• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 17 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Cara Menjaga Lisan di Era Media Sosial agar Tak Tergelincir ke Dalam Neraka

Oleh Yudi
1 bulan lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
jariyah, media sosial, ghibah

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

DI zaman sekarang, kita hidup dalam era di mana informasi menyebar dalam hitungan detik, dan opini dapat menjelma menjadi viral hanya dengan satu sentuhan jari. Media sosial telah menjadi ruang terbuka tempat siapa pun bisa berbicara, mengomentari, bahkan menghakimi. Di tengah derasnya arus komunikasi ini, satu pertanyaan penting muncul: apakah kita masih menjaga lisan kita sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW?

Lisan yang Terhubung ke Jari

Dulu, lisan berarti apa yang keluar dari mulut. Kini, “lisan” juga berarti apa yang kita ketik, unggah, dan bagikan. Status, komentar, unggahan story—semua menjadi representasi dari isi hati dan pikiran kita. Maka tak heran jika para ulama masa kini menyebut bahwa jari-jari di media sosial adalah lisan baru zaman ini.

BACA JUGA: 10 Penyakit Lisan Ini Bisa Menjerumuskanmu ke Dalam Kebinasaan

Padahal Rasulullah SAW telah mewanti-wanti umatnya sejak 14 abad silam tentang pentingnya menjaga lisan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

ArtikelTerkait

Daun Pohon Tetangga Sering Berserakan di Rumah, Bagaimana Sikap Kita?

Hikmah Penciptaan Nabi Adam (‘alaihis salam)

Kesabaran Nabi Ayyub

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Nasihat ini tampak sederhana, namun sangat dalam maknanya. Rasulullah SAW menegaskan bahwa berkata yang baik adalah bagian dari keimanan. Jika tidak bisa, diam adalah pilihan yang lebih selamat.

Media Sosial dan Ujian Lisan

Di media sosial, ujian lisan berubah rupa: menjadi komentar pedas, cuitan penuh amarah, atau unggahan yang menebar fitnah. Betapa mudahnya seseorang menekan tombol “kirim”, namun dampaknya bisa menghancurkan reputasi orang lain, menyulut kebencian, bahkan memecah belah umat.

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seseorang bisa mengucapkan satu kata yang ia anggap remeh, namun karena satu kata itu ia tergelincir ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.”
(HR. Bukhari)

Bayangkan, satu kalimat saja bisa menyeret seseorang ke dalam kebinasaan. Apalagi di media sosial, ketika seseorang menulis tanpa berpikir panjang, hanya demi sensasi atau popularitas.

Fitnah, Ghibah, dan Ujaran Kebencian

Media sosial juga menjadi ladang subur bagi dosa lisan seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), hingga fitnah dan hoaks. Padahal, Islam sangat keras terhadap ghibah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.”
(QS. Al-Hujurat: 12)

Advertisements

Visualisasi ini begitu kuat. Allah menggambarkan ghibah seperti memakan bangkai saudara sendiri. Ironisnya, kini kita melihat hal itu terjadi setiap hari di kolom komentar, dalam konten “gosip selebriti”, hingga “drama netizen”.

Menjaga Lisan = Menyelamatkan Diri

Menjaga lisan bukan hanya tentang menghindari dosa, tapi juga menyelamatkan diri di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh Mu’adz bin Jabal tentang amalan yang paling utama, hingga di akhir percakapan beliau bersabda:

“Tidakkah manusia diseret ke dalam neraka di atas wajah mereka (atau beliau bersabda: di atas hidung mereka), melainkan karena hasil dari lisan mereka?”
(HR. Tirmidzi, shahih)

Hadis ini mengingatkan bahwa kebanyakan dosa besar berasal dari lisan. Kata-kata yang tak terkendali bisa membawa penyesalan mendalam.

Menjadi Bijak dalam Bermedia Sosial

Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap?

1. Berpikir sebelum Menulis

Terapkan prinsip think before you post. Tanyakan pada diri: “Apakah ini bermanfaat?”, “Apakah ini menyakitkan bagi orang lain?”, “Apakah ini benar?”

2. Utamakan Kebaikan dan Ilmu

Gunakan media sosial untuk menyebar kebaikan, ilmu, dan inspirasi. Jadilah bagian dari penyebar rahmat, bukan kebencian.

3. Hindari Debat Tak Bermanfaat

Seringkali, debat di dunia maya hanya menambah permusuhan. Dalam hadis, Rasulullah bersabda:

“Aku menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia berada di pihak yang benar.”
(HR. Abu Dawud, hasan)

4. Jaga Etika Digital

Gunakan bahasa yang santun, hindari sarkasme, dan tetap rendah hati meski berseberangan pendapat. Islam tidak mengajarkan kita menjadi kasar, walau sedang membela kebenaran.

BACA JUGA: 3 Wasiat Rasulullah: Lakukan Shalat, Jagalah Lisan, dan Jangan Iri pada Orang Lain

Kembali ke Ajaran Nabi

Era digital tidak mengubah ajaran Nabi. Justru, ajaran Nabi SAW menjadi semakin relevan. Menjaga lisan adalah bagian dari iman, dan iman harus tercermin dalam segala aspek kehidupan—termasuk cara kita bermedia sosial.

Mari kita jadikan hadis-hadis Rasulullah SAW sebagai pedoman dalam setiap kata, komentar, dan unggahan. Karena pada akhirnya, semua akan dimintai pertanggungjawaban. Sebagaimana firman Allah:

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
(QS. Qaf: 18)

Tags: lisanmedia sosial
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hukum Shalat tapi Belum Hafal Bacaannya

Next Post

Besarnya Pahala Puasa Sunnah: Kecil di Dunia, Besar di Akhirat

Yudi

Yudi

Terkait Posts

pohon , tetangga

Daun Pohon Tetangga Sering Berserakan di Rumah, Bagaimana Sikap Kita?

17 Mei 2025
Nabi Musa, Umar bin Khattab, Ujian, Nabi Yusuf, Nabi Ibrahim, Fakta Nabi Isa, Nabi, Nabi Adam

Hikmah Penciptaan Nabi Adam (‘alaihis salam)

16 Mei 2025
Nabi Ayyub

Kesabaran Nabi Ayyub

16 Mei 2025
Kebiasaan yang Akan Menyebabkan Miskin Selamanya, Bahaya Stroke, Bahaya Akibat Sering Terkena Angin Malam, Miskin

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

15 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Kanker Prostat, Bau Badan, Ciri-ciri Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Kentut

Ciri-ciri (Maaf) Kentut yang Tidak Sehat

Oleh Dini Koswarini
17 Mei 2025
0

pohon , tetangga

Daun Pohon Tetangga Sering Berserakan di Rumah, Bagaimana Sikap Kita?

Oleh Yudi
17 Mei 2025
0

uang, istri, suami

Suami Diam-Diam Memberi Uang ke Adiknya: Bagaimana Sikap Istri yang Bijak?

Oleh Yudi
17 Mei 2025
0

Hukum Bersedekah Biaya Umrah atas Nama Orang yang Sudah Meninggal, Haji Furoda

Apa Itu Haji Furoda?

Oleh Dini Koswarini
17 Mei 2025
0

Makanan

Makanan-makanan yang Tidak Boleh Dimakan Mentah-mentah

Oleh Dini Koswarini
17 Mei 2025
0

Terpopuler

6 Penyebab Paru-Paru Basah yang Jarang Diketahui

Oleh Yudi
18 Desember 2024
0
aparu-paru, tbc

Infeksi bakteri adalah penyebab paling umum dari paru-paru basah, terutama Streptococcus pneumoniae.

Lihat LebihDetails

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

Oleh Dini Koswarini
16 Mei 2025
0
Utang Piutang, Pekerjaan yang Dilaknat dalam Islam, Adab Utang Piutang dalam Islam, Keutamaan Memberi Utang, Kesalahan saat Bersedekah

Apa ciri orang yang tidak pernah mau bersedekah? 

Lihat LebihDetails

Apa Itu Haji Furoda?

Oleh Dini Koswarini
17 Mei 2025
0
Hukum Bersedekah Biaya Umrah atas Nama Orang yang Sudah Meninggal, Haji Furoda

Haji Furoda adalah salah satu jenis pelaksanaan ibadah haji yang menggunakan visa undangan (mujamalah) langsung dari Pemerintah Arab Saudi.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Mengapa Aku Tidak Mau Shalat Dhuha?

Oleh Haura Nurbani
16 Mei 2025
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Shalat Dhuha

Aku bertanya pada diriku sendiri di pagi hari itu: "Kenapa aku tidak mau shalat dhuha hari ini?"

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.