• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 8 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Menyikapi Perbedaan Tafsirul Quran

Oleh Eneng Susanti
7 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Republika

Foto: Republika

2
BAGIKAN

Oleh: Eneng Susanti

(Alumni STAI DR KHEZ Muttaqien Purwakarta)

ALQURAN merupakan kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya. Kitab ini berisi pesan. Petunjuk dari Allah sebagai pedoman bagi hidup manusia.

Agar dapat mengetahui petunjuk tersebut, manusia haruslah membaca serta memahami isinya. Walaupun Alquran (mushaf) itu tertulis dalam bahasa Arab, tetapi bukan berarti petunjuk dalam Alquran tersebut hanya diperuntukan bagi sebagian golongan umat atau satu bangsa saja. Islam merupakan rahmatan lil alamin, jadi kitab suci Alquran pun diperuntukan bagi seluruh umat manusia. Tetapi, dalam kenyataannya ada manusia yang merima, ada pula yang menolak kebenaran Alquran tersebut.

ArtikelTerkait

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Hal itu tidak hanya terjadi pada masa sekarang saja, tetapi pada masa nabi pun hal itu sudah terjadi. Dan salah satu alasan mengapa Alquran dibahasakan dengan bahasa Arab adalah agar manusia dapat mudah memahaminya sekaligus sebagai tantangan dan pembuktian bagi kaum yang menolak kebenarannya bahwa Alquran adalah sungguh merupakan kalamullah yang tidak ada satu manusia pun yang dapat membuat tandingannya.

Alasan mengapa Alquran dibahasakan dengan bahasa Arab sangatlah tepat dan rasional, sebab Alquran diturunkan sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW  yang notabene adalah orang Arab. Maka, seyogyanya sebuah pesan, wahyu yang berupa perkataan tuhan itu pun  dikomunikasikan dengan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh penerimanya. Sehingga kemudian dengan bahasa tersebut lah pesan tadi dikomunikasikan kembali oleh si penerima kepada orang lain (disebarluaskan).

Sehubungan bahwa Alquranbukan hanya diperuntukan bagi bangsa arab atau satu golongan saja, apalagi seiring dengan berjalannya waktu, sejarah mencatat bahwa ajaran islam telah tersebar ke berbagai belahan dunia, maka hal ini tentu menunjukan bahwa Alquranbeserta pesan didalamnya pun telah ikut tersebar ke berbagai bangsa dan berbagai golongan umat manusia. Ketika hal ini terjadi, maka ada sebuah permasalahan yang muncul, yaitu mengenai perbedaan dalam memahami isi atau pesan yang terdapat dalam Alquran. Hal ini pulalah yang kemudian memicu lahirnya berbagai karya-karya tafsirul quran. Tafsir Alquran merupakan sebuah usaha yang dilakukan manusia dalam hal pengambilan makna untuk dapat memahami isi atau pesan di dalam Alquransecara benar melalui berbagai metodologi sesuai kadar kemampuannya.

Ada berbagai metode yang digunakan para muffasir dalam menafsirkan al qur’an, antara lain tafsir bil ma’tsur (bil riwayat) dan tafsir bil ra’yun. Sedangkan pada perkembangannya, metodologi tafsir dipengaruhi pula oleh berbagai hal.

Tafsir bil riwayah sangatlah memperhatikan aspek kehati-hatian dan ketelitian sehingga tafsir ayat-ayatnya pun banyak yang diambil dari hadis yang dapat dipertanggungjawabkan riwayatnya  (sanad dan rawinya jelas). Tafsir bil riwayat juga banyak mengkaitkan ayat dengan asbabun nuzul-nya. Sebab wahyu, seyogyanya sebuah pesan, tidak lah serta merta turun atau diberikan tanpa alasan tertentu yang melatarbelakanginya. Walaupun sampai saat ini, belum dapat diketahui dengan pasti asbabun nuzul dari beberapa ayat Alquran ataupun jawaban untuk pertanyaan apakah semua ayat turun berdasarkan asbabun nuzul tertentu atau tidak. Namun, pada masa sekarang, asbabun nuzul sering diartikan dengan kata ‘konteks’. Untuk dapat memahami pesan yang terkandung atau maksud dari kalamullah yang termaktub dalam Alquran(tekstual), tentu diperlukan kajian terhadap konteks tersebut terlebih dahulu.

Pada perkembangannya, perbedaan pun muncul ketika memahami konteks tersebut. Perpedaan pemahaman ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama faktor subjektivitas. Karena, Alquran ditafsir oleh seorang muffasir yang notabene adalah manusia. Seperti yang diketahui bahwa setiap orang (muffasir) tentu memiliki latar belakang kehidupan dan pengetahuan yang berbeda-beda serta tidak lepas dari sifat alami manusia yang memiliki berbagai keterbatasan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya karya-karya tafsir dengan berbagai tema, aliran, metode, dan lain-lain yang notabene menunjukan isi pemikiran para muffasirnya.

Banyaknya karya-karya tafsir yang ada baik itu yang klasik maupun kontemporer yang jelas menunjukan adanya perbedaan pemikiran dalam memahami makna dan pesan dalam Alquran, tetapi perbedaan tersebut justru menjadi kekayaan tersendiri bagi khsanah keislaman. Tafsir Alquran kemudian muncul bukan hanya sebagai produk yaitu karya-karya berupa kitab, tetapi juga melahirkan berbagai pemikiran baru dan perkembangan dalam hal metodologinya.

Meski demikian, kajian tafsirul quran pada akhirnya tidak hanya berfokus pada literatur, melainkan pula pada pengembangan ilmu pengetahuan. Tepapi, yang paling utama adalah mengenai pemahaman terhadap ‘pesan’ Allah di dalam Alquran. Karena, pemahaman inilah yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi manusia dalam menjalani kehidupannya. Bukan hanya berkaitan dengan aspek ibadah, istinbad hukum dan lain-lain, tetapi juga mengarah pada prilaku keagamaannya dalam kehidupan sehari-hari. Prilaku inilah yang pada hakikatnya paling dipengaruhi oleh pemahaman tadi. Sehingga, tidak heran bahwa banyak ditemui di kehidupan masyarakat mengenai adanya perbedaan dalam tata cara ibadah maupun kebiasaan.

Alquran memang multitafsir, tetapi perbedaan yang ada seyogyanya tidak menjadi alasan untuk saling menyalahkan ataupun memaksakan kebenaran pihak yang satu terhadap pihak yang lainnya. Sebab, masing-masing pihak tentu memiliki landasan atas apa yang diyakininya sebagai kebenaran. Kebenaran Alquran adalah mutlak, sedangkan kebenaran tafsir itu nisbi atau relatif, maka pihak manapun haruslah berpegang pada yang mutlak yaitu Alqurandan bukanya memaksakan yang nisbi menjadi mutlak.

Pada intinya, tafsirul quran menjadi sebuah usaha yang dilakukan manusia agar dapat lebih memahami kebenaran dan berpegang teguh terhadap keyakinannya tersebut. Sebagaimana kandungan Alquranyang berisi ajaran ketauhidan, maka tafsirul quran pun diharapkan mampu menghantarkan manusia kepada ketauhidan dan dapat lebih menguatkan keimaman manusia kepada allah SWT. []

Tags: alquranTafsirTafsirul quran
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Mengapa Dianjurkan Shalat Gerhana?

Next Post

Bolehkan Bicara Saat Makan?

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Suara

Suara-suara Aneh di Malam Hari, Abaikan Saja

Oleh Dini Koswarini
7 Juli 2025
0

Keluhan

Jangan Penuhi Hidupmu dengan Keluhan

Oleh Haura Nurbani
7 Juli 2025
0

Rahmat Allah, Kebaikan, Prinsip

7 Prinsip Utama dalam Kehidupan Seorang Muslim

Oleh Haura Nurbani
7 Juli 2025
0

Air, Keistimewaan Air Zamzam, Air Garam

Wah, Ternyata Ini Manfaat Minum Air Garam Sebelum Tidur!

Oleh Dini Koswarini
7 Juli 2025
0

rumah, mudik

7 Ciri-ciri Rumah Tangga yang Disukai Setan

Oleh Yudi
7 Juli 2025
0

Terpopuler

Yang Tidak Disukai oleh Istri dari Suami ketika Jima

Oleh Saad Saefullah
6 Juli 2025
0
Jima, Suami

Jima menjadi sarana memperkuat cinta, kasih sayang, dan keharmonisan rumah tangga.

Lihat LebihDetails

Wah, Ternyata Ini Manfaat Minum Air Garam Sebelum Tidur!

Oleh Dini Koswarini
7 Juli 2025
0
Air, Keistimewaan Air Zamzam, Air Garam

Berikut adalah manfaat minum air garam (garam laut alami atau himalaya, bukan garam meja berlebihan) sebelum tidur, jika dikonsumsi dengan...

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Orang yang Suka Mengeluh, Apa?

Oleh Dini Koswarini
7 Juli 2025
0
Brain fog, Ciri Orang yang Suka Mengeluh

Berikut adalah ciri-ciri orang yang suka mengeluh, baik secara sikap maupun cara berbicara.

Lihat LebihDetails

Amalan Unggulan, Amalan Rahasia, dan Amalan yang Terus-Menerus

Oleh Haura Nurbani
6 Juli 2025
0
Tajwid, Surat Al-Baqarah, Amalan

Amalan terbaik bukanlah yang paling banyak disaksikan manusia, tapi yang paling dicintai oleh Allah.

Lihat LebihDetails

10 Akibat Makan Uang Haram

Oleh Haura Nurbani
3 Juli 2025
0
Pekerjaan Haram, Uang Haram

Harta atau uang haram bukan hanya menodai jiwa, tapi juga membawa kerusakan yang luas, baik di dunia maupun di akhirat.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.