• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 23 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Detik-detik Wafatnya Rasulullah

Oleh Yudi
6 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
sosok ayah umar bin khaththab

Foto Ilustrasi: Pexels

205
BAGIKAN

ENTAH kenapa hari itu, Rasulullah merasa tidak enak sekujur tubuhnya. Ia merasa akan jatuh sakit. Putra Abdullah itu juga sulit untuk memejamkan matanya.

Akhirnya tengah malam sekali, ditemani oleh pembantunya, Abu Muwayba, Rasullah pergi ke Baqi Gharqad, pemakaman kaum Muslim di Madinah. Abu Muwayba merasa tidak enak dan menebak ada apakah gerangan, karena di sana Rasulullah berdoa untuk orang-orang yang wafat, dan beliau seperti berbicara pada para ahli kubur.

BACA JUGA: Rasulullah Anjurkan Kita Perbanyak Doa ketika Sujud

Setelah malam itu, demam Rasulullah makin menghebat. Pun begitu, Rasulullah masih berusaha untuk melakukan kegiatan seperti biasanya. Namun suatu hari, ketika Rasulullah di rumah Maimunah, serangan demam makin kuat saja. Beliau tak dapat berbuat apapun selain berbaring. Ketika itu juga, beliau dipindahkan ke tempat Aisyah.

ArtikelTerkait

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

Alangkah hebatnya demam itu. Sampai Rasul merasa seolah terbakar tubuhnya. Untuk mengurangi rasa panas itu, Rasulullah meminta disiram sedikit dengan air dari sumur. “Cukup.. cukuplah dahulu!” ujarnya.

Rasul merasa sedikit ringan. Ia mengenakan pakaiannya kembali, mengikat kepala, lalu pergi ke masjid. Di atas mimbar, beliau mengucap banyak puji syukur kepada Allah, mendoakan para sahabat yang gugur di Uhud, juga banyak lagi memanjatkan doa yang lain. Rasul juga mengatakan bahwa “Seorang hamba Allah oleh Tuhan telah disuruh memilih antara di dunia ini atau di sisi-Nya, maka ia memilih di sisi Tuhan.” Rasulullah lalu terdiam. Ia tidak menyebut siapa hamba yang diminta Tuhan untuk memilih itu. Hadirin pun terdiam. Sejenak suasana masjid menjadi senyap. Baru kemudian Abu Bakar memecah keheningan dengan tekadnya untuk menebus jiwa Rasulullah dengan jiwa mereka dan anak-anak mereka. Abu Bakar tahu, yang dimaksud “hamba Allah” oleh Rasul adalah Rasul sendiri.

“Sabarlah, Abu Bakar,” hibur Rasulullah. Dengan bersusah payah ia lalu meninggalkan masjid. Namun, sebelum pulang, beliau sempat berpesan agar kaum Muhajirin terus menjaga Anshar.

Keadaan Rasul semakin parah. Untuk menjadi imam masjid, Rasulullah minta agar orang-orang menghubungi Abu Bakar. Aisyah—putri Abu Bakar—keberatan karena suara ayahnya terlalu pelan untuk menjadi imam, dan sering menangis saat membaca ayat-ayat Quran. Namun Rasul tetap minta agar Abu Bakar yang menjadi imam. Ketika terdengar suara Umar yang keras mengimami shalat di masjid, Rasul berkata, “Mana Abu Bakar?” Belakangan, banyak orang percaya, bahwa kejadian tersebut adalah isyarat Rasul agar kaum Muslimin memilih Abu Bakar sebagai penggantinya kelak.

Begitu parah keadaan Rasulullah. Ia sempat pingsan beberapa lama. Rasul juga minta istrinya agar menyedekahkan uang miliknya yang cuma tujuh dinar. Ia tak ingin meninggal dengan masih memiliki kekayaan—betapapun sedikitnya—di tangan.

Demam Rasul tampak mereda. Dengan kepala diikat, dan ditopang oleh Ali bin Abu Thalib dan Fadzil bin Abbas, Rasul ke masjid. Abu Bakar yang tengah menjadi imam menyisih untuk memberi tempat pada Rasulullah. Namun Rasulullah mendorong Abu Bakar untuk terus menjadi imam. Ia shalat sambil duduk di sebelah kanan Abu Bakar.

Orang-orang gembira. Rasulullah telah menunjukkan tanda-tanda sembuh. Namun, kemudian, hari itu tiba. Di musim panas, yang diperkirakan tanggal 8 Juni 632, Rasulullah wafat di pangkuan Aisyah. Hari itu Rasulullah meminta diambilkan air dingin. Ia mengusap wajah dengan air itu, lalu bersiwak. Rasul sempat berdoa untuk dimudahkan dalam menghadapi sakaratul maut. Kemudian tubuhnya terasa memberat. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Dari mulutnya terdengar kata, “Umatku… Umatku… Umatku…” lirih namun dalam.

Kini pemimpin, sahabat, bahkan kekasih seluruh umat Islam itu menghadap-Nya. Perihal itu cepat sekali menyebar. Tentu ada yang menyambut gembira dan lebih banyak yang tidak percaya. Umar bin Khattab berkali-kali meyakinkan dirinya. Ia gusar bukan kepalang. Apalagi ketika ternyata orang-orang munafik mengolok-olok kepergian Rasulullah. Di tengah kemarahan dan kedongkolan serta ketidakpercayaannya, Umar menghunus pedang. Matanya merah dan nafasnya memburu berat, “Barang siapa yang mengatakan Muhammad mati, akan kutebas lehernya!” sentaknya.

Kondisi Umar yang seperti kalap itu sesungguhnya tidak membuat keadaan jadi lebih baik. Ketika sahabat-sahabat yang lain tengah sibuk mengurus segala keperluan untuk Rasulullah, mereka juga harus mengururs Umar bin Khattab yang masih terus mendatangi orang-orang sambil terus menghunus pedangnya dan mengatakan perkataan, “Barang siapa yang mengatakan Muhammad mati, akan kutebas lehernya!”

BACA JUGA: Nubuwwah Rasulullah tentang Lima Fase Akhir Zaman dan Keluarnya Dajjal

Tidak ada yang bisa menghentikan Singa Gurun itu. Semua orang mengenalnya siapa. Perihal tentang Umar itu segera sampai pula ke telinga Abu Bakar As-Shiddiq.

“Umar… Umar…,” ujarnya lirih. Di tengah-tengah kesedihan yang terus menggerogoti karena ditinggal oleh pemimpin terkasih, Abu Bakar segera mendatangi Umar. Abu Bakar tidak banyak bicara, ia hanya berbisik lirih ke telinga sahabatnya itu, “Rasulullah hanyalah Rasul sebagaimana para rasul sebelumnya. Bila ia wafat atau terbunuh, apakah kamu akan berbalik ke belakang?”

Mendengar itu, terasa hancurlah hati Umar. Kini ia harus menerima kenyataan. Berdiri di atas segala yang telah terjadi. Perkataan Abu Bakar yang diambil dari petikan Al-Quran adalah nasihat yang paling meyakinkan, menyejukan kalbu, menentramkan jiwa. Walau itu tentang wafatnya Rasulullah sendiri sekalipun. Si Singa Gurun masih terus menangis. Sementara langit terus menghitam dan udara pun menjadi dingin. []

Tags: nabi muhammadrasulullahwafatnya rasulullah
Share205SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Anak Kecil Pertama yang Memeluk Islam

Next Post

Dituding Lakukan Pungli ke Keluarga Korban Tsunami, Ini Kata RSUD Serang

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Nabi, Utsman bin Affan, Unta, Abdullah bin Ubay, Abu Jahal

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

10 Juni 2025
Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Nabi Zakaria, Ibnu Abbas

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0

Donasi

Laporan Donasi Islampos: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp4.475.004!

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Dosa Suami kepada Istri, Keutamaan Asiyah,. Ciri Istri yang Toksik, haid

14 Hari Masih Haid, Apa yang Harus Dilakukan Wanita, dan Apakah Harus Lakukan Shalat?

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

suami, istri, reproduksi, aib, cerai, perceraian, cemburu, fitnah, mahram, kekasih, pernikahan, hubungan intim,

Pentingnya Istri Tidak Malu untuk Memuaskan Suami karena Termasuk Ibadah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0

Ciri Tubuh yang Tidak Sehat

Ciri-ciri Tubuh yang Tidak Sehat Dilihat dari Berat Badan?

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0

Terpopuler

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Setelah Dinikahi Baru Ketahuan Hamil, Apa Hukumnya? Apa yang Harus Dilakukan oleh Suami?

Oleh Dini Koswarini
2 Desember 2024
0
Hukum Jadi Mualaf demi Menikah,,Nikah Misyar, Hukum Akad Nikah dengan 2 Orang Wanita dalam 1 Hari, Hukum Menikah di Bulan Muharram,Hamil

Bagaimana jika sebuah pernikahan dilakukan tetapi ternyata sang wanitanya hamil? Apa yang harus dilakukan seorang suami?

Lihat LebihDetails

Ternyata, Ini Waktu yang Tepat untuk Ngopi di Pagi Hari!

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0
Ngopi

Pagi hari itu ngopi. Karena, pagi hari selalu menyimpan cerita tersendiri. Ia datang membawa harapan, semangat baru, dan kesempatan untuk...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.