• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 16 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Sekularisme dalam Pondok Pesantren

Oleh Dini Koswarini
3 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pixabay

Foto: Pixabay

0
BAGIKAN

PESATNYA pertumbuhan pondok pesantren di Indonesia tentunya akan membawa dampak baik dalam kemajuan peradaban Islam di Indonesia, akan tetapi pertumbuhan ini juga diiringi dengan masuknya ideologi sekularisme dalam pondok pesantren yang mencoba memisahkan hubungan antara ilmu akal dengan agama.

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islami yang sedang populer saat ini, bahkan menurut data dari kementrian agama ada 26.975 pondok pesantren di Indonesia. Sistem pada pondok pesantren saat ini begitu bervariasi. tidak bisa dipungkiri jika banyak hal dari sistem tersebut yang membawa dampak baik.

Tetapi dalam praktiknya seringkali pesantren memisahkan antara ilmu akal dengan agama, hal ini menunjukan ideologi sekularisme dalam pondok pesantren yang mana tentu itu tidak sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.

Banyak dari pesantren tersebut yang hanya berfokus kepada ilmu agama dan meninggalkan ilmu dunia begitu saja. Padahal pemisahan ilmu dunia hanya untuk dunia dan ilmu agama untuk akhirat tentu saja pemikiran yang salah.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

BACA JUGA: 5 Pesantren besar Indonesia

Ilmu dunia jika diniatkan untuk Allah dengan memajukan ilmu teknologi agar peradaban manusia terus berkembang dan membaik tentu bisa dikategorikan sebagai ilmu akhirat. Dan ilmu agama jika diniatkan untuk tujuan duniawi semata tentu itu bisa dikategorikan sebagai ilmu dunia.

hijrah, Niat, Impian, Sekularisme dalam Pondok Pesantren
Foto: Freepik

Salah satu jejak peninggalan terkenal peradaban Islam adalah bahwa ilmu dan agama memiliki hubungan erat. Keduanya saling berkaitan, tidak bermusuhan atau berbeda. Bagi umat Islam agama adalah ilmu, dan ilmu adalah agama.

Adanya pertentangan antara ilmu dan agama jelas tidak bisa diterima. Bahkan, teks, sejarah, dan realita membantah terhadap pertentangan tersebut.

sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari ilmu-ilmu alam, baik kedokteran, teknik, kimia, astronomi dan lain-lain, termasuk dalam bagian hukum fardhu kifayah. Jika ada sebagian orang yang telah melaksanakannya, dosa umat Islam menjadi hilang.

Namun, jika tidak ada seorang pun yang melakukannya, umat Islam akan menanggguna dosa. Sebagaimana yang telah saya sebutkan, tidak seperti peradaban-peradaban lain, dalam peradaban Islam tidak pernah terjadi pertentangan antara ilmu dan agama.

Ulama menegaskan bahwa wahyu dan akal adalah dua alat petunjuk untuk mencapai kebenaran. Dalam bukunya yang berjudul “Adz-Dzari’ah ila Makarim Asy-Syari’ah,” Ar-Raghib Al-Ashfahani menulis, “Dalam ciptaan-Nya, Allah mempunyai dua utusan:

Pertama; Internal, yaitu akal.

Advertisements

Kedua: Eksternal, yaitu Nabi.

Tidak ada pun yang berhak mengambil utusan internal tetapi meninggal kan utusan eksternal. Utusan eksternal bisa mengetahui kebenaran utusan eksternal. Kalaulah tanpa hal itu, pasti argumentasi Nabi akan ditolak. Untuk itulah, Allah mengajak orang yang meragukan keesaan-Nya dan kebenaran utusan-Nya untuk menggunakan akal, yaitu dengan menyuruh orang tersebut untuk minta tolong kepada akal.

BACA JUGA: Pesantren dan Perkembangan Sains, Teknologi Umat Islam

Dengan demikian akal, adalah pemimpin sedangkan agama adalah pendukung. Kalaulah tanpa akal, agama tidak aka nada. Serta, kalaulah tanpa agama, akal akan menjadi bingung. Dengan demikian, keduanya harus berkumpul. Seperti firman Allah, “Keduanya adalah cahaya di atas cahaya.” (An-Nur: 35)

peran guru Ilmu yang Bermanfaat, Sekularisme dalam Pondok Pesantren
Foto: Pixabay

Dalam “Ihya’ Ulumuddin,” Al-Ghazali menulis bahwa akal selalu membutuhkan syari’at dan juga sebaliknya. “Ilmu-ilmu akal membutuhkan syari’at dan juga sebaliknya. “Ilmu-ilmu akal seperti makanan dan ilmu-ilmu syari’at seperti obat. Jika obat hilang, orang sakit pasti akan makan makanan.”

Juga, dalam “Al-iqtishad fi Al-I’tiqod,” Al-Ghazali menyifati golongan kebenaran dan ahlu Sunnah sebagai orang yang memadukan antara syariat dan akal. Meraka adalah orang-orang yang menegaskan bahwa antara syariat dan akal tidak ada pertentangan.

Itulah tadi uraian mengenai pemikiran sekularisme dalam pondok pesantren, dan bahwa ilmu agama dan dunia tidaklah bertentangan.

Untuk itu diharapkan kepada para pengurus pondok pesantren untuk mengkaji ulang sistem yang ada, dan menyeimbangkan antara ilmu dunia dan ilmu agama agar Islam kembali berjaya dan tidak menimbulkan kesan bahwa Agama Islam adalah agama yang tidak peduli akan ilmu.

karena hakikatnya Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin dan Rasulullah saw diutus oleh Allah Swt sebagai pemberi rahmat untuk umat manusia. []

Redaktur: Ahmad Yassin | Sumber: Distorsi Sejarah Islam

Tags: Laporan KhususPondok PesantrensekularismeSekularisme dalam Pondok Pesantren
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

3 Hikmah yang Terkandung dalam Kisah Nabi Dzulkifli

Next Post

Yuk Bantu Korban Gempa di Cianjur!

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil, Zabur

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

junub, kamar mandi, adzan, mandi junub

Mengapa Jatuh di Kamar Mandi Itu Berbahaya untuk Keselamatan Jiwa?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0

jariyah, media sosial, ghibah

Bahaya Terlalu Lama Main Media Sosial Setiap Hari, Berapa Waktu Ideal?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0

Penyebab Suami Selingkuh, Ciri Lelaki Pengumbar Janji, Marriage

A Happy Marriage Needs A Very Hard Work

Oleh Haura Nurbani
16 Juni 2025
0

Yahudi, Iran

Menyerang Iran: Analisis Sejarah, Karakter, dan Daya Tempur

Oleh Saad Saefullah
16 Juni 2025
0

Kencing Batu, Poligami

Apa Ciri-ciri Suami yang Ingin Poligami tapi Tidak Mampu namun Selalu Ngomong ke Sana ke Mari?

Oleh Saad Saefullah
15 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

7 Alasan Mengapa Banyak Penderita Sakit Jantung Tidak Sadar

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0
jantung, nyeri dada

Beberapa orang mengalami silent ischemia, yaitu kondisi saat aliran darah ke otot jantung terganggu tanpa menyebabkan rasa sakit.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Mengapa Childfree Dilarang dalam Islam?

Oleh Dini Koswarini
14 Juni 2025
0
Ibrahim bin Rasulullah, childfree

Dalam perspektif Islam, keputusan childfree sebagai gaya hidup permanen dan disengaja tanpa alasan syar’i tidak dibenarkan dan bahkan dilarang.

Lihat LebihDetails

8 Perbedaan Mencolok antara Orang Kaya dan Orang Miskin di Indonesia

Oleh Yudi
15 Juni 2025
0
kemiskinan ekstrem, masyarakat miskin, kaya, miskin

Orang kaya punya akses ke pengacara, asuransi, bahkan kadang bisa "membeli" perlindungan hukum.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.