SITUASI seperti ini memang sangat sensitif dan bisa menyakiti hati seorang istri. Suami yang masih suka menelepon mantan bisa menimbulkan rasa tidak aman, cemburu, dan keretakan kepercayaan. Berikut sikap yang bisa diambil seorang istri secara dewasa dan bijaksana:
1. Tenangkan Hati, Jangan Reaktif
Sebelum menegur atau berbicara, pastikan emosi sudah tenang. Jangan langsung marah atau menyudutkan, karena itu bisa membuat pembicaraan jadi defensif dan tidak produktif.
2. Cari Waktu Bicara yang Tepat
Pilih waktu dan suasana yang tenang untuk menyampaikan perasaan. Katakan dengan jujur tapi lembut:
“Aku merasa nggak nyaman dan sedih waktu tahu kamu masih sering telepon mantan. Bisa kita bicarakan ini baik-baik?”
BACA JUGA: Suami Jika Mau Poligami, Coba Pikir Dulu di Pikiran dan Hati
3. Tanyakan Niat dan Tujuannya
Beri kesempatan pada suami untuk menjelaskan. Apakah ada urusan penting? Atau hanya komunikasi biasa? Dari situ bisa dinilai apakah niatnya benar atau justru membuka celah pada hal yang tidak perlu.
4. Tegaskan Batasan dalam Pernikahan
Dalam Islam dan juga norma pernikahan yang sehat, menjaga jarak dari lawan jenis—terlebih mantan—adalah bentuk menjaga kehormatan dan perasaan pasangan. Katakan dengan tegas namun penuh kasih:
“Aku ingin kita saling menjaga. Termasuk menjaga komunikasi dengan lawan jenis yang bisa menimbulkan fitnah atau rasa curiga.”
5. Bangun Kembali Kepercayaan
Jika suami menyadari dan bersedia berubah, berikan ruang untuk memperbaiki. Jangan terus-menerus mengungkit. Tapi jika dia tidak mau berubah dan tetap menghubungi mantan dengan alasan yang tak jelas, kamu berhak mempertanyakan komitmennya dalam pernikahan.
6. Libatkan Doa dan Minta Pertolongan Allah
Masalah rumah tangga seringkali lebih tenang jika didekati dengan kesabaran dan doa. Curhatlah pada Allah sebelum curhat ke manusia. Minta agar suami dijaga hatinya dan diberi petunjuk.
BACA JUGA: 5 Ciri Istri yang Selalu Merasa Tidak Cukup dengan Nafkah Suami
Penutup
“Pernikahan dibangun atas kepercayaan, bukan pada masa lalu. Jika masa lalu terus dibuka pintunya, maka luka bisa datang tanpa diundang.”
Jika masalah berlarut, kamu bisa minta nasihat dari ustadzah, konselor pernikahan, atau keluarga terpercaya. Jangan memendam sendiri terlalu lama. []