• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 9 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Sejarah

Rekam Jejak Kedahsyatan 3 Krakatau di 3 Zaman

Oleh Eneng Susanti
6 tahun lalu
in Sejarah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
gunung anak krakatau siaga

Foto: letusan Gunung Anak Krakatau (dok. BNPB)

0
BAGIKAN

GUNUNG Anak Krakatau kini berstatus Siaga (level III). Aktivitas tremor terlihat dari asap hitam yang mengepul dan awan panas di sekitarnya.

Jika gempa tremor terjadi, maka sebuah gunung berpotensi meletus. Sementara itu, data dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menunjukkan gempa tremor terjadi terus menerus dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm).

Sabtu (22/12/2018), longsoran akibat gempa tremor tersebut menyebabkan tsunami di Selat Sunda yang meluluhlantakkan Banten dan Lampung.

Kejadian bencana ini mengingatkan semua pihak akan kedahsyatan letusan Krakatau di masa lampau.

ArtikelTerkait

Tragedi Kereta Api Bintaro: Luka Mendalam dalam Sejarah Transportasi Indonesia

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

Jejak Sejarah Andalusia: Peradaban Islam yang Terlupakan

BACA JUGA: Inilah Nama 3 Gunung Anak Krakatau Sisa Letusan Tahun 1883

Anak Krakatau ‘lahir’ pada 11 Juni 1927, berselang 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau pada Agustus 1883. Kelahirannya ditandai dengan munculnya komposisi magma basa di pusat kompleks Krakatau.

Erupsi Krakatau pada 1883 itu disebut sebagai ledakan yang paling besar, paling keras, dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 kilometer dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Letusan Krakatau bersama letusan Gunung Tambora (1815) disebut-sebut mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. Bahkan The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Erupsi besarnya dimuali pada Mei 1883. Saat itu terdengar dentuman keras selama beberapa jam di Batavia (Jakarta), Bogor, Purwakarta, Palembang, hingga Singapura. Terlihat asap setinggi 11 kilometer dan debu vulkanik yang dibawa angin sejauh 550 kilometer.

Erupsi kembali terjadi pada 26 Agustus 1883. Krakatau meletus dengan magnitudo 6 skala VEI. Esok harinya pukul 10.02 WIB, erupsi paling dahsyat terjadi. Letusannya menciptakan kaldera bawah laut selebar 7 kilometer dan kedalaman mencapai 250 meter.

Letusan Krakatau ini juga menciptakan gelombang tsunami setinggi 30 meter. Jalaran tsunami terjauh bahkan mencapai Port Elizabeth di Afrika Selatan.

Selama 20 jam 50 menit setelah letusan pertama, Krakatau masih mengamuk hingga tubuh gunung ambruk ke dasar laut. Hal itu memicu tsunami yang menghancurkan pesisir Banten dan Lampung, menghabiskan sekitar 163 desa. Jumlah korban tewas tercatat mencapai 36.417 orang.

Advertisements

Kekuatan Erupsinya setara 21.574 bom atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki. Jutaan kubik abu vulkanik menyebabkan gelap berkepanjangan dan menyebabkan bencana susulan lain seperti kegagalan panen dan kelaparan, wabah penyakit, hingga pemberontakan Petani Banten 1888.

Namun, letusan Krakatau 1883 disebut-sebut masih kalah hebat dengan letusan yang terjadi ratusan tahun sebelumnya.

Berbagai sumber menyebutkan, diprediksi ada Gunung Krakatau Purba, induk dari Krakatau yang meletus pada 1883. Jejak Krakatau Purba ini dapat dilihat dari sejumlah catatan sejarah. Salah satunya teks Jawa Kuno berjudul ‘Pustaka Raja Parwa’ yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi.

Dalam buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.

“Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, Pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan Pulau Sumatera,” salah satu isi buku Pustaka Raja Parwa.

Sejumlah ahli geologi memperkirakan Gunung Batuwara itu adalah Krakatau Purba.

Letusan yang terjadi kala itu membuat tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur, menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung.

BACA JUGA: Gunung Anak Krakatau Alami Letusan Surtseyan Sejak 22 Desember, Apa Artinya?

Letusan gunung ini disinyalir menyebabkan terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Tidak ada sinar matahari. Akibatnya, Penyakit sampar bubonic mewabah. Penyakit itu secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.

Letusan Krakatau Purba ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal, dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki.

Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter sehingga menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun. []

SUMBER: CNN INDONESIA

Tags: anakkrakaauGunungkrakataukrakatau purba
Share503SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kiai Ma’ruf Amin Ikuti Salat Gaib Korban Tsunami Selat Sunda di Pandeglang

Next Post

Kecelakaan di KM 38 Tol Jakarta-Cikampek Sebabkan Macet 8 Km

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

kereta bintaro, kereta

Tragedi Kereta Api Bintaro: Luka Mendalam dalam Sejarah Transportasi Indonesia

31 Mei 2025
Konstantinopel

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

14 Mei 2025
Abdulmejid II

Abdulmejid II, Khalifah Terakhir dalam Islam

24 April 2025
andalusia

Jejak Sejarah Andalusia: Peradaban Islam yang Terlupakan

10 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Hukum Melafadzkan Niat, Syaban, Hukum Baca Doa Iftitah dalam Shalat, Tata Cara Shalat Hajat

Kenapa Aku Harus Terus Memperbaiki Shalatku?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Ciri Motor yang Harus Segera Diservis, Motor

Si Raja Jalanan dan HP Sakti Mandraguna, Kenapa Sih Maen HP Waktu Berkendara?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Penyebab Suami Loyo di Tempat Tidur, Jima, nusyuz

Kenapa Suami Sukanya Minta Jima Terus sama Istri?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Suami Egois, Ciri-ciri Istri yang Suka Bingung Sendiri

Suami Suka Bentak Istri, Apa Akibatnya?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB

Apa Akibat Menahan BAB?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Terpopuler

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten.

Lihat LebihDetails

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

10 Kebiasaan Aneh di Arab Saudi

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
Keunggulan Pendidikan di Arab Saudi!, Arab Saudi

Penting diingat, "kebiasaan aneh" di Arab Saudi ini bersifat relatif—bisa jadi unik, menarik, atau berbeda saja.

Lihat LebihDetails

Al-Qur’an Buktikan Alam Semesta Terus Mengembang

Oleh Sodikin
7 September 2018
0
galaksi kanibal

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan...

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.