kutipan Penutup:
“Cinta sejati adalah cinta yang dibangun atas dasar taqwa. Ia tumbuh karena Allah, bertahan karena sabar, dan bersemi dalam ridha-Nya.” – (Imam Ibnu Rajab) []