PENYAKIT jantung dikenal sebagai “silent killer”, yaitu pembunuh diam-diam yang sering menyerang tanpa gejala yang mencolok. Banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka sudah mengalami gangguan jantung, bahkan hingga kondisi mereka menjadi parah atau berujung pada serangan jantung mendadak. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Berikut ini beberapa alasan mengapa banyak penderita sakit jantung tidak menyadarinya:
1. Gejala yang Tidak Spesifik dan Sering Dianggap Sepele
Banyak gejala awal penyakit jantung mirip dengan keluhan sehari-hari, seperti:
BACA JUGA: 8 Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini
-
Lelah berlebihan
-
Nyeri ringan di dada atau punggung
-
Sesak napas saat naik tangga
-
Mual atau rasa tidak nyaman di perut
Sering kali, gejala-gejala ini dianggap sebagai akibat dari kelelahan biasa, gangguan lambung, atau stres. Padahal, ini bisa menjadi sinyal awal dari masalah pada jantung.
2. Tidak Ada Gejala Sama Sekali (Silent Ischemia)
Beberapa orang mengalami silent ischemia, yaitu kondisi saat aliran darah ke otot jantung terganggu tanpa menyebabkan rasa sakit. Ini lebih umum terjadi pada penderita diabetes atau orang lanjut usia yang sarafnya sudah tidak sepeka dulu.
Mereka bisa mengalami penyumbatan pada pembuluh darah jantung namun tidak merasakan gejala khas seperti nyeri dada. Tanpa pemeriksaan khusus, kondisi ini sangat sulit terdeteksi.
3. Kurangnya Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Banyak orang merasa sehat dan jarang melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan jantung seperti:
-
EKG (Elektrokardiogram)
-
Tes treadmill
-
Echocardiogram
Padahal, deteksi dini hanya bisa dilakukan lewat pemeriksaan tersebut, bukan sekadar menunggu munculnya gejala.
4. Gaya Hidup Tidak Sehat Tapi Dianggap Normal
Kebiasaan seperti merokok, kurang olahraga, makan makanan berlemak, dan stres kronis sering dianggap biasa, terutama jika tidak langsung menimbulkan keluhan fisik. Padahal, gaya hidup ini adalah akar dari penyakit jantung koroner.
Kondisi ini membuat seseorang terus menjalani gaya hidup berisiko tinggi tanpa menyadari bahwa jantung mereka sedang berada dalam bahaya.
5. Minimnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Masih banyak orang yang belum memahami gejala penyakit jantung secara menyeluruh. Edukasi masyarakat yang kurang menyebabkan banyak orang tidak menyadari tanda-tanda peringatan dini.
Bahkan, masih banyak mitos yang berkembang, misalnya:
-
“Kalau masih muda, belum mungkin kena penyakit jantung.”
-
“Kalau gak sakit dada, berarti bukan jantung.”
Padahal, penyakit jantung bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia, terutama bila faktor risikonya tinggi.
6. Adaptasi Tubuh terhadap Kondisi Kronis
Tubuh manusia punya kemampuan adaptasi yang tinggi. Saat pembuluh darah jantung mulai tersumbat secara perlahan, tubuh mungkin membentuk pembuluh darah baru sebagai kompensasi.
Hal ini membuat gejala tidak terasa hingga suatu saat sumbatan menjadi total dan menyebabkan serangan jantung mendadak.
7. Faktor Psikologis dan Penyangkalan
Banyak orang enggan mengakui bahwa mereka sedang sakit, terutama jika berkaitan dengan jantung. Ada rasa takut, cemas, atau penyangkalan yang membuat mereka menunda pemeriksaan.
Beberapa bahkan menghindari ke dokter karena khawatir menerima kabar buruk, padahal deteksi dini justru bisa menyelamatkan nyawa.
BACA JUGA: Siapa yang Rentan Terkena Penyakit Jantung di Usia Muda?
Penutup: Waspada Bukan Berarti Panik
Kesadaran adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan jantung. Kita perlu lebih peka terhadap perubahan kecil dalam tubuh, melakukan pemeriksaan berkala, dan memperbaiki gaya hidup. Penyakit jantung memang bisa menyerang secara diam-diam, tapi kita bisa menghadapinya dengan ilmu, waspada, dan tindakan tepat.
Lebih baik mencegah sejak dini daripada menyesal di kemudian hari.
Jika Anda merasa cepat lelah, sering sesak, atau ada riwayat penyakit jantung di keluarga — jangan ragu untuk periksa ke dokter. Mendeteksi lebih awal bisa menyelamatkan hidup Anda. []