• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 18 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Ekonomi

Uang Menurut Imam Al Ghazali

Oleh Sodikin
4 tahun lalu
in Ekonomi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Uang Menurut Imam Al Ghazali 1
0
BAGIKAN

Oleh: Siti Humairoh
Mahasiswi STEI SEBI
shumairoh95@gmail.com

ABU Hamid Ahmad bin Muhammad al-Ghazali atau yang dikenal dengan nama Imam al- Ghazali adalah seorang ilmuwan sekaligus seorang ulama yang memiliki perhatian besar tehadap pemikiran ekonomi Islam.

Pendapat beliau yang sangat terkenal adalah pendapat mengenai ‘uang ibarat cermin.’ Lahir di kota Thus, Khurasan (sekarang dikenal sebagai Iran) pada tahun 1058 M dan wafat pada 1111 M di kota yang sama.

Nama Ghazali sendiri berasal dari kata ‘ghazzal’ yang memiliki arti pemintal benang, gelar tersebut diberikan kepada ayah imam al- Ghazali yang saat itu berprofesi sebagai pemintal benang wol dan menjual hasil produksinya sendiri ke pasar sekitar.

ArtikelTerkait

5 Negara Ini Berikan Gaji kepada Warganya yang Menganggur

7 Cara Mengatur Keuangan agar Gaji Tidak Habis Sebelum Akhir Bulan

10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong!

Strategi Efektif Mengelola Kas untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan

BACA JUGA: Prinsip Kelola Uang Dalam Islam

Semasa hidupnya Imam al- Ghazali banyak menghasilkan karya –karya yang fenomenal di berbagai bidang, dan yang paling di kenal adalah kitab ihya ‘ulumuddin. Dalam pemikiran ekonomi Al-Ghazali sendiri tidak menggunakan istilah ekonomi, melainkan sebagaimana kebanyakan tokoh ekonomi Islam sesudahnya, lebih memilih istilah ‘ilm al-kasb, ‘ilm al-‘uqud dan iqtishad. Istilah iqtishad populer di kalangan para pemikir ekonomi Islam. Kata iqtisad yang berasal dari kata qasada mempunyai arti “seimbang” (equilibrium, balanced) dan tengah-tengah (in between). Dalam al-Qur’an istilah iqtisad disebutkan sebanyak enam kali.

Konsep ekonomi al-Ghazali terkait erat dengan pandangannya terhadap eksistensi manusia sebagai homo-economicus. Menurutnya manusia dilahirkan dengan membawa naluri untuk melakukan kegiatan ekonomi. Hal ini didorong akan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (al-isytigal ad-dunyawiyah), yaitu kebutuhan akan makan, tempat tinggal dan pakaian.

Al-Ghazali memandang perkembangan ekonomi sebagai bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial (fard al-kifayah) yang sudah ditetapkan Allah SWT: jika hal-hal ini tidak dipenuhi, kehidupan dunia akan runtuh dan kemanusiaan akan binasa. Tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu:

1. untuk mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan;

2. untuk mensejahterakan keluarga; dan,

3. untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Peranan Mata Uang menurut Imam al- Ghazali

Advertisements

“…setiap manusia memerlukan bermacam-macam materi dalam hal kebutuhan sandang pangan dan kebutuhan lainnya. (tapi) terkadang ia tidak mampu menemukan kebutuhan-kebutuhan tersebut sedangkan saat itu ia memiliki barang yang sedang tidak ia butuhkan. Karena itu diperlukan adanya suatu alat tukar (uang) dan alat pengukur nilai bagi benda-benda yang akan dipertukarkan. Karena tidak mungkin seseorang yang memiliki unta menyerahkan unta yang dimilikinya (hanya) untuk mendapatkan za’faran. Lagi pula tidak ada korelasi antara za’faran dengan unta yang dapat menunjukkan perbandingan harga antara keduanya.”

Analisa Al-Ghazali dalam perekonomian berdasarkan perkataan di atas adalah :

1. Double Coincedence of wants yakni harus ada pertemuan kebutuhan yang saling bersesuaian antara dua orang yang akan melakukan transaksi dengan barang yang dimiliki oleh masing-masing pihak.

BACA JUGA: Ketika Sakit, Hal Ini Dianjurkan Imam Al Ghazali

2. Valuation, dalam hal melakukan perbandingan nilai atau harga dari dua jenis barang yang akan dipertukarkan, misal 1 Kg beras dengan seekor sapi, tentu nilainya tidak sebanding dan untuk menentukan perbandingan nilainya tidak mungkin sapi tersebut harus dipotong-potong menjadi bagian kecil yang setara dengan nilai beras tersebut.

Dengan demikian ditemukan mata uang sebagai revolusi dalam perekonomian, menurut Al-Ghazali uang adalah: “…nikmat Allah (barang) yang dipergunakan masyarakat sebagai mediasi atau alat untuk mendapatkan bermacam-macam kebutuhan hidupnya, yang secara substansial tidak memiliki nilai apa-apa, tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam upaya pemenuhan bermacam-macam kebutuhan mereka (sebagai alat tukar).” Wallahu’alam bisshowab. []

Referensi:

* Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum ad-Din

* Karim, Adiwarman, “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”, PT. Rajawali Pers. Jakarta 2004

* Amalia, Euis, “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”, Gramata Publishing, Depok 2010

 

Tags: ekonomiimam al ghazaliUang
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

7 Cara untuk Tinggalkan Kebiasaan Buruk

Next Post

Metode Menghafal Qur’an Umar

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

gaji, menganggur

5 Negara Ini Berikan Gaji kepada Warganya yang Menganggur

7 Januari 2025
riba, gaji, uang

7 Cara Mengatur Keuangan agar Gaji Tidak Habis Sebelum Akhir Bulan

3 Januari 2025
Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong, Uang

10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Dompet Cepat Kosong!

5 Desember 2024
Bisnis

Strategi Efektif Mengelola Kas untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan

7 September 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Hukum Merokok dalam Islam, Bahaya Rokok bagi Kesehatan, Jin

Apakah Jin Termasuk Jenis Malaikat?

Oleh Andre S
18 Juni 2025
0

Foto: Freepik

Iran di Udara, Pejuang Palestina di Darat

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2025
0

Perut Buncit

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0

Nasi Padang

Kenapa Nasi Padang Begitu Disukai oleh Siapa Saja dan di Mana Saja?

Oleh Haura Nurbani
17 Juni 2025
0

prabu siliwangi

Kisah Masuk Islamnya Prabu Siliwangi: Antara Legenda, Sejarah, dan Spiritualitas

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Terpopuler

Nama-nama Bayi yang Dilarang dalam Islam

Oleh Saad Saefullah
24 Mei 2022
0
Foto: .lanlinglaurel.com

Demikian juga kita mesti mengubah nama-nama yang buruk.

Lihat LebihDetails

10 Hal Yang Tidak Boleh Terlewat oleh Suami Istri sebelum Tidur setiap Malam

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0
Jima, Suami Istri

Bagi suami istri, momen sebelum tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat fisik, tapi juga saat yang penuh berkah untuk memperkuat...

Lihat LebihDetails

10 Tips agar Rajin Puasa Sunnah Senin dan Kamis

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
buka puasa, qadha, lapar, puasa

Tanamkan dalam hati bahwa puasa ini dilakukan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar ikut-ikutan atau demi manfaat kesehatan semata.

Lihat LebihDetails

Mengapa Jatuh di Kamar Mandi Itu Berbahaya untuk Keselamatan Jiwa?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
junub, kamar mandi, adzan, mandi junub

Kamar mandi umumnya sempit dan penuh dengan permukaan keras seperti keramik, wastafel, tepi bathtub, atau kloset.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.