• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Apakah Ikhlas Selalu untuk Hal yang Kecil?

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Unsplash

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

SEPERTI biasa setiap bulannya jadwal penjengukkan orang tua tiba. Anak-anak penghafal al-Quran itu tentunya bahagia tak terkira, karena akan bertemu dengan orang yang sangat mereka sayangi. Pada hari itu mereka diperbolehkan keluar dari area asrama pesantren dan diajak pergi kemana saja.

Namun kebanyakan orang tua mengajak mereka pergi ke supermarket, ‘itung-itung’ membeli simpanan makanan ringan untuk satu bulan ke depan.

Begitu juga dengan Husna, ia baru saja duduk di kelas 1 SD. Hari itu dia diajak umminya pergi ke supermarket, setiba disana Husna pun berbelanja berbagai makanan yang ia suka.

BACA JUGA: Inilah Arti Ikhlas yang Sebenarnya

ArtikelTerkait

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

Imam Hasan Al-Bashri dan Nasihatnya tentang Tetangga, Utang, dan Kematian

Akibat Menyebarkan Kejelekan terhadap Seorang Mukmin

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

Setelah selesai pastinya pembayaran di depan kasir pun dilakukan. “Mi, Husna pengen roti yang itu rasa coklat itu lho mi,” tiba-tiba setelah selesai transaksi Husna menginginkan sebuah roti.

Husna mengambil roti seharga Rp. 8.000,- dan tinggal roti itu yang harus dibayar. Padahal umminya sudah tidak memiliki uang receh, digunakanlah uang selembar seratus ribuan. Kebetulan di kasir sedang tidak ada uang recehan.

“Ada uang kecil bu?” tanya sang kasir. “Aduh nggak ada mbak,” sahut ummi Husna. “Bawa aja rotinya mi,” celetuk Husna. “Nggak boleh dong Husna,” jawab ummi Husna.

Kasir itu pun mencari uang kembalian di kasir yang lainnya. Selesai mencari, transaksi pun selesai. Husna bersama sang ummi pun kembali ke mobil mereka.

“Ummi mah kelamaan, kan kata Husna juga ambil aja rotinya. Ikhlasin aja,” lagi-lagi Husna nyeletuk. “Nggak boleh dong Husna, kalau nggak bayar apa bedanya kita sama pencuri?” jawab ummi.

“Maksud Husna, ikhlasin kembaliannya,” tutur Husna. “Ya ampun Husna, ikhlasin sih ikhlasin tapi kan Rp. 100.000,- dikurang Rp. 8.000,- jadi Rp. 92.000,-.”

Itu hanyalah sebagian kecil dari celotehan polos anak kecil yang seringkali mengena dalam hati kita. Kebanyakan dari kita terbiasa dengan mengikhlaskan hal yang memang kecil.

Contoh kembalian tadi, kalau kembaliaannya kecil baru kita ikhlas. Merasa tidak ada beban atas sesuatu yang hilang dari genggaman. Merasa kembalian itu hal ‘sepele’ dan jangan-jangan itu bukanlah bentuk keikhlasan yang sebenarnya.

Kita harus belajar dan memikirkan, ikhlas jenis apa yang selama ini kita ‘rasa’ lakukan. “Nggak apa-apa sedikit juga yang penting ikhlas,” atau memang karena anak-anak itu spontan jadi ikhlas itu sama dengan spontanitas?

Terkadang kebanyakan dari kita berpikiran karena Rasulullah Saw. itu dima’shum makanya berakhlaq mulia. Jadinya kita beranggapan hanya bisa berbuat sedikit saja dari hal yang dilakukan kekasih Allah SWT.

Padahal sudah jelas disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pun manusia biasa seperti kita, bukan dari golongan malaikat.

Atau bahkan ikhlas itu menjadi seperti penyesalan yang datangnya belakangan dan tidak pernah diniatkan di awal. “Ya sudahlah ikhlasi aja semuanya.” Ikhlas atau justru pasrah?

Ada juga yang terjadi dengan para wanita yang mengagumi seorang lelaki, kemudian lelaki itu menikah lebih dahulu daripada sang wanita. Seringkali berkata,”Udah ikhlasin aja.”

BACA JUGA: Relakan, Lepaskan, Ikhlaskan

Apa yang harus diikhlaskan jika memang sesuatu itu bukanlah milik kita? Kita juga belum tahu jodoh yang terbaik itu memang dia atau bukan?

Dan yang salah adalah diri yang terlalu berharap kepada manusia hamba-Nya. Sudah jelas bahwa berharap hanya boleh kepada Allah SWT saja. Lebih indah dan membahagiakan daripada berharap kepada selain-Nya.

Terlepas dari apakah ikhlas itu harus selalu kecil? Itu yang harus kita jawab dengan nurani dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Tapi yang pasti, kita diajarkan untuk senantiasa memperbaharui niat.

Meluruskan kembali niat-niat yang sempat dibelokkan oleh setan, musuh nyata manusia. Mengingat kembali bahwa segala yang kita lakukan itu adalah untuk ridho Allah semata. Wallahu a’lam bishshawwaab. []

Tags: amalibadahIkhlasridho
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Makanan Haram, Ini 7 Akibatnya pada Tubuh dan Kehidupanmu

Next Post

Tatkala Aisyah Cemburu pada Rasulullah

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Pahala, Sunnah Keluar Rumah

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

21 Juni 2025
Sumber Dosa, Hasan Al-Bashri

Imam Hasan Al-Bashri dan Nasihatnya tentang Tetangga, Utang, dan Kematian

16 Juni 2025
Adab Bertetangga, percaya diri, tetangga, Akibat Berbuat Benar, Tetangga, kejelekan

Akibat Menyebarkan Kejelekan terhadap Seorang Mukmin

15 Juni 2025
Wudhu Dulu Sebelum Mandi Junub, nasihat ibnul qayyim, Macam Cemburu, Cara Membersihkan Najis, Dosa

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

10 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

fakta menarik tentang indonesia, fakta kopi indonesia, kopi

Inilah Negara yang Pertama Kali Temukan Kopi Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Waktu Shalat, Manfaat Shalawat bagi Hati,, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Hukum Pura-pura Menangis dalam Shalat, Sholat, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Cara Ruqyah Diri Sendiri, Shalat Dhuha, Hal yang Dilarang ketika Shalat, Shalat Witir, Pura-pura Menangis ketika Shalat, Shalat Dhuha

Apa Hukum Shalat tapi Tidak Paham Arti Bacaannya?

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

dajjal, pengikut dajjal

Mengenal Dajjal dari Perspektif Sains: dari Simbol hingga Fakta

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

kebijakan, pedagang

Kenapa Sekarang Banyak Pedagang yang Berbohong saat Berjualan?

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Penyebab Istri Durhaka, Wangi Parfum Favorit Rasulullah,, Hukum Memakai Wewangian pada Bulan Ramadhan, Jilbab Punuk Unta

Apa Itu Jilbab Punuk Unta dan Kenapa Dilarang oleh Rasulullah ﷺ?

Oleh Dini Koswarini
24 Juni 2025
0

Terpopuler

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Dalam istilah medis, ini bisa merujuk pada gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal kronis.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.